Wednesday, 20 January 2016

‘MUSUH AKAN DIUSIR DARI TEMPAT MEREKA MASUK’



Sambungan KE-4 Di Manakah Para Kesatria?


Wahai pahlawan-pahlawan Islam di semua penjuru Irak….

Lihatlah, kekuatan kafir telah membidik kita dari satu arah dan telah menyiapkan jerat-jerat makar dengan bekerjasama dengan kaum pemecah belah dan munafik.

Untuk menghinakan kaum lelaki, memperkosa kesucian wanita, mengkangkangi kehormatan, dan meninggikan Salib di atas tanah kita dan di kolong langit kita. Maka janganlah kalian berkompromi dalam urusan agama kalian. Jangan dengarkan kata-kata manis bernada simpatik yang ingin mengendurkan kalian dari mati syahid atau kemenangan.

Jika dengan tikaman yang kita sarangkan pada musuh kita di sana sini mereka masih juga bersikeras, berkoar dengan penuh kesombongan bak bertempurnya singa, melecehkan masyarakat dan berlaku brutal, lalu bagaimana jika mereka memegang kendali kekuasaan di Irak dan kapal yang ia tunggangi melenggang mulus tanpa terjangan badai ombak?

Sungguh jika musuh kita menang, akan mereka rusak tanaman dan keturunan. Akan menjajah negeri dan tidak menjaga kekerabatan dan janji pada orang beriman, mereka mencari keridhoan kalian dengan mulut mereka padahal hatinya menolak dan mereka akan menimpakan kehidupan pahit kepada kaum muslimin.

“tak ada kata damai sampai kuda terjatuh oleh tombak dan serpihan daging ini ter……….

Maka katakanlah sebagaimana para pahlawan seperti kalian mengatakan, gembirakan selalu diri kalian karena tidur dan terjaga kalian semuanya bernilai pahala, insyaAlloh. Para pahlawan itu mengatakan:

“Dikala para dermawan kikir, maka kami adalah tumbal bagi agama….

Di atas jalan ini para perwira berdendang dengan….

Kata-kata fasih berupa pengorbanan….

Kemenangan bisa diraih dengan darah, tombak dan baju besi….”

Setelah ini seluruh dunia harus tahu bahwa manhaj kami tak kenal keterbudakan dan tak rela dijual belikan di tempat tawar menawar. Dengan pertolongan Alloh kami akan terus berjalan, walaupun jalan ini panjang dan kesukaran semakin berat. Walaupun pengkhianat semakin banyak. Permasalahannya jauh lebih besar lagi, sesungguhnya ini perihal Robb semesta alam, perihal surga Firdaus.

Siapa yang tak bisa mendengar bunyi pena atau kata-kata menggema, maka harus diperdengarkan dengan hunusan pedang.

“Jika mulut ini bimbang, maka luka kami yang bicara….”

Sesungguhnya rahim yang telah melahirkan Kholid akan terus mengandung dan melahirkan yang semisal, walaupun arogansi kebathilan mendera.

“Sungguh kami adalah umat yang memiliki asal yang baik….

Pada akhlaknya tak terdapat aib atau penyimpangan….

Luka bisa saja membuatnya sakit, tapi tak mengguncangnya….

Kedua kakinya boleh terjepit belunggu, namun tak menjatuhkannya….

Jika mereka diserang budak-budak cemeti, hendaknya mereka yakin….

Bahwa kami akan usir mereka dari tempat mereka masuk….

Kebenaran adalah bekal kami memerangi kebathilan mereka….

Dan pedang adalah hujah kami jika memang perlu hujah….

Agresor dari Timur dulu menyerang, akhirnya tergulung….

Agresor barat melewati hal yang sama, dan akan tergulung juga….

Tak tersisalah mereka dan bekas-bekas negeri mereka….

Selain legenda yang dibumbui laknat-laknat….

Singa-singa takkan diam dengan luka yang dideritanya….

Selama masih bergerak darah iman di tubuh mereka….”

“Hai orang-orang yang beriman, jika kalian bertemu satu pasukan, maka teguhlah dan ingatlah Alloh banyak-banyak agar kalian berhasil”.

“Dan Alloh Maha menang atas urusan-Nya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

Wal Hamdu Lillahi Robbil ‘Alamiin.
-------------------------------------
source: Fatih Badrani FB
  



No comments:

Post a Comment