Sunday, 28 June 2015

ZAKARIYA MALAHIFJI: JABHAH SYAMIYYAH KEKUATAN REVOLUSIONER ALEPPO”



Sekutu-Sekutu Al-Qa’idah Di Syam (Bahagian 2)

Di bawah ini adalah transkrip dari pidato ketua bidang politik dan media Jabhah Syamiyyah –Zakariya Malahifji- dalam konferensi yang diselenggarakan oleh “Kekuatan Revolusioner Aleppo”, di Turki, 1 Maret 2015.:


Dia mengatakan “Merespon pada permintaan revolusionis dan desakan tuntutan masa Revolusi di Aleppo terkait penggabungan  dan organisasi, untuk menghadapi agresi tiran atas nama Jabhah Syamiyyah, sebelumnya saya ingin menegaskan beberapa prinsip,”.

“Pertama, Jabhah Syamiyyah adalah bagian dari revolusi besar Suriah yang kekuatannya harus disatukan untuk mencapai kemenangan. Persatuan adalah satu satunya cara menuju kemenangan. Perpecahan selalu menyenangkan keinginan rezim yang jahat,”.

“Kedua, Jabhah Syamiyyah adalah faksi yang mewakili Suriah dan rakyat Suriah.  Mengingat  Suriah adalah  milik seluruh orang Suriah . Pembebasan Negara Suriah dan rakyat Suriah dari penjajahan Iran dan menjatuhkan rezim Asad adalah tujuan utama kami untuk menghentikan penindasan dan membangun negara yang bebas,”.

“Ketiga, kami mempertimbangkan identitas nasional Suriah menjadi identitas seluruh komponen rakyat Suriah, Arab, Kurdi, Turkmenis, Circassian, Assiria, Syiriak, termassuk pula komponen komponen agama lainnya,”.

“Keempat,  Suriah dengan pengakuan batas geografis internasional saat ini adalah Negara untuk seluruh orang Suriah. Front ini menolak pembagian atau pembentukan baru bagi Suriah menurut agenda atau ambisi  faksi, politik ataupun partisan,”.

“Kelima, seluruh dunia tahu bahwa rezim Suriah telah dan terus mendukung terorisme terburuk di kawasan ini, juga melatih dan mengatur geng teroris, dan mereka menjalakan operasi teroris dan pembunuhan di semua negara yang berdekatan. Rezim ini sekarang minta bantuan dan menggunakannya untuk berperang melawan revolusi rakyat Suriah.”

“Keenam, telah jelas bagi kita semua bahwa revolusi Suriah menghadapi koalisi dari rezim teroris paling arogan di kawasan ini. Koalisi ini dipimpin Iran, yang telah menduduki beberapa wilayah di Suriah. Pada saat yang sama komunitas dunia dan organisasi dunia telah meninggalkan tanggung jawab mereka untuk melaksanakan tanggung jawab moral maupun legal, untuk menghentikan pembunuhan masal rakyat Suriah yang telah berlangsung selama empat tahun. Mereka tidak melindungi ketentraman rakyat sipil yang hilang dalam sejumlah protes yang berlangsung sepanjang tahun awal revolusi,”.

“Ketujuh, Jabhah Syamiyyah mengucapkan terimakasih kepada saudara dan teman-teman rakyat Suriah terutama Turki, Saudi Arabia dan Qatar juga negara-negara lainnya sekaligus meminta pendirian yang tegas dari mereka semua untuk menyelamatkan rakyat Suriah dari penjajahan Iran dan gengnya serta kejahatan rezim,”.

“Kedelapan, Jabhah Syamiyyah meyakini bahwa Proposal Demistora tidak memberikan rencana maupun dokumen tertulis bagi penyelesaian politik di Suriah, ia malah mengusulkan genjatan senjata di Aleppo untuk menyelamatkan rezim dari kekalahannya yang berkepanjangan dan memberi kesempatan pada rezim ini untuk membasmi Douma, Daraa dan kawasan lain di Suriah. Demistora hanya ingin melangkahi keputusan Konferensi Jenewa I dan II tentang Suriah dimana para revolusionis telah menyetujui untuk mengatasi kondisi yang memutuskan bahwa adanya perubahan pada rezim yang jahat dan transisi untuk Suriah yang bebas dan merdeka. Wahai saudaraku, hal ini menegaskan pada kita akan pentingnya menyatukan semua sudut pandang terhadap proposal Demistora dan lainnya, jangan terpecah belah, karena ini adalah tanggung jawab kita semua sebelum tertumpahnya darah para pejuang dan rakyat dalam revolusi Suriah,”.

