Saturday, 16 January 2016

WAHAI PEMUDA PEMBAWA PEDANG DAN PENA



Di Manakah Para Kesatria?


Segala puji bagi Alloh, yang memuliakan Islam dan pertolongan-Nya. Yang menghinakan kesyirikan dengan kekuatan-Nya. Mengatur semua urusan dengan perintah-Nya. Mengulur batas waktu bagi orang-orang kafir dengan makar-Nya. Yang mempergilirkan hari-hari bagi manusia dengan keadilan-Nya, dan menjadikan hasil akhir sebagai milik orang-orang bertakwa dengan keutamaan-Nya.

Sholawat dan salam terhatur selalu kepada Nabi Muhammad, manusia yang dengan pedangnya Alloh tinggikan menara Islam.

Amma Ba‘du…

Umatku… wahai umat pembawa pedang dan pena…

Mengapakah pedang dan mata pena kalian terpatahkan? Padahal kalian dulu adalah kaum yang mulia di atas bintang gemintang. Mengapa hari ini kalian terjerembab di bawah kaki para agresor dan debu-debu kuda penjajah?

Umatku yang mulia…

Kali ini aku berbicara kepada kalian tentang sebuah masalah yang membuat diriku sedih. Tidakkah kalian dengar desisan ular yang sedang mengendap-endap dalam gelapnya kelalaian kalian? Ia hendak menerkam masa depan kalian..

Umatku yang tercinta…biarkan aku lontarkan perkataan yang tercampur oleh tanahku, tetapi lafadznya meluncur dengan bahasa langit.

Biarkan aku menasehatimu di persimpangan jalan yang sulit. Agar engkau mengetahui dengan jelas akan sebuah petunjuk…agar engkau kumpulkan kembali kekuatanmu…sebab aku khawatir, kita akan menyesal di saat penyesalan tidak lagi berguna.

Sungguh, semua orang, baik yang jauh maupun yang dekat, telah sama-sama mengetahui adanya persekongkolan syetan; yaitu segi tiga kekuatan kafir dan makar di negeri dua aliran sungai (Irak dan sekitarnya):

Pertama: Amerika, si pengusung bendera salib.

Kedua: Orang-orang Kurdi yang tergabung dalam milisi Basymarqoh, yang didukung oleh militer Yahudi. Di bawah pimpinan dua boneka AS, Al-Barzânî dan Tholabânî.

Ketiga: Orang-orang Rafidhah (Syiah). Musuh kaum sunni (Ahlussunnah), yang dalam hal ini diwakili oleh pasukan militer bulan purnama (Failiq Badr), dan partai yang Dakwah, yang pada hakikatnya menyeru kepada syetan.

Adapun pimpinan mereka, si pengkhianat, Iyadh Allawi, insya Alloh telah menjadi target anak panah kami.

Hai pengkhianat! Hentikan sendawamu terhadap kami. Hentikan angin perutmu terhadap sesamamu. Lalu tunggulah…. Maka yang terbersit pada wajahmu telah dekat dengan kami, atas izin Alloh. Maka tunggulah malaikat maut ketika dirimu berada di gundukan pasirmu bersama tongkat penyanggamu, yaitu teman-temanmu tukang berkelakar dari kalangan anggota pemerintahanmu.

Jika kamu bersama para pengemban salib, maka kami bersama Alloh yang Maha mengabulkan doa lagi Maha dekat. Dan kamu tidak akan bisa lari dari Alloh di bumi ini, sungguh hari esok sangat dekat bagi orang yang menunggunya.

Umatku….

Inilah hakekat Rofidhoh, pelaku sejarah hitam

“Masih saja dimunculkan kisah setiap hari yang diceritakan

dan kata-kata tentang seorang pelayan yang dibuat-buat

Dialah pengkhianat umatnya yang melemparkan tali ke arahnya

Berupa tipuan-tipuan, hingga ia pun terjerat.

Seperti serigala yang mengarahkan pandangan beracun kearahmu,

Walaupun ia tampil sebegitu elok….

Alangkah jauh beda antara pemuda yang hatinya

Dipenuhi rasa yakin dengan orang yang sekedar mengaku dan berkoar-koar

Pelaku kesesatan tak hentinya berbuat angkuh

Dadanya sempit terlipat lantaran kedengkian….”

Sungguh pemimpin kafir salibis telah mempraktekkan peribahasa:

“Singsingkan baju, kenakan sarung, lalu gunakan kulit Harimau,” dengan menyerang Najaf, padahal Najaf merupakan tujuan sebenarnya, ataukah mereka bersiap-siap menyerang yang lain?

Umatku….

Nanti dulu, perhatikan baik-baik. Najaf bukan tujuan utama mereka, akan tetapi tujuan utama mereka adalah Segi Tiga Wilayah Sunni, yang penduduknya memiliki tekad kuat dan semangat tinggi.

Dan aku bersumpah demi Dzat yang telah meninggikan tujuh lapis langit, yang mematahkan leher para thoghut, dan yang menghinakan tengkuk mereka, bahwa kepala Amerika telah tersungkur ke tanah di sini. pahlawan-pahlawan kita telah menginjaknya sehingga mitos tentangnya tak ubah seperti fatamorgana.

Sungguh, merekalah rekan-rekan mujahidin dari kalangan Muhajirin dan Anshor. Merekalah yang menimpakan kehinaan kepada pasukan sekutu. Menamparnya dengan tamparan yang tak terlupakan, memberikan pelajaran yang membuat mereka terpanggang dalam api dan membuat mereka menggelepar kesakitan karenanya sampai saat ini.

Pelajaran yang menjungkirkan bendera-bendera mereka, mengguncang pijakan-pijakan kaki mereka, dan membuyarkan fikiran mereka hingga rasa takut menyelinap pada persendian mereka, dan keputus asaan menggerogoti tulang mereka. Bagaimana tidak? Sementara para pahlawan kita telah menghajar mereka habis-habisan hingga mereka lihat sendiri kepengecutan serdadu Amerika.

Yach, begitulah! Mereka bermaksud menakut-nakuti kita dengan menghancurkan kota Najaf. Begitulah biasanya para pengecut, mereka sengaja mengawali serangan terhadap para penduduk di sana untuk mengembalikan denyut kehidupan pada diri serdadu-serdadunya yang “mati”, sebelum menyongsong pertempuran membara melawan kaum sunni. Seperti itulah kebiasaan orang kafir:

“Dan hampir saja orang-orang kafir itu menggelincirkan kamu dengan pandangan-pandangan mereka”, dalam rangka menurunkan bendera tauhid yang tengah berkibar di tanah Irak dibalik kedok bantuan palsu yang mereka berikan.

Wahai pemuda Islam di Irak, bahkan di berbagai negeri Islam….

Wahai yang bingung mencari kehidupan sejati….

Wahai yang rindu untuk menolong agama Alloh….

Wahai yang mau menyerahkan nyawa dihadapan Tuannya….

Di sini ada hidayah dan petunjuk. Di sini ada hikmah dan kelurusan. Di sinilah puncak kenikmatan berkorban dan berjihad. Maka segeralah engkau bergabung dengan “Bataliyon Bisu” untuk berjuang di bawah panji sang pemuka para Nabi.

Wahai umat Islam….


Bersambung


No comments:

Post a Comment