Redaksi – Minggu, 10 Januari 2016
09:40 WIB
Assalamualaikum wr. wb.
Saya pernah mendengar ceramah di
Radio yaitu masalah menolong Agama Allah yang tertera pada Al-Quran Surat
Al-Hajj ayat 40, Surat Al-Hadiid ayat25 dan Surat Muhammad ayat 7.
Pertanyaannya:
Apa yang dimaksud dalam
surat-surat tersebut diatas ” Menolong Agama Allah ” ?
Apakah Hamas atau Palestina
membela negara atau Agama ?
Terima kasih atas pencerahannya
Wassalamu’alaikum wr, wb.
Waalaikumussalam Wr Wb
وَلَيَنصُرَنَّ
اللَّهُ مَن
يَنصُرُهُ إِنَّ
اللَّهَ لَقَوِيٌّ
عَزِيزٌ
Artinya : “Sesungguhnya Allah
pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar
Maha kuat lagi Maha perkasa,” (QS. Al Hajj : 40)
Ath Thobari mengatakan bahwa
makna dari “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.”
Yaitu Allah swt pasti meonolong orang-orang yang berperang di jalan-Nya agar
kalimat-Nya tinggi terhadap musuh-musuh-Nya. Maka makna pertolongan Allah
kepada hamba-Nya adalah bantuan-Nya kepadanya sedangkan makna pertolongan
hamba-Nya kepada Allah adalah jihad orang itu dijalan-Nya untuk meninggikan
kalimat-Nya.” (Tafsir At Thobari juz XVII hal 651)
Sedangkan al Qurthubi mengatakan
bahwa maknanya adalah orang yang menolong agama dan nabi-Nya. (al Jami’ li
Ahkamil Qur’an juz XII hal 386)
وَلِيَعْلَمَ
اللَّهُ مَن
يَنصُرُهُ وَرُسُلَهُ
بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
Artinya : “dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya. Padahal Allah
tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al
Hadid : 25)
Sayyid Qutb mengatakan bahwa “dan
supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya
Padahal Allah tidak dilihatnya..” Adalah isyarat untuk berjihad dengan
menggunakan senjata. Permasalahan ini diletakkan dalam ayat yang berbicara
tentang pengorbanan jiwa dan harta.
Tatkala berbicara tentang “Allah
Maha kuat lagi Maha Perkasa.” Kemudian Allah melanjutkannya dengan menjelaskan
makna pertolongan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya adalah menolong manhaj dan
da’wah-Nya, adapun Allah swt tidaklah membutuhkan pertolongan dari mereka.
“Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.” (Fii Zhilalil Qur’an juz VI
hal 4395)
Ibnu Katsir mengatakan bahwa
makna “dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan
rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya.” Orang yang menolong Allah swt
dan Rasul-Nya dengan memiliki keinginannya membawa senjata. “Sesungguhnya Allah
Maha kuat lagi Maha Perkasa.” adalah Dia swt menolong orang yang menolong-Nya
yang sebetulnya Dia swt tidak membutuhkan pertolongan dari manusia. Adapun
disyariatkannya jihad adalah untuk menguji sebagian kalian dari sebagian yang
lain.” (Tafsir Ibnu Katsir juz VIII hal 28)
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا إِن
تَنصُرُوا اللَّهَ
يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Artinya : “Hai orang-orang
mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad : 7)
Sayyid Qutb mengatakan,”Bagaimana
orang-orang beriman menolong Allah sehingga mereka menegakkan persyaratan dan
mendapatkan apa yang disyaratkan bagi mereka berupa kemenangan dan diteguhkan
kedudukan ?” Beliau melanjutkan,”Sesungguhnya mereka memurnikan Allah dalam
hati mereka dan tidak menyekutukan-nya dengan sesuatu baik syirik yang nyata
maupun yang tersembunyi serta tidak menyisakan seseorang atau sesuatu pun
bersama-Nya didalam dirinya. Dia menjadikan Allah lebih dicintai dari apapun
yang dia cintai dan sukai serta meneguhkan hukum-Nya dalam keinginan,
aktivitas, diam, saat sembunyi-sembunyi, terang-terangan maupun saat malunya,
maka Allah akan menolongnya dalam diri mereka.
Sesungguhnya Allah memiliki
syariat dan manhaj kehidupan yang tegak diatas prinsip-prinsip, aturan-aturan,
nilai-nilai dan tashawwur khusus bagi seluruh makhluk yang ada maupun bagi
kehidupan. Dan pertolongan Allah akan terealisasi dengan menolong syariat dan
manhaj-Nya dan berupaya untuk menegakkan hukumnya didalam seluruh kehidupan
tanpa kecuali, inilah menolong Allah dalam realita kehidupan.
Mari sebentar kita menengok
firman Allah “Dan orang-orang yang berperang di jalan Allah.” serta “jika kamu
menolong (agama) Allah”.. Terdapat dua kondisi yaitu kondisi perang dan kondisi
menang dan hal itu disyaratkan dilakukan hanya karena Allah dan di jalan Allah,
ini adalah syiar yang sudah menjadi aksioma.
Sesungguhnya tidak ada jihad,
syahid, dan surga kecuali ketika jihad itu dijalan Allah saja, kematiannya
dijalan-Nya saja dan menolong-Nya saja baik didalam jiwa maupun didalam manhaj
kehidupan.
