Saturday, 29 August 2015

BAYAN UTSMAN GHAZI, AMIR HARAKAH ISLAMIYYAH UZBEKISTAN



BAYAN AMIR HARAKAH ISLAMIYYAH UZBEKISTAN – MULA UMAR TELAH HILANG SEJAK 12 TAHUN

Utsman Ghazi, Amir Harakah Islamiyyah Uzbekistan

[Alih Bahasa: Usdul Wagha]

بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji bagi Allah yang telah memerintahkan kita untuk berkata benar di setiap keadaan, shalawat serta salam atas Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang telah mengajarkan kita supaya menjadi orang-orang yang jujur.


Assalamu ‘alaikum ya ikhwatal Islam, wahai Mujahidin yang mulia yang telah melakukan jihad di jalan Allah di setiap penjuru negeri.


Segala puji bagi Allah, hari ini kaum muslimin telah tersadar untuk bangun di atas aqidah shahihah di setiap penjuru alam, dan bangun dari belenggu yang mengikat di leher mereka sejak dua abad yang lalu. Dan sungguh kami telah menyaksikan kebahagiaan ini di negeri di belakang sungai[1], Khurasan, Jazirah Arab, Iraq dan Syam, dan negeri lainnya termasuk negeri-negeri utara Afrika, Kaukasus, Somalia, Mali, Nigeria dan Balkan, ditambah di dua benua Eropa dan Amerika juga negeri-negeri lain di penjuru dunia. Dan kami juga sangat bahagia dengan kabar tegaknya Khilafah Islamiyyah di negeri Syam dan Iraq dan penunjukan saudara kami Abu Bakr Al-Baghdadi sebagai Khalifah umat Islam.


Dengan pertolongan Allah, aku ingin menjelaskan di sini tentang kenyataan penting bagi umat Islam yang tidak bisa dilakukan oleh sejumlah kaum muslimin untuk membicarakannya secara terang-terangan atau tidak memperhatikan hal ini. Dan aku ingin menekankan bahwa Harakat Islamiyyah Uzbekistan bukanlah baru mengetahui hal ini belakangan, namun telah mengetahui sejak waktu yang lama dan kami menunggu waktu yang tepat sambil berharap agar orang yang lebih berhak untuk mengatakan kenyataan ini, namun kami bersedih ternyata mereka tidak mengumumkan hal ini secara resmi.


Karena itu, hari ini aku ingin membuat ketetapan untuk mengumumkan hakikat besar dan penting ini kepada kaum muslimin, karena Allah yang Maha Bijaksana telah memerintahkan kaum mukminin dengan firman-Nya:


يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا -70- يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما 71 (الأحزاب 70-71)


“Wahai orang-oran yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar (70) niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung” [Al-Ahzab: 70-71].


Kenyataan yang amat penting bagi umat hari ini – tentang hakikat keadaan Amirul mukminin Mula Muhammad Umar. Kaum Muslimin wajib untuk tidak hidup di bawah politik dusta dan khayalan. Apabila kita ingin untuk hidup sesuai syariat Islam maka kita wajib untuk berhenti dari kebohongan atas diri kita, karena ini menyelisihi syariat Rabbaniyyah kita.


Telah berlalu lebih dari 12 tahun sejak jatuhnya Imarah Islam Afghanistan (IIA) dan dengan memuji Allah dan karena karunianya Harakah Islamiyyah Uzbekistan tetap berjihad melawan Salibis di sejumlah wilayah di Afghanistan, dimulai dari perang Qal’i Jangi dan Syahikot, alhamdulillah. Dan orang-orang yang dahulu masih kanak-kanak di zaman IIA kini telah menjadi pemuda mujahid yang kuat dan mereka melanjutkan dalam revolusi dan jihad yang telah dirintis oleh guru mereka Asy-Syahid – kama nahsabuhu – Muhammad Thahir ‘Faruq’ rahimahullah. Dan kami mengharap kepada Allah untuk meridhoi para mujahid kami dan menerima pengorbanan mereka di masa waktu-waktu sulit itu.


Kami sangat merasa bersedih, di mana sejak tiga belas tahun kami tidak bisa menemukan amir yang kami cintai Mula Muhammad Umar, orang yang telah berkorban untuk pemerintahannya dan imarahnya untuk menjaga kemurnian Islam dengan perkataannya “Sekali-kali aku tidak akan menyerahkan seorang muslim pun kepada orang kafir!”. Dan walaupun dalam rentang tahun-tahun ini kami telah melakukan segala upaya yang kami bisa untuk mencarinya, namun harapan kami semakin hari semakin berubah menjadi khayalan, dan orang-orang yang mengatakan bahwa “Mula Shahib masih hidup” sama sekali tidak memberikan bukti kuat tentang itu.


