Wednesday, August 31, 2016
Abu Muhammad al-Adnani, orang
nomor dua di Islamic State (ISIS) setelah Abu Bakr al-Baghdadi, dilaporkan
tewas, (31/8/2016) saat tengah menginspeksi operasi militer di Aleppo, Suriah.
Kabar itu datang dari kantor
berita IS, Amaq News. Suatu hal yang tak lazim dilakukan oleh mereka:
mengabarkan kematian petinggi top IS. Kendati demikian, kematian al-Adnani tak
bisa diverifikasi secara independen. Pun sebab kematiannya tak diketahui.
Al-Adnani bukan sekadar corong
untuk IS. Ia adalah orang pertama yang mengumumkan berdirinya khilafah zaman
modern dalam sebuah rekaman audio pada Juni 2014. Pria yang dikabarkan berusia
39 tahun itu diyakini sebagai salah satu anggota IS paling senior.
Terlahir dengan nama Taha Subhi
Falaha di Provinsi Idlib di Suriah pada 1977, Adnani pernah bersumpah setia
kepada pendahulu IS, Alqaeda, sekitar satu dekade silam. Dia pernah
dipenjarakan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) di Irak.
Dia berasal dari keluarga
kaya-raya di Suriah, namun meninggalkan negerinya itu demi pergi ke Irak untuk
memerangi pasukan AS setelah invasi 2003. Dia kembali ke negerinya pada awal
perang saudara di Suriah.
Dia menjadi kepala propaganda
ISIS sejak dia menyampaikan sebuah pengumuman fenomenal pada Juni 2014 bahwa
ISIS telah mendirikan khilafah modern dengan wilayah membentang dari Irak
sampai Suriah.
Adnani kerap mewakili wajah IS,
seperti ketika dia mengeluarkan fatwa Mei lalu untuk memerintahkan serangan di
AS dan Eropa selama bulan suci Ramadan.
Serangan di Eropa
Ia disebut-sebut sebagai otak
dari penyerangan IS di dua negara, Perancis dan Belgia. Selain bukan sekadar
juru bicara, al-Adnani adalah pemimpin unit intelijen IS yang disebut EMNI.
"Adnani tak sekadar mulut
ISIS, ia pemimpin Emni, dinas intelijen IS yang membuat rencana
penyerangan," ungkap Rukmini Callimachi, wartawan New York Times yang
mumpuni di peliputan terorisme.
Al-Adnani adalah perancang
propaganda, keberadaan dinas intelijen IS merupakan hal paling mengerikan dalam
sejarah terorisme.
"Emni adalah kombinasi
kekuatan polisi di dalam dan operasi luar yang dimiliki di tiap cabang negara.
Mereka tugasnya adalah melakukan teror di Prancis, Belgia, Jerman, dan
Austria," tulis Callimachi yang mengutip dari dokumen.
Bekas anggota IS dari Jerman,
Harry Safro, Adnani memiliki kepanjangan tangan di Eropa, Asia dan Arab. Tak
hanya itu, sebuah catatan investigasi melaporkan, ISIS memiliki "tentara
darat" yang sudah menyebar di Austria, Jerman, Bangladesh, Malaysia dan
Indonesia.
Operasi EMNI di Eropa dilakukan
di bawah tanah. Sementara di AS, operasi EMNI dilakukan dengan cara menyebar
lewat media sosial.
"Ada ribuan orang Amerika
jadi anggota ISIS. Mereka direkrut lewat sayap operasi eksternal. Mereka tahu,
sulit mendapatkan orang Amerika kembali ke AS setelah mereka dari Suriah.
Itulah mengapa, sayap media sosial di AS kuat," ungkap Harry Safro bekas
anggota IS yang kini mendekam di penjara super ketat di Bremen.
USD $5 Juta Dollar
Tahun ini AS menyebut dia
"teroris global" dan menyatakan Adnani sebagai salah satu pejuang
asing pertama yang memerangi pasukan koalisi AS di Irak sejak 2003 sebelum
menjadi juru bicara ISIS.
AS menawarkan hadiah US$ 5 juta
atau setara Rp 66,4 Miliar untuk siapa pun yang bisa menangkap atau membunuh
Adnani.
Adnani kemungkinan besar tewas di
kota al-Bab oleh serangan udara. Adnani sedang berada di daerah Aleppo untuk
menyemangati pasukan ISIS yang tengah terdesak.
IS memandang Aleppo sebagai
daerah strategis karena di sinilah terdapat Dabiq yang dalam beberapa pemahaman
Islam dianggap sebagai tempat berlangsungnya pertarungan terakhir antara muslim
melawan kafir yang menandai akhir zaman, demikian Reuters.
-----------------------
Islamic State (IS) Umumkan Gugurnya Juru Bicara Mereka, Syaikh Abu
Muhammad Al-Adnani
RAQQA, SURIAH (voa-islam.com) -
Islamic State (IS) telah mengumumkan bahwa juru bicara dan pengawas operasi
eksternal mereka, Syaikh Abu Muhammad al-Adnani, telah gugur di kota utara
Suriah, Aleppo.
Pada hari Selasa (30/8/2016),
outlet berita IS, A'maaq News Agency mengumumkan bahwa Syaikh Adnani dibunuh
"sementara melakukan survei operasi untuk mengusir kampanye militer
terhadap Aleppo."
Aleppo telah terbagi antara
pasukan pemerintah di barat dan oposisi di timur selama empat tahun terakhir.
Pasukan Suriah telah terlibat dalam operasi besar untuk merebut bagian yang
dikuasai oleh oposisi namun telah berkali-kali mengalami kegagalan.
Syaikh Al-Adnani, 39 tahun,
kepalanya dihargai 5 juta USD oleh Departemen Luar Negeri AS untuk informasi
yang mengarah pada penangkapan dan pembunuhannya - jumlah terbesar kedua
setelah pemimpin Islamic State Syaikh Abu Bakr al-Baghdadi.
Syaikh Al-Adnani adalah salah
satu anggota pendiri IS dan dilaporkan salah satu pendukung utama dari
peluncuraan serangan terhadap negara-negara Barat. Dia juga mengawasi operasi
perekrutan dan pelatihan untuk serangan terhadap Eropa.
Menurut SITE Intel Group, IS
telah mengancam akan melakukan balas dendam atas kematian Syaikh Adnani.
(st/ptv)
No comments:
Post a Comment