Tidak ada jihad, syahid dan surga
kecuali jika tujuannya agar kalimat Allah tinggi dan menjadikan syariat dan
manhaj-Nya menguasai hati, akhlak, prilaku, kondisi, perundang-undangan dan
aturan-aturan mereka.
Dari Abu Musa berkata,”Rasulullah
saw pernah ditanya tentang seseorang yang berperang dengan gagah, dan untuk
fanatisme kesukuan, karena riya, yang manakah yang disebut berperang dijalan
Allah ? Beliau menjawab,”Siapa yang berperang agar kalimat Allah tinggi maka
dialah orang yang berperang dijalan Allah.”
Sedangkan makna “, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” Maksudnya adalah diteguhkan dalam
kemenangan dan berbagai pembiayaannya.. karena kemenangan bukanlah akhir
peperangan antara kufur dengan iman, antara batil dan hak, dan untuk menang
memerlukan pembiayaan dalam setiap jiwa maupun dalam realita kehidupan. Untuk
menang memerlukan pembiayaan yaitu tidak sombong dan tidak menganggap remeh.
Banyak jiwa mampu tetap teguh terhadap suatu ujian dan cobaan namun sedikit
yang tetap teguh terhadap kemenangan dan kenikmatan. Keshalehan dan keteguhan
hati diatas kebenaran setelah kemenangan merupakan derajat lain dibalik
kemenangan dan barangkali inilah yang ditunjukkan oleh ungkapan yang ada didalam
Al Qyr’an. (Fii Zhilali Qur’an juz VI hal 3288 – 3289)
Apa yang disampaikan oleh para
mufasir tentang makna kemenangan diatas menjelaskan kepada kita bahwa Allah swt
berjanji untuk senantiasa menolong orang-orang yang menolong-Nya.
Sesungguhnyta Allah tidaklah
membutuhkan pertolongan sedikitpun dari hamba maupun makhluk-Nya karena Dia
adalah Yang maha Kuat lagi Maha Perkasa. Namun Allah swt ingin menguji diantara
hamba-hamba-Nya mana yang memang layak untuk mendapatkan pertolongan dari-Nya.
Adapun pertolongan yang Allah
inginkan terhadap hamba-hamba-Nya yang beriman adalah :
1. Menolong Rasul-Nya dalam
menyebarkan dan meneguhkan agama dan risalah yang dibawanya ditengah-tengah
manusia sehingga ia berada diatas seluruh agama yang ada di muka bumi ini.
2. Menolong agamanya dengan
berupaya menerapkan syariat dan manhaj-Nya sehingga menguasai dunia dan
mewarnai seluruh sendi-sendinya dengan nilai-nilai kebaikan yang ada didalamnya
mengalahkan berbagai nilai-nilai jahiliyah yang rendah.
Dan kedua hal tersebut hanya bisa
dilakukan dengan cara berjihad di jalan Allah swt mulai dari yang terendah
hingga yang tertinggi yaitu berperang di jalan Allah, sebagaimana maksud dari
kata tersebut yang ada didalam ayat-ayat Al Qur’an. Dan jihad yang Allah
inginkan bukanlah yang dilakukan hanya semata-mata untuk menampilkan kegagahan,
keberanian yang ada dalam diri seseorang saat berjihad, atau bukan pula yang
dilakukan semata-mata karena fanatisme kedaerahan, kebangsaan atau kelompoknya
atau bukan juga karena ingin mendapat pujian dan sanjungan seseorang. Untuk itu
ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seseorang yang berjihad di
jalan Allah, yaitu :
1. Ikhlas karena Allah swt
Hadits Abu Musa diatas
menjelaskan pentingnya keikhlasan dalam berjihad di jalan Allah sehingga apa
yang telah dikorbankan dan dikeluarkan selama persiapan hingga saat berjihadnya
tidaklah menjadi sia-sia dikarenakan ketidak-ikhlasannya dalam melakukan
hal-hal tersebut.
Bukankah Rasulullah saw telah
bersabda,”Sesungguhnya Amal perbuatan seseorang tergantung dari niatnya.” (HR.
Bukhori Muslim)
2. Mencintai Allah diatas dari
yang lainnya.
Sulit bagi seseorang keluar dari
rumah dan meninggalkan keluarga serta apa yang dimilikinya untuk berjihad
dijalan Allah ketika hatinya masih terpaut kuat dengan itu semua. Kecintaan
seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya lah yang menjadikan dia rela mengorbankan
apa saja yang dimilikinya dengan hanya mengharap ridho dan surga dari-Nya.
3. Menggunakan persenjataan.
Diantara yang disyariatkan dalam
setiap amal perbuatan adalah ikhtiyar (usaha) manusia, begitu pula dalam
berjihad dijalan Allah. Meskipun Allah swt Maha Kuasa atas segala sesuatunya,
termasuk memenangkan perjuangan hamba-hamba-Nya yang beriman namun Allah ingin
melihat usaha yang dilakukan mereka untuk memenuhi persyaratan-persyaratan
dalam mendapatkan kemenangan tersebut. Dan diantara usaha yang harus
dilakukannya adalah mempersiapkan persenjataan untuk menghadapi kekuatan musuh,
Demikianlah yang bisa disimpulkan
dari beberapa ayat diatas yang berbicara tentang pertolongan Allah kepada kaum
mukminin.
Adapun pertanyaan kedua tentang
HAMAS dan perjuangan di Palestina, telah saya sampaikan dalam rubrik ini dengan
judul “Manhaj dan Aqidah HAMAS”.
Wallahu A’lam
Ustadz Sigit Pranowo, Lc
No comments:
Post a Comment