Sesungguhnya orang-orang yang memiliki informasi tentang kenyataan telah menyembunyikannya, dan hingga sekarang mereka telah memberikan kepada umat lebih dari sekali ucapan selamat atau perintah-perintah palsu yang membawa-bawa namanya. Dan dengan pasti, kami para muhajir dari negeri di belakang sungai, di mana amirul mukminin sangat memperhatikan mereka, mencintai dan menghormati mereka, namun kami tidak menerima darinya selain dua surat palsu yang ditulis menggunakan komputer tanpa ada tanda tangannya! Walaupun kami memiliki beberapa bukti nyata bahwa Amirul mukminin telah bersembunyi pada saat jatuhnya Imarah Islam.


Dan dalam rentang tahun-tahun yang lama, kami jama’ah Islam telah melakukan banyak upaya untuk mencarinya, namun kami tidak menemukan jejaknya. Karena itu tidak heran jika banyak kaum awam muslim yang telah berhenti berfikir tentang statusnya. Dan kami bukan hanya tidak mampu untuk menemui Mula Umar, bahkan kami tidak menemukan seorang pun yang bisa mengatakan kepada kami “Aku telah melihatnya!” bahkan kami memiliki informasi bahwa keluarga dan kerabatnya belum pernah melihatnya hingga sekarang, apalagi orang lain!


Hari ini tidak ada tanda-tanda kepemimpinan Mula Muhammad Umar dalam dunia politik atau pada peristiwa-peristiwa penting, atau dalam kesedihan dan kebahagiaan umat. Dan aku menganggap ini adalah pengkhianatan atas kepribadiannya untuk tetap mengatakan bahwa “Amirul Mukminin masih hidup dan tetap bekerja” dalam keadaan seperti ini. Karena kami – alhamdulillah – sangat mengetahui bagaimana Imarah Islam ketika kami hidup dan menikmati di dalamnya sepanjang tahun-tahun itu dan kami tahu kepribadian Mula Umar dengan baik.


Dia adalah sosok lelaki agung di saat umat dalam keadaan lalai, dan dia telah bertempur seorang diri dan dalam waktu singkat berhasil menegakkan Daulah Islamiyyah yang tidak ada bandingnya pada masa-masa itu, dia adalah amir yang sangat rindu kesyahidan. Sehingga tidak bisa diterima secara akal dan tulisan jika dia sekarang sedang duduk di tempat tertentu bersembunyi dari orang-orang kafir, atau bahkan dari keadan Umat Islam, dia sama sekali tidak akan menerima bagi dirinya keadaan pengecut seperti ini.


Diriwayatkankan oleh Abu Maryam Al-Juhani bahwa dia mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang Allah kuasakan atasnya urusan kaum muslimin kemudian dia menutup diri dari kebutuhan mereka dan kefakiran mereka, maka Allah akan menutup darinya dari kebutuhannya, kemiskinannya dan kefakirannya pada hari kiamat”[2]. Dan dalam atsar yang lain beliau bersabda: “Barangsiapa yang dikuasakan terhadap urusan manusia kemudian dia menutup pintunya dari orang-orang miskin, orang yang terdzalimi dan orang yang memiliki kebutuhan, maka Allah akan menutup pintu rahmat dari hajat dan kefakirannya di saat dia sangat fakir”.


Bersembunyi selama bertahun-tahun lamanya adalah perbuatan pengkhiatan dan pengecut yang tidak diterima udzurnya, dan segala puji bagi Allah yang menjaga para amir kami dari perbuatan khianat seperti ini, sedangkan para amir kami ketika sedang bekerja mereka akan menemui keluarga mereka setiap hari dan di sana dia akan menunggu di barisan menerima para tamu.


Sesungguhnya kisah khayalan rendahan ini adalah sesuatu yang tidak mungkin bagi seseorang untuk membayangkan itu terjadi pada dirinya, apalagi terhadap Amirul Mukminin?! Apabila orang ini masih hidup maka tidak akan terjadi kekosongan politik dalam urusan umat dan tidak akan memejamkan matanya dari kejadian kejadian penting. Dan bagaimana bisa seorang Amir tidak memiliki kantor untuk menerima kaum muslimin padahal dia punya rumah untuk menerima para utusan orang-orang kafir di Qatar?!


“Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya” [Yunus: 82]


Sekarang setelah jelas kenyataannya maka aku tidak akan meminta bukti apa pun dari orang-orang yang mengaku bahwa Mula Muhammad Umar masih hidup. Kami sama sekali tidak akan menerima surat palsu apa pun atau permainan politik! Aku dan kawanku pernah mengunjungi orang ini dan aku mengenalnya dengan baik. Karena itu aku tidak akan merubah ketetapanku hingga aku dapat melihatnya wajah dengan wajah! Dan sesuai syariat, kami bersedih bahwa ternyata hukum Amirul mukminin Mula Muhammad Umar adalah seperti hukum orang yang hilang.


Dan berikut ini aku akan paparkan beberapa dalil syar’i bahwa orang yang hilang tidak lah mungkin untuk menjadi Amirul Mukminin.


Sebagaimana yang kalian tahu bahwa di dalam Fiqh Jihad, dalam masalah “Kapan kaum muslimin memiliki hak untuk memilih amir bagi mereka?”

“Di saat seorang amir atau komandan yang telah ditunjuk oleh khalifah tidak hadir atau terbunuh atau tertawan atau tidak mampu, atau tidak bisa muncul karena sebab-sebab lain, maka dalam keadaan ini wajib bagi kaum muslimin untuk memilih seorang amir bagi diri mereka tanpa seizin khalifah”.


Hujjahnya: Ketika dalam perang Mu’tah, setelah syahidnya tiga komandan yang telah dipilih oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, kaum muslimin tanpa mendapat izin dari beliau telah menjadikan Khalid ibn Al-Walid sebagai amir mereka dan Nabi shallallahu alaihi wa sallam ridha dengan perbuatan ini.


Dan jikalau di saat kaum muslimin memiliki khalifah mereka boleh untuk memilih seorang amir tanpa seizin darinya, lalu bagaimana jika keadaan yang sama ini terjadi atas pemimpin terbesar, maka tentu kewajiban atas mereka untuk melakukan hal itu lebih ditekankan lagi”.


Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

“Sesungguhnya di antara kewajiban terpenting di dalam dien adalah memilih imam, karena tanpanya tidak akan tegak dien dan dunia, karena manusia butuh untuk berada di dalam jama’ah, dan apabila ada jama’ah maka dia wajib memiliki kepala, sampai-sampai Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda; “Tidak halal bagi tiga orang yang berada di dalam safar kecuali jika mereka menjadikan salah satunya sebagai pemimpin”. [Diriwayatkan oleh Abu Dawud].


Dan aku katakan kepada para suadaraku kaum Anshar mujahidin di Afghanistan, wahai para mujahidin, wahai para ksatria medan perang, janganlah kalian tertipu dengan permainan politik, karena beberapa orang telah memanfaatkan nama Mula Muhammad Umar dan amal kalian untuk kepentingan pemerintah kafir Pakistan dengan mengeluarkan berbagai mandat atas nama Amirul Mukminin.


Wajib kalian tahu bahwa Amirul Mukminin bukanlah sosok pemimpin pengecut yang takut mati di medan laga sebagaimana yang diperlihatkan sebagian orang! Wajib bagi kita untuk tidak berprasangka kepada para guru kita dengan persangkaan yang kita tidak suka terhadap diri kita! Kita sama sekali tidak akan lupa dengan amal-amal mulianya yang telah dipersembahkan untuk umat Islam dan kita mendoakannya, kita katakan jika dia memang telah syahid maka semoga Allah menerimanya dan jika dia tertawan semoga Allah menyelamatkannya.


Segala puji bagi Allah, sesungguhnya Allah telah membuka mata kita dengan sejumlah kejadian selama jihad kita di Pakistan. Sungguh kita telah melihat berbagai konspirasi dari pemerintahan kafir ini untuk menipu para mujahidin, dan hal itu memainkan peranan utama dalam meruntuhkan Imarah Islam. Kita dalam keadaan sadar dengan konspirasi mereka untuk membeli para ulama. Jangan biarkan harta haram yang telah diambil dengan darah kaum muslimin menipu kalian, hati-hatilah dari bekerja sebagai tentara para pengkhianat!


Allah Ta’ala berfirman: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan jadilah bersama orang-orang yang jujur”. [Al-Baqarah: 119].


Dan telah diketahui oleh semua, ketika kafir internasional menyerang Imarah Islam dia berkata: “Pemerintahan negara tetangga mana saja yang membantu Amerika dalam perang ini, maka kita akan kobarkan perang melawannya!” jika dia tidak dalam keadaan absen tentu telah membantu jihad melawan Pakistan, bahkan berada di garis terdepan dalam jihad ini.