“Kesembilan, Jabhah Syammiyyah meminta pengerahan upaya yang sungguh-sungguh untuk mencegah penyelesaian dengan senjata dalam berbagai bentrokan revolusionis. Bentrokan yang terakhir adalah yang terjadi di Aleppo, yang membutuhkan pengadilan independen untuk menyelesaikan perkara tersebut secara benar dan mencegah pertumpahan darah yang menguntungkan bagi rezim,”.

Kesepuluh, kami berterima kasih pada saudara-saudara yang ikut serta dan kami kepada saudara-saudara di Koalisi Nasional Suriah dan pemerintahan sementara Suriah. Kami meminta semuanya untuk melanjutkan dukungan yang tetap dan terarah untuk revolusionis di Aleppo dan untuk bekerja terus menerus dengan persekutuan dan perkawanan dengan rakyat Suriah sehingga tidak menghentikan atau mengurangi dukungan tersebut, dengan demikian konfrontasi dengan mesin jahat ini bisa terus berlanjut. Kami juga menegaskan kembali kepada rakyat kami bahwa kami akan terus mendukung dengan bantuan Allah untuk mendapat syahid atau meraih kemenangan. Akhirnya kami menghormati pertemuan ini yang mana kami harap akan menjadi front penyatuan untuk revolusi meliputi seluruh kota di Aleppo dan sekitarnya, seluruh tanah Suriah, untuknya ada kenyataan pasti, bahwa jika kita bersatu, rezim akan tumbang. Dan akhirnya kami berterima kasih pada anda semua,”.

Itulah kata kata akhir orang fasik. Jadi, menurut sekutu Al-Qaidah di Suriah ini, tidak ada perbedaan antara muslim, kristen, nushairi, rafidhi, druzi dan ismaili. Suriah adalah negeri untuk mereka semua! Menurut sekutu Al-Qaidah Suriah, Komisi Nasional Suriah, pemerintah sementara Suriah dan rezim Turki, al- Saud, dan Qatar adalah saudara muslim mereka! Menurut persekutuan Al-qaidah Suriah, lebih penting untuk bersatu dengan nasionalisme dan revolusi daripada berpecah demi tauhid dan kebenaran! Dan mereka membuat penyataan fasik sambil berdiri dibawah bendera nasionalis jahiliyyah, bendera dua salibis, Sykes dan Picot!

Pertanyaan setiap pengikut jihad harusnya adalah: Mengapa kepemimpinan Jabhah Jaulani bersekutu dengan faksi ini melawan Daulah Islam? Landasan apa yang mendasari ini, melibatkan diri dalam operasi dan bersekutu dengan faksi terburuk ini melawan Daulah Islam? Landasan apa yang mendasari ini, bekerjasama dan berkoordinasi dengan faksi buruk melawan Daulah Islam? Mengapa faksi yang secara terbuka membuat pernyataan nasionalime jahiliyah secara terang-terangan -bahkan banyak  peryataan kufr- Jabhah Jaulani terus mengabaikan kesalahan ini dan tidak mencela mereka secara terbuka (bahkan kadang membelanya!) dan malahan menjuruskan medianya untuk mengkampanyekan perlawanan terhadap Daulah Islam? Apakah kesalahan dari nasionalis ini tidak jelas terlihat dibandingkan dengan tuduhan ‘kesalahan’ Daulah Islam!

Akhirnya, apa perbedaan nyata antara gerakan Hazm dan front revolusi Suriah (bekas sekutu Jabhah Jaulani) dan antara tentara “mujahidin”, ”Zanki”, ”fastaqim Kama Umirt”, dan faksi-faksi lain dari front ‘islam’? Hanya ada perbedaan yang amat tipis sekali antara Mursi dan Sisi, sementara keduanya memerintah dengan undang-udang thaghut dan keduanya berkampanye melawan mujahidin Sinai?

Jabhah Jaulani akan merasakan akibat dari pengkhianatannya terhadap muhajirin dan ansar Daulah Islam, ini akan berujung pada pengkhianatan Shahawat terhadap Jabhah Jaulani, dan hal itu sudah dimulai..










No comments:

Post a Comment