Tuesday, 19 January 2016

“SEANDAINYA KITA DULU BEGINI, TENTU BEGINI…. MUSUH TIDAK MENGENALIMU SEBAB ITU MEREKA MENGUSIKMU”



Sambungan KE-3 Di Manakah Para Ksatria?
  

Katakan padaku wahai Ahli dzikir pagi dan sore, apalah artinya rudal-rudal nuklir, senjata-senjata kimia, dan gas-gas beracun mereka dihadapan sebuah untaian kalimat yang menakjubkan, sebuah kalimat yang – demi Alloh – mampu meluluh lantakkan kekuatan senjata apapun, keagungannya mampu melenyapkan kecerdikan segala bidikan dan perencanaan. Di hadapannya semua desingan peluru orang-orang kafir terpatahkan. Ringan diucapkan namun bermanfaat bagi manusia: “Bismillahilladzi laa yadhurru ma’a ismihi syai’un fil ardhi wa laa fis samaa’I wa huwas Samii’ul Alim”, yang mengerti keagungan kalimat ini hanyalah orang yang kontinyu mengucapkannya setiap pagi dan sore.

Ini satu kalimat saja dari cahaya kenabian, mampu melindungimu dari serangan mematikan rudal-rudal. Lalu bagaimana dengan orang yang tak hentinya melantunkan dzikir-dzikir pagi dan sore.

Musuh-musuh kita mengira jika suatu musibah menimpa kami maka kami akan berucap: “Seandainya kita dulu begini, tentu begini….”

Mari wahai para pemuda generasi Muhammad bin Abdulloh….

Tunjukkan praktek nyata kepada mereka, bukan kata-kata, mengenai firman Alloh Ta’ala: “Katakanlah: Seandainya kalian berada di rumah-rumah kalian, tentu orang-orang yang sudah dibariskan terbunuh akan keluar menuju tempat pembaringannya….”

Jelaskan kepada mereka dengan kenyataan, terangkan dengan indahnya keberanian, tentang makna hadits Nabi kalian: “….Dan ketahuilah, apa yang menimpamu tidak akan meleset darimu dan apa yang ditakdirkan meleset darimu tidak akan menimpamu”. Setelah itu katakan kepada mereka: “Matilah dengan kedongkolan kalian, kami tidak akan tertimpa selain apa yang sudah ditulis Alloh untuk kami. Dan sesungguhnya peluru yang disana telah ditulis akan mengenaimu tidak akan meleset darimu”.

Kemudian, renungkan pada perang apakah persenjataan kaum muslimin lebih unggul daripada persenjataan orang-orang musyrik? Setelah itu perhatikan bagaimana hasil yang dicapai dalam perang Hunain!.

Sungguh, aku heran dengan orang-orang yang berfikiran dangkal yang mengukur jihad kami berdasarkan perhitungan duniawi, dengan uang, perlengkapan dan persenjataan. Setelah itu ia sebarkan pengaruh-pengaruhnya, lalu ia hias kebathilan-kebathilannya dengan bahasa simpatik, dengan harapan ada “telinga tak sehat” yang mau mendengar, atau “pena” yang bisa dibayar. Orang-orang bodoh itu tidak tahu, bahwa akidah kami ditolong oleh Robb langit. Jika mereka menakut-nakuti kamu dengan “sampah-sampah” mereka, katakanlah: Bukankah Alloh telah cukupkan (lindungi) hamba-Nya? Dan mereka menakut-nakutimu dengan yang lebih rendah dari-Nya….”

Jika mereka berlagak dihadapan kamu, maka ingatlah: “Adapun buih maka ia akan lenyap sebagai sesuatu yang tidak berguna….”.

Jika engkau merasa ngeri dengan kekuatan senjata, perlengkapan, informasi, dan tulisan-tulisan yang mereka miliki, maka ingatlah selalu firman Alloh SWT: “Sesungguhnya orang-orang kafir itu membelanjakan harta mereka untuk memalingkan dari jalan Alloh, maka mereka akan membelanjakannya, setelah itu menjadi penyerahan buat mereka, setelah itu mereka dikalahkan. Dan orang-orang kafir itu akan dikumpulkan ke neraka Jahannam”.