Jika dia tidak dalam keadaan absen, tentu dia tidak akan meninggalkan teman mulianya Muhammad Thahir “Faruq” dan para muhajirin yang berada di bawah komandonya dan tidak akan meninggalkannya tanpa pertolongan. Mula Muhammad Umar adalah orang yang percaya kepada para mujahidin Harakah Islamiyyah Uzbekistan, karena itu dia memilih Asy-Syahid – kama nahsabuhu – Jumu’ah Bai Namnaghani, yang ketika itu sebagai komandan Harakah Islamiyyah Uzbekistan sebagai komandan bagi setiap muhajirin mujahidin, orang-orang Arab dan ‘Ajam yang bertempur di Afghanistan.


Jika beliau tidak dalam keadaan absen tentu tidak akan diam di saat orang-orang kafir menyebarkan serial gambar-gambar dan film yang menghina Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.


Jika beliau tidak dalam keadaan absen tentu tidak akan diam ketika orang-orang awam Afghan membakar al-Quran kalamullah.


Jika beliau tidak dalam keadaan absen tentu tidak akan tinggal diam ketika terjadi traged seperti peristiwa Masjid Merah, di mana ribuan kaum muslimah gugur syahid.


Jika beliau tidak dalam keadaan absen tentu telah melarang mereka yang bekerja atas nama apa yang disebut Komisi Syura Kuwait, dari menyelasikan masalah umat Islam dengan hukum syariat, di mana mereka berhijrah untuk hidup di bawah hukum Rabbani.


Jika beliau tidak dalam keadaan absen tentu beliau tidak akan tinggal diam di saat Daulah Islamiyyah di Iraq dan Syam dideklarasikan hingga kemudian menjadi Khilafah Islamiyyah.


contohnya Mula Abdus Salam Dha’ef – yang telah berperang bersama Mula Muhammad Umar melawan Uni Soviet, dan bekerja sebagai wakil menteri pertahanan dan menteri pembangunan ringan dan berat di era Imarah Islam, dan hanya dia satu-satunya duta besar Amirul Mukminin di luar negeri di saat-saat terakhir Imarah Islam – telah berusaha berkali-kali untuk menemui Amirul Mukminin ketika dia menjabat sebagai duta besar Imarah di Islamabad, Pakistan. Abdus Salam Dha’ef tidak hanya gagal untuk bertemu dengan Mula Umar, bahkan dia tidak bisa mengetahui tempat keberadaannya dan usahanya terus berlanjut untuk menemukannya hingga dia dikhianati oleh Badan Intelijen Pakistan murtad (ISI/Inter-Services Intelligence) yang kemudian menjualnya ke Salibis Amerika. [Abdussalam Dha’ef / Hayati ma’a Thaliban (Kehidupanku Bersama Thaliban) hal. 161-162].


Aku telah beberapa kali pergi ke Kandahar untuk mengunjungi Mula Umar, dan aku telah melihatnya dan mengetahuinya dengan baik, karena itu aku berbicara dengan yakin sebagaimana orang yang telah bertemu dengan mengenalnya dengan baik.


Dan jama’ah-jama’ah yang telah memberikan bai’at secara absen tidak pernah melihat Mula Umar tidak juga perwakilannya (jika memang mereka mengutus seseorang). Dan sebagai tambahan, berkaitan dengan penerimaan baiat mereka mereka tidak bisa mendapat jawaban yang bisa diterima darinya.


Aku katakan kepada mereka yang menipu mujahidin dengan perkataan “Mula Shahib masih hidup” dan bekerja dengan memanfaatkan namanya, “Takutlah kalian kepada Allah! Sesungguhnya Amirul Mukminin bukanlah seorang pengecut seperti kalian yang hidup jauh dari medan perang! Kalian menganggap Mula Umar tidak memiliki ghirah dan keberanian layaknya mujahidin yang sederhana? Bukankah dia memiliki hak-hak dan ketulusan sebagaimana muslim yang sederhana? Sesungguhnya dia bukan jin atau malaikat yang bekerja tanpa bisa dilihat oleh mata!


Sampai kapan kalian akan menganggap pemimpin kami sebagai pengecut? Bukankah menjadikan orang lain untuk taat kepada seorang amir yang tidak ada wujudnya adalah kedustaan paling besar yang tidak dapat diterima di dalam Islam?!


Kalian mengetahui kenyataan ini lebih dari aku, setelah jatuhnya Imarah dia tidak menunjuk seorang pun untuk menduduki jabatan dalam administrasi tidak juga orang-orang itu yang dahulu bertanggung jawab atas urusan publik sebelum jatuhnya Imarah untuk melanjutkan pekerjaan mereka, karena memang mustahil melakukan itu.


