Thursday, 2 April 2015

STARTEGI-STARTEGI MEMENANGI PEPERANGAN



MENGAPA DAULAH KHILAFAH TIDAK MELANCARKAN PERANG KE ISRAEL?

Mengapa Daulah Khilafah Tidak Melancarkan Perang Ke Israel?

Oleh : Ustadz M Fachry

Pertanyaan di atas sering dilontarkan bersamaan dengan pertanyaan kapan Daulah Khilafah membebaskan Palestina atau Baitul Maqdis.

Syekh Abu Mush’ab Az-Zarqowiy rahimahullah pernah mengatakan:


“Sesungguhnya kaum Muslimin tidak mungkin bisa mendapatkan kemenangan dan mengalahkan orang-orang kafir harbi dari kalangan Yahudi (termasuk pembebasan Al Quds, Palestina dan menggempur Israel) dan Nasrani, kecuali setelah menghabisi orang-orang kafir terdekat dari kalangan para antek murtad penguasa Arab yang menjadi satpam seluruh perbatasan Israel dan menjual agama mereka untuk mendapatkan kekuasaan dengannya, terutama Rafidlah ( kafir syiah yang menguasai Suriah, Lebanon, Iraq dan Iran juga selanjutnya murtaddin penguasa Yordan, Mesir dan Jazirah ).

Sebagaimana sejarah telah memberikan pelajaran bagi kita bagaimana Baitul Maqdis yang jatuh ke tangan salibis dengan bantuan Syiah Rafidlah ‘Ubaidiyyah ( dalam Perang Salib 1 di bawah komando Richard ) itu tidak bisa direbut kembali kecuali oleh Shalahuddien. Padahal sesungguhnya Nuruddien Mahmud itu adalah lebih dasyat terhadap salibis daripada Shalahuddien, namun Allah Ta’ala mentaqdirkan kemenangan dan pembebasan Baitul Maqdis itu lewat tangan Shalahuddien, tapi kapan?

Setelah memerangi Rafidlah Ubaidiyyah ( yang menjadi satpam pemerintahan salib di Palestina layaknya para penguasa Arab sekarang ) bertahun-tahun dan setelah menghabisi negara mereka secara total serta menjatuhkannya ( dinasti Mamalik Syiah Ubaidiah di Mesir ). Kemudian setelah itu beliau fokus untuk memerangi salibis sampai mencapai kemenangan mutlak atas mereka dan merebut kembali Baitul Maqdis yang telah bertahun-tahun berada dalam genggaman mereka dengan sebab ulah Syiah Rafidlah Pengkhianat.

Ini adalah pelajaran yang penting sekali yang diberikan sejarah kepada kita yang tidak boleh kita lupakan begitu saja. Kita tidak akan mendapatkan kemenangan terhadap orang-orang kafir asli kecuali setelah memerangi orang-orang kafir murtad sekaligus dengan orang-orang kafir asli.

Futuhat ( penaklukan-penaklukan ) yang terlaksana pada masa Khulafa Rasyidin tidak lain adalah setelah membersihkan Jazirah Arab dari kaum murtaddin, oleh sebab itulah orang yang paling dibenci Rafidlah adalah Shalahuddien, di mana mereka tahan terhadap kematian tapi tidak tahan terhadap Shalahuddien!.” ( Hal Ataka Hadits Ar Rafidlah 3 dengan banyak perubahan ).


Strategi inilah yang kini ditempuh oleh Daulah Khilafah untuk menggempur Israel, bukan dengan masuk parlemen syirik ( sebagaimana Hamas ), atau perjuangan damai lewat majelis dajjal PBB, ataupun perjuangan perang nasionalisme Pelestina dengan pengakuan pembagian wilayah dengan Israel ( kecuali jihad defensif bagi penduduk ketika diserang ). Karena Al-Quds hanya akan dibebaskan dengan pedang dan manhaj shohih.

Hal ini sebagaimana harapan dan tekad Amirul Mu’minin, Syekh Abu Umar Al-Baghdady rahimahullah :


“Adapun tentang peranan negara Islam di bumi dua sungai untuk membebaskan Palestina, maka kami berharap kepada Allah, dan juga memohon kepadaNya agar bisa seperti negara yang dipimpin oleh Nuruddin asy-Syahid. Negara itu merupakan batu loncatan untuk mengembalikan ke al-Aqsha kepada pangkuan ummat Islam. Kemudian muridnya, Shalahuddin sang Penakluk berhasil memasuki Palestina di dalam perang Hitthin, sebagaimana al-Faruq Umar bin Khaththab berhasil melakukan hal itu. Maka sesungguhnya kami pun berdo’a kepada Allah, dan bercita-cita untuk menjadikan Negara Islam Iraq sebagai batu loncatan untuk mengembalikan Palestina ke pangkuan ummat Islam.”


Dan juga harapan serta tekad Daulah Khilafah pada saat ini yang termaktub dalam
majalah DABIQ Edisi 2:


“Adapun pembantaian yang terjadi di Gaza terhadap Muslim pria, wanita, dan anak-anak, maka Daulah Islam akan melakukan segala usaha semaksimal mungkin untuk terus menusuk setiap murtad yang berdiri sebagai hambatan jalan menuju Palestina.

Bukan tabiat Daulah Islam untuk berbuat kosong, kata-kata kering, kutukan dan belasungkawa munafik seperti para thaghut Arab yang dilakukan di PBB dan Liga Arab.

Sebaliknya, tindakannya berbicara lebih keras dari kata-kata, dan hanya masalah waktu dan kesabaran sebelum mencapai Palestina dan memerangi Yahudi barbar dan membunuh mereka yang bersembunyi di balik pohon Gharqad.”

Wallahu a’lam bis showab

sumber : al-mustaqbal.net









No comments:

Post a Comment