Friday, 29 January 2016

BAHKAN MEREKALAH TERORIS SESUNGGUHNYA



BAHKAN MEREKALAH TERORIS SESUNGGUHNYA

Oleh: Abu Usamah JR
Editing: Tim Millah Ibrahim


Tatkala umat ini tengah memasuki era akhir zaman yang penuh fitnah, terjadilah seperti apa yang dikabarkan oleh Rasulullah 14 abad yang lalu. Di mana umat ini laksana hidangan makanan di atas nampan yang diperebutkan oleh manusia dari segala penjuru. Mewabahnya penyakit al wahn (cinta dunia takut mati) itulah yang menjadi pangkal datangnya hukuman dari Allah kepada umat ini berupa kondisi tersebut. Izzah umat ini tercabut di hadapan musuh-musuhnya, timbullah keberanian dari kaum kafir untuk memerangi kaum muslimin.

Dan sudah hampir seratus tahun umat ini dalam keadaan demikian, yaitu seumpama hidangan yang menjadi rebutan. Berbagai upaya dilakukan oleh musuh-musuh Islam untuk menghancurkan umat ini. Dan salah satu dari upaya tersebut adalah dirancangnya sebuah makar dengan grand design bernama perang melawan terorisme. Ini grand design yang sepintas cukup cantik dan populer karena yang menjadi target penghancuran adalah pelaku kejahatan bernama teroris. Tapi di balik kemasan indah tersebut tersimpan misi licik yang sesungguhnya, yaitu perang terhadap Islam dan kaum muslimin.

Fakta bahwa isu perang melawan terorisme pada hakikatnya adalah perang terhadap Islam dan kaum muslimin adalah fakta yang tak terbantahkan. Di mana tidak ada satupun kelompok perlawanan bersenjata di dunia ini yang disebut teroris kecuali dia pasti adalah kelompok Islam. Adapun segala bentuk tindakan kriminal dari penyerangan sampai genocide terhadap kaum muslimin oleh kaum kafir tidak pernah disebut tindakan terorisme. Bahkan upaya mempertahankan dan membela diri kaum muslimin dari kejahatan kaum kafir tidak pernah dibenarkan oleh dunia dan akan disebut tindakan terorisme. Inilah wajah sebenarnya dari isu perang melawan terorisme yang hari ini di bawah komando setan besar bernama Amerika Serikat.

Hakikat isu perang melawan teroris adalah perang terhadap kaum muslimin secara nyata juga bisa dilihat di negeri berpenduduk muslim terbesar bernama Indonesia. Tatkala kaum muslimin menjadi korban pembantaian kaum Nasrani seperti di Ambon, Tobelo dan Poso, tidak pernah penguasa kafir negeri ini yang menyebut bahwa itu adalah tindakan terorisme. Namun sebaliknya tatkala kaum muslimin bangkit melawan kedzaliman tersebut, maka dengan sigap aparat kafir negeri ini akan menyebutnya sebagai tindakan terorisme dan menindaknya dengan keras dan sadis. Dan fakta lainnya adalah tidak ada satupun individu atau kelompok di luar Islam yang disebut sebagai teroris.

Inilah sebagian fakta tindakan teror oleh kaum nasrani di indonesia tapi tidak disebut sebagai tindakan terorisme:


1. Pengeboman/peledakan Mall Alam Sutera pada tanggal 9 Juli 2015 dan tanggal 28 Oktober 2015. Pelaku bernama Leopard Wisnu Kumala (29 tahun ), agama Kristen. Bahan peledak Triaceton Triperoxide (TATP), daya kecepatan ledakan 5.400 meter/detik, kategori high explosive. Pelaku meletakkan bom sebanyak empat buah pada bulan juli dan oktober 2015. Korban 1 orang mengalami luka parah. Meskipun faktanya demikian namun karena pelaku bukan seorang muslim maka Polisi tidak menyebutnya sebagai teroris dan tidak dijerat dengan undang-undang anti terorisme.


2.Penyerangan terhadap jama’ah sholat Iedul Fitri di Tolikara, Papua, pada 17 juli 2015 oleh massa kristen GIDI (Gereja Injil Di Indonesia ). Dalam penyerangan tersebut sebuah masjid ludes terbakar, puluhan rumah dan toko milik kaum muslimin turut menjadi korban tindakan teroris tersebut. Penyerangan dipimpin oleh Pendeta Martin Jingga. Namun karena pelakunya adalah massa Kristen maka tidak disebut teroris. Bahkan para pelaku penyerangan yang terluka dan dirawat di Rumah Sakit dikunjungi serta diberi santunan oleh Menteri Sosial dan oleh Gubernur Papua. Sementara itu para pemimpin organisasi penyerangan, yaitu GIDI diundang sebagai tamu kehormatan ke istana negara oleh presiden Jokowi.


3. Penyerangan Mapolsek Sinak, kabupaten Puncak, Papua pada 27 desember 2015. Korban tewas 3 orang anggota polisi, pelaku juga merampas 7 pucuk senjata. Karena diduga kuat pelaku penyerangan adalah OPM (Organisasi Papua Merdeka ) sebuah organisasi sparatis Kristen, maka tidak disebut tindakan terorisme. Bahkan dengan cepat Kapolda Papua menyebut penyerangan tersebut kriminal murni bukan tindakan terorisme dan tidak terkait dengan organisasi teroris.

Bandingkan dengan penangkapan terhadap aktifis Islam di Mojokerto, Solo dan Tasikmalaya pada hari yang hampir bersamaan dengan penyerangan Mapolsek Sinak. Hanya dengan barang bukti pipa paralon dan paku serta merta polisi menetapkan mereka sebagai teroris, hal tersebut dikarenakan para tersangka adalah muslim yang berjenggot dan istrinya mengenakan cadar.

Maka dengan secuil fakta tersebut terungkaplah motif sesungguhnya dari isu perang terhadap teroris yang dikomandani oleh Amerika dan diikuti oleh penguasa kafir dan murtad di dunia ini. Bahwa hakikatnya adalah perang terhadap Islam dan kaum muslimin.

Jika para penguasa kafir dan murtad memiliki definisi sendiri tentang siapa teroris, maka Al-Qur’an juga memiliki definisi tersendiri tentang siapa teroris. Dan sebagai kaum muslimin yang mengaku berpedoman dengan Al-Qur’an,maka petunjuk alqur’an tentang definisi teroris yang kita ikuti adalah definisi alqur’an.

Allah ‘azza wa jalla berfirman,


“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar”. (QS Al-Maidah :33).
  
Kesimpulan dari ayat diatas adalah, bahwa teroris adalah siapa saja yang memerangi Allah dan Rasul-Nya serta membuat kerusakan di muka bumi. Dan bentuk nyata dari memerangi Allah di antaranya adalah:



Bersambung 






No comments:

Post a Comment