Laut China Selatan tegang, ini perbandingan kekuatan
China vs AS
Posted by ATJEH
KUTARAJA
Date: June 01, 2015
INTERNASIONAL
Atjehkutaraja.com
– Penerbangan yang dilakukan pesawat pengintai Amerika Serikat membuat
ketegangan di Laut China Selatan kembali meningkat. Dengan kondisi siaga,
militer China
memerintahkan agar pesawat tersebut pergi meninggalkan Laut China Selatan.
Pemerintah China segera menggelar konferensi pers dan
menyebut militer dari negeri Paman Sam tersebut mencoba mengamati kekuatan
militer China
dari dekat. Rusia yang merasa terganggu dengan kehadiran AS di lautan tersebut
turut menerjunkan kapal perangnya.
Lalu, bagaimana
kekuatan militer kedua negara jika terjadi bentrok di Laut China Selatan?
Di atas laut,
kekuatan China bak raksasa
dengan kehadiran kapal induk kelas Kuznetsov yang diberi nama Liaoning . Kapal buatan Uni Soviet ini mampu
mengangkut 30-40 jet tempur dan mulai berdinas di AL
China
sejak 2012 lalu.
Kapal Induk Liaoning diperkuat
dengan mesin berkekuatan 20 ribu tenaga kuda. Saat berlayar, kapal ini bergerak
dengan kecepatan 32 knot atau 59 km per jam dan menempuh perjalanan sejauh 3.850
nautical miles atau 7.130 km.
Untuk mendukung
kekuatan udaranya di kawasan tersebut, Liaoning
dapat mengangkut sejumlah pesawat terbang, khususnya buatan negeri sendiri.
Antara lain 24 unit pesawat tempur Shenyang J-15, 6 unit helikopter Changhe
Z-18, 4 unit helikopter Ka-31, dan 2 unit helikopter Harbin Z-9.
Di samping itu,
China juga memiliki kapal tempur jenis frigat yang jumlahnya mencapai 47 unit,
kapal destroyer 25 unit, dan kapal jenis korvet 23 unit. Sedangkan kapal selam
yang dimiliki China
berjumlah 65 unit. Setengah dari kapal selam tersebut ditugasi untuk mengawasi
laut selatan, termasuk Laut China Selatan.
(merdeka/atjehkutaraja.com)
----------------------------------
Rusia gabung China di Laut China Selatan, dunia bakal
perang nuklir?
Posted by ATJEH
KUTARAJA
Date: June 01, 2015
INTERNASIONAL
Rusia gabung
China di Laut China
Selatan, dunia bakal perang nuklir?
Atjehkutaraja.com
– Wakil Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Antonov dua hari lalu mengatakan
Negeri Beruang Merah itu akan bergabung dengan China dalam latihan militer di Laut
China Selatan.
Menurut Antonov
latihan militer gabungan dengan China
itu akan berlangsung pada Mei 2016 mendatang. Latihan perang itu akan fokus
pada kontra-terorisme dan keamanan di laut, seperti dilansir surat kabar Russian Today, Ahad (31/5).
Antonov juga
menyatakan Rusia khawatir dengan meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan
dan dia menuding Amerika Serikat kian memperburuk situasi. Dia menuturkan
kebijakan Washington selama ini diarahkan buat
menyudutkan Rusia dan China .
“Kami khawatir
dengan kebijakan Amerika di kawasan, terutama sejak belakangan ini makin
menyudutkan Rusia dan China ,”
kata Antonov.
Sebelumnya
Jepang sudah menyatakan akan bergabung dengan latihan militer Amerika-Australia
di kawasan Asia seiring meningkatnya tekanan terhadap China yang
membangun pulau buatan di Laut China Selatan.
Menurut pengamat
dari Institut Politik Ekonomi Amerika Serikat, Paul Craig Roberts, kondisi
makin mencemaskan ini dipicu keinginan Negeri Paman Sam untuk menjadi negara
hegemoni di dunia, seperti dilansir Russian Today, (13/5).
Gedung Putih,
kata pria mantan asisten Departemen Keuangan Amerika itu, berusaha menghadang
pengaruh negara-negara bersenjata nuklir seperti Rusia dan China .
Penulis sejumlah
buku, seperti “How America Was Lost” itu mengatakan, propaganda dan agresi
terang-terangan Amerika makin membuat Rusia dan China
yakin bahwa Washington
menginginkan perang. Kondisi itu juga kian memperkuat hubungan Rusia dan China .
Perayaan
Peringatan Hari Kemenangan Perang Dunia Kedua pada 9 Mei lalu
(merdeka/atjehkutaraja.com)
No comments:
Post a Comment