Jika pesawat-pesawat mereka berlalu lalang dengan angkuh sepanjang udara, maka katakan kepada pilotnya, pembuatnya dan orang-orang yang mengirimnya, katakan kepada mereka semua: “Wahai sekalian jin dan manusia, jika kalian sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Alloh).” Alloh lebih tinggi dan lebih kuat serangannya daripada jet-jet tempur kalian.

Jika kalian menghadapi mereka secara terbuka lantas jumlah mereka membuatmu takut, maka bertakbirlah dihadapan mereka sembari mengatakan: “Betapa banyak kelompok yang sedikit mampu mengalahkan kelompok yang banyak, dengan izin Alloh….”.

Terakhir, jika jerat-jerat syaithon mulai muncul untuk menimbulkan keraguan pada keyakinan terhadap pertolongan Alloh, segera pangkaslah semua itu dengan firman Alloh SWT: “Alloh menetapkan: Pasti Ku-menangkan Aku dan Rosul-rosul-Ku….”.

Mereka tidaklah mengerti keislaman kita sebenarnya, maka tunjukkan kepada mereka akan islam kita. Dan jangan sampai kalian tertipu kata-kata manis dan ungkapan-ungkapan palsu. Perlihatkan kepada mereka, siapakah anak cucu Kholid, Mutsanna, Amru dan Musa.

Inilah pertempuran Qodisiyah, tatkala perang sedang sengitnya berlangsung, kematian menggigit para pahlawan, isteri Sa’ad yang bernama Salma berteriak – Sa’ad menikahinya setelah mantan suaminya, Mutsanna meninggal – ia berteriak karena tidak menemukan “Mutsanna” yang bisa mengendalikan tentara dan pasukan kuda untuk bertahan dihadapan musuh. Ia berseru: “Waa Mutsannaaah…., duh, sedihnya aku karena Mutsanna, tidak ada Mutsanna lagi hari ini. Duh, sedihnya aku karena Mutsanna, tidak ada mutsanna lagi bagi kaum muslimin hari ini. Mereka itu mirip semua, tapi tidak ada seperti Mutsanna seorangpun buat mereka”.

“Sejarah tak henti menceritakan kisahnya kepada kita….

Sudah berapa pembicaraan yang kita riwayatkan dengan teriring kerinduan….

Sudah berapa kisah yang membuat kami terpesona karena perasaan cinta….

Dan semakin mempesona kita tatkala kita ulang kembali….

Parit-parit itu, wahai Baghdad, telah berubah menjadi nyanyian….

Tanahmu seolah melantunkan dan pasir sebagai bibirnya….

Dan kuda-kuda Alloh pun membuatku terpesona pada….

Sebuah pertempuran, dimana Alloh lah penolongnya….

Ringkikannya di atas jalan kebenaran menguasai diriku….

Betapa banyak rasa rindu yang kubuang karenanya….

Inilah Al Mustanna, ia siram tanah negeri ini dengan darahnya….

Dan kedua matanya yang langsung menyaksikan berbagai peristiwa….

Ia tidak meminjam mata lain, atau bibir lain….

Dan kedua telinganya tidak mau mendengar penyesatan….

Wujudmu yang besar, wahai Baghdad, dilindungi oleh….

Pedang Al Mutsanna yang diterangi oleh cahaya kebenaran….

Cahaya diatas matahari di pagi hari….

Dan cahaya di atas purnama di sore hari….”.

Semoga Alloh merohmati Musa bin Nashir, sang penakluk Maghrib dan yang merampungkan penaklukan Spanyol. Bagaimana ia bisa menang, ketika Kholifah bertanya kepadanya, “Apa yang kau jadikan pelindung dalam pertempuran dari urusan-urusan musuhmu?”

Musa menjawab, “Tawakkal dan berdoa kepada Alloh, aku menempati sebuah lembah sembari menghadirkan rasa takut (kepada Alloh) dan sabar. Aku berlindung dengan pedang dan tameng sembari memohon kepada Alloh dan berharap kemenangan kepada-Nya”.

Kholifah berkata kepadanya, “Kalau begitu beritahu aku perihal bangsa Romawi?”

Ia berkata, “Mereka itu singa-singa kandang, lari mundur jika di atas kuda, seperti wanita di atas kendaraan. Jika melihat kesempatan mereka memanfaatkannya, jika melihat kemenangan seperti kawanan kambing yang pergi ke gunung-gunung, mereka tidak melihat kekalahan sebagai aib”.