Hingga kapan kalian akan menipu umat? Hingga kapan kalian akan memperlihatkan kebenaran sebagai kebatilan? Apakah mungkin kembali merintis Imarah lewat berbagai pengakuan palsu dan sarana tidak sesuai syariat? Ya, mungkin Afghanistan akan kembali dikuasai, tapi kapankah dia akan memerdekakan dirinya dari utusan-utusan thaghut Pakistan? Katakanlah yang sebenarnya, jangan kalian anggap para mujahidin yang telah berkorban dengan harta dan nyawa mereka seperti orang-orang dungu! Dan berhentilah dari provokasi ini!


“Dan janganlah kalian campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan kalian sembunyikan kebenaran padahal kalian mengetahui” [Al-Baqarah: 42]


Dan aku katakan kepada Amerika dan ekor-ekornya; Hai orang-orang kafir, kalian tidak akan menipu mujahidin dengan politik kalian yang kotor dan dibangun di atas ideologi kotor, insya Allah! Dan janganlah kalian beruasaha untuk menipu kami esok hari dengan sandiwara kalian seperti “Kami telah membunuh Mula Umar” sebagaimana yang kalian lakukan dengan sombong “Kami telah membunuh Usamah bin Laden” dan bisa jadi kali ini kalian akan membuangnya ke laut “sesuai dengan syariat Islam” sebagaiamana yang dikira Obama! Dan pada tahun yang sama setelah beberapa bulan dari sandiwara kalian sekitar kisah jadi-jadian tentang Usamah bin Laden, antek kalian Hamid Karzai akan merilis keterangan yang di dalamnya disebutkan “Kami telah membunuh Mula Umar” dan berusaha memperlihatkan beberapa gambar tubuh orang asing. Akan tetapi ini semua tidak akan dianggap serius.


“Sungguh, mereka (orang kafir) merencanakan tipu daya, dan Aku pun membuat rencana (tipu daya). Karena itu berilah penangguhan kepada orang-orang kafir. Berilah mereka kesempatan untuk sementara waktu” [Ath-Thariq: 15-17].


Biarkanlah hari ini umat semuanya tahu akan hakikat yang terjadi! Sebagaimana wajib bagi kalian untuk tidak berprasangka buruk terhadap para komandan umat Islam yang sesungguhnya! Kita tidak pernah dan tidak akan pernah memiliki komandan yang bersembunyi (dari golongan jin atau malaikat). Siapa yang ingin melihat pemimpin kami maka itu mungkin baginya. Sesungguhnya para pemimpin, para da’i, dan pembesar umar tidak hidup di dalam gua-gua yang jauh dari para mujahid mereka! Dan kita, teladan kita, Nabi shallallahu alaihi wa sallam, para shahabat dan salafus shalih umat ini, para guru kita di zaman ini seperti Abdullah Azzam, Mula Muhammad Umar, Usamah bin Laden, Muhammad Thahir Faruq, Qomandan Jumu’ah Bay, Amir Khaththab, Syamil Basayev, Qomandan Dadullah, Abu Mush’ab Az-Zarqawi dan Amir Baitullah tidak mengajarkan kita untuk hidup bersembunyi dari umat, akan tetapi mereka hidup sebagai penebus dien mereka dan memperlihatkan kepada kita untuk menjaga inti dien kita dan perbuatan mereka sesuai dengan perkataan mereka. Kami berharap kepada Allah untuk meridhoi mereka semua.


Kita para pembaharu jihad di zaman kita, dan kita menulis sejarah para lelaki dengan darah-darah kita, karena itu kami meminta janganlah kalian melumuri sejarah kita yang gemilang dengan politik yang busuk!


Kami berharap kepada Allah agar kita mampu berbicara yang haq secara terang-terangan dan meneguhkan kaki kita semua dan supaya kita tidak takut dari celaan orang-orang yang suka mencela di jalan Allah.



والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudara kalian

Utsman Ghazi

Al-Harakah Al-Islamiyyah li Uzbakistan

Arabic version: here | English version: here

[1] Ma wara`a an-nahr (apa yang dibelakang sungai) adalah negeri-negeri yang berada di belakang sungai Oxus, hingga permulaan abad 20 Eropa menyebutnya Transoxania, yang merupakan bahasa latin yang berarti ‘Apa yang ada di belakang sungai Oxus’. Wilayah ini sekarang mencakup Afghanistan dan sebagian wilayah Kazakhstan. (pent)

[2] Hadits ini tercantum di dalam kitab Riyadhus Shalihin dengan nama perawi Abu Maryam Al-Azdi radhiyallahu anhu, Nabi bersabda kepada Muawiyah radhiyallahu anhu. Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi. (pent)








No comments:

Post a Comment