Diantara Orang-Orang Beriman Ada Kesatria – Abu Malik at Tamimi
July 26, 2015
Sang kesatria itu akhirnya turun…
Dia, sang pahlawan Abu Malik at
Tamimi turun dari kuda jihad… dan beranjak pergi. Dia telah meninggalkan dunia,
dengan segala prestis, kekayaan, dan kemewahannya, demi memburu jalan untuk
kehidupan sejati di akhirat. Ia menempuh ribuan mil jauhnya guna mencari jalan
jihad dengan aqidah tauhid yang murni dimana al wala’ dan al bara’
diaplikasikan.
Syaikh Abu Malik Anas an Nashwan
dilahirkan di dalam sebuah keluarga kaya ternama di negeri Haromayn dimana ia
mengambil studi ilmu Syari’ah, namun kemudian meninggalkan dunia akademisnya
untuk mengejar ilmu dan amal sebagai seorang Murobithun di pos-pos perbatasan.
Ia tiba di Afghanistan
utara di mana ia berjuang bersama para kesatria-kesatrianya, ia ajarkan mereka
agama, dan menjadi hakim di antara mereka dengan apa-apa yang telah Allah
turunkan.
Dia tinggal di antara mereka
sebagai orang yang sangat dicintai, dimana setiap patah kata yang keluar dari
lisannya selalu didengar, dan tetap bekerja sebagai hakim di sana selama empat tahun. Tatkala percikan
tauhid menerangi bumi Iraq
dan Syam, ia dan sekelompok ikhwah Muhajirin bergegas untuk memberikan dukungan
pada Daulah Islamiyyah, dengan mengunjungi kepemimpinan al Qa’idah.
Syaikh tengah menyelesaikan
permasalahan yang membebani al Qa’idah, dan ia putuskan berdasarkan hukum Allah
dengan adil, akan tetapi ternyata hal itu tak bersesuaian dengan hasrat para
pemimpin al Qa’idah. Pendiriannya tetap teguh, menjulang tinggi ibarat gunung,
maka ia tampik berbagai tawaran yang diberikan oleh tandzim di Khurosan, yang
berkeinginan untuk mendekatkannya dengan Jawlani di Syam.
Ia adalah seorang lelaki dengan
keyakinan aqidah yang kuat. Aku tidak akan pernah lupa ketika di Syam ia
membicarakan orang-orang yang mengklaim telah berhijrah, “Bagaimana bisa
seseorang bisa mengorbankan diri mereka untuk membantu FSA dan sekutu-sekutunya
yang mengaku menegakkan syari’ah, menguasai sebuah wilayah dan menegakkan hukum
selain hukum Allah?!”
Setelah bergabung ke dalam
barisan Daulah Islamiyyah dan memberikan bai’at pada Amirul Mukminin Ibrahim
Ibn ‘Awwad al Qurasyi al Baghdadi -hafidzahullah-, ia mengambil bagian dalam sebuah pertempuran
di wilayah Halab dimana ia terluka. Setelah pulih, asy Syaikh mulai bekerja di
Dewan Riset dan Kajian, kemudian menjadi kepala Komite Syari’ah di bawah Komite
Pengawas Umum Daulah.
Syaikh terus menerus meminta izin
untuk berpartisipasi dalam pertempuran, dan keinginannya pun akhirnya
dikabulkan.
Syaikh Abu Malik at Tamimi Dalam
Pertempuran Penaklukan Kota
Sukhnah Oleh karenanya, ia berpartisipasi
dalam pertempuran membebaskan kota
Sukhnah, di mana ia bergerak maju bersama dengan saudara-saudaranya, tertembak
musuh dan gugur karena pecahan proyektil yang mengenainya.
Ia telah bekerja siang dan malam
untuk melayani Daulah Islamiyyah ,
ia membela agama, mendirikan
halaqoh-halaqoh keilmuan, menjadi hakim diantara manusia dan menyelesaikan
semua permasalahan mereka dengan hukum Allah. Dia menjadi teladan yang baik,
tiada pernah sekalipun meninggalkan sholat malam. Hingga hati setiap insan
mengikutinya. Sang kesatria kini telah pergi, membuat hati para musuh mendidih
dengan rasa iri dan dengki, sementara hati kita diliputi kebahagiaan sembari
mengatakan, “Sampai jumpa –In sya Allah- di taman keabadian bersama sang
pemimpin umat manusia, para nabi, dan para sahabat yang diberkahi, Insyaa
Allah,”.
Semoga darahmu yang tertumpah
menjadi cahaya yang menerangi jalan bagi kita agar kita dapat mengikuti
jejakmu. Semoga Allah merahmati dan mengampunimu, duhai Anas an Nashwan.
Saudara kalian,
-Abu Jarir ash Shomali-
No comments:
Post a Comment