Benar wahai Musa, tepat sekali perkiraanmu. Engkau menyebutkan sifat yang betul dan cerita yang benar. dan alangkah mirip antara malam dan gulita, alangkah mirip antara Amerika dan kaum Romawinya.

Maka demi Alloh, tak mungkin Dia kan menterlantarkan kalian, wahai para Ghuroba’. Bagaimana mungkin Robb kita akan menterlantarkan orang yang berjuang meninggikan kalimatNya dan menolong agama-Nya. Demi Alloh, Alloh tak kan menyia-nyiakan kalian sementara kalian telah keluar dihadapan musuh kalian dan kalian tinggalkan isteri dan anak-anak kalian. Alloh tidak akan menterlantarkan kalian karena kalian telah meninggalkan kelezatan, syahwat, keluarga, dan tetangga kalian, karena keinginan kuat untuk meraih jannah Robb kalian. Alloh tidak akan menghinakan kalian karena kalian telah keluar berperang dalam rangka mencari keridhoan Alloh, kalian berdakwah kepada Alloh atas ilmu, memerintahkan yang ma’ruf, melarang yang munkar, sholat di malam hari dan puasa di siang hari, kalian sambung tali silaturrahmi dan kalian bela syariat Islam, kalian bela kemuliaan dan kalian perangi kehinaan. Maka selama kalian berada di atas kebenaran, bergembiralah. Demi Alloh, Alloh tak kan menghinakan kalian.

Dan kalian pasti akan kalahkan Amerika, demi Alloh, kalian pasti akan mengalahkan Amerika walau setelah waktu yang lama, sampai nantinya Amerika berubah seperti “tahi lalat” pada “pipi” sejarah zaman.

Hiburlah diri kalian dengan sebuah riwayat dalam sejarah Nabi kalian, bahwa beliau pernah berkata kepada Ka’ab bin Malik: “Robbmu tak pernah lupa pada sebuah bait syair yang kau ucapkan”.

Ka’ab berkata, “Apa itu?” Rosululloh SAW bersabda, “Lantunkan wahai Abu Bakar”. Maka Abu Bakar berkata:

“Si dermawan mengira kan mengalahkan tuhannya….

Pasti tukang mengalahkan itu akan terkalahkan oleh yang maha menang….”.

Takutlah kepada Alloh akan agama kalian, akan saudara-saudara dan diri kalian. Takutlah kepada Alloh perihal akidah dan kehormatan kalian, jangan sampai islam di serang dari arah kalian, sebab perang dihadapan kalian adalah menentukan, pasukan sekutu kembali datang, musuh begitu terbakar semangatnya, maka semangat kita harus diasah dan tekad harus dibangkitkan menuju puncak ketinggian. Jangan sampai kerakusan mereka terhadap dunia mereka mengalahkan keinginan kuat kalian dalam menjaga agama kalian. Sesungguhnya kalian berada diantara dua kebaikan: Syahid mendapatkan rezeki atau kemenangan yang dekat.

Teriakkan dari hati terdalam kalian:

“Dan aku tak kan pernah berdamai dengan kalian….

Selama aku masih punya kuda….

Dan jariku masih memegang pedang dengan erat….

Inilah seruan dari lubuk hatiku yang paling dalam:

Kepada singa-singa di Baghdad dan Al Anbaar….

Kepada para pahlawan di Diyala dan Samarra….

Dan kepada singa-singa di Mosul dan Syamal….

Bersiaplah selalu untuk berperang. Tajamkan pendengaran kalian. Tajamkan penglihatan kalian! Sadarlah selalu terhadap apa yang akan terjadi di sekeliling kalian. Hendaknya tangan kalian selalu berada pada pelatuk senapan, sebab dihadapan kalian terhampar sahara yang sepi, malam yang kelam dan kerusuhan yang sengit. Setelah itu, milik kalianlah kemenangan, dengan izin Alloh, jika kalian bersabar dan mempertahankan kesabaran. Dan yakinlah dengan Alloh. Bersabarlah, pertahankan kesabaran kalian, ber ribathlah, dan bertawakkalah kepada Alloh agar kalian beruntung.

Lihatlah, api sudah mulai menyala di Irak, dan pijar panasnya akan semakin besar, dengan izin Alloh, sampai pasukan Salib terbakar di Dabiq.


Bersambung


No comments:

Post a Comment