4 SEPTEMBER 2014 • 16:34
Menyongsong Perang Ahzab Jilid Dua
Aneh Umat ini, dan aneh pula
orang-orang yang dianggap tokoh dan di-ulama-kan umat, seolah mereka tidak
pernah membaca Al Qur’an dan mengkaji Sirah Nabawiyyah. Setiap kali fitnah dan
tuduhan disematkan kepada Daulah Islamiyyah, maka Allah Ta’ala memberikan
jawabannya dengan fakta realita yang nyata, namun setiap kali syubhat dan
fitnah itu terbantahkan maka para pendengki dan musuh Daulah itu mendatangkan
syubhat dan fitnah yang lain, dan begitulah seterusnya, ini semua tidak lain
adalah dikarenakan Daulah Islamiyyah itu membawa ajaran Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam yang benar-benar murni lagi segar seolah ia baru diturunkan,
sedangkan setiap nabi itu memiliki musuh dari kalangan setan manusia dan jin
yang melontarkan syubhat yang dikemas dengan kemasan yang indah dalam rangka
menipu manusia, maka begitu juga setiap orang atau pihak yang membawa ajaran
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang murni maka ia akan memiliki musuh
dan pendengki dari kalangan setan jin dan manusia yang melontarkan syubhat dan
fitnah dalam rangka menipu umat dan memalingkan mereka darinya, Allah Ta’ala
berfirman:
“Dan demikianlah Kami jadikan
bagi tiap-tiap Nabi itu musuh dari Syaitan-syaitan manusia dan jin, setengahnya
membisikkan kepada setengahnya yang lain kata-kata dusta yang indah-indah
susunannya untuk memperdaya pendengarnya. Dan jika Tuhanmu menghendaki,
tentulah mereka tidak melakukannya. Oleh itu, biarkanlah mereka dan apa yang
mereka ada-adakan (dari perbuatan yang kufur dan dusta) itu.” ( Al-Quran, surah Al An’am
ayat 112 ).
Ketahuilah dan ingatlah bahwa
barangsiapa tidak mengenali al Haq dan Daulah Khilafah sekarang, maka dia tidak
akan mengenali al Haq dan Daulah Khilafah di saat kemunculan Al Mahdiy dan datangnya
Dajjal, dikarenakan syubhat semakin hari semakin besar dan pekat, bila dengan
syubhat murahan saja banyak orang terpengaruh dan mengikutinya serta malah
mencela pihak yang benar, maka bagaimana dengan fitnah Dajjal yang mana ia
adalah fitnah paling besar yang tidak seorangpun merasa mantap dengan imannya
terus ia mendatangi Dajjal dalam rangka menghujjahnya namun pada akhirnya ia
malah jadi pengikut Dajjal, karena sangat dasyatnya syubhat yang dibawanya.
Maka sadarlah wahai para pencela Daulah Khilafah, sambutlah karunia Allah
Ta’ala yang sudah ada di depan mata kita yaitu Daulah Khilafah, dan kasihanilah
diri kalian yang sekarang sudah berbaris bersama salibis, zionis dan para
thaghut murtad serta para penyembah berhala di BARISAN dan fusthath (Tenda/Kubu)
penentang Daulah Islamiyyah. Perang Ahzab (Multi Nasional) dalam memerangi dan
mengepung Daulah Islamiyyah akan dimulai yang dipimpin oleh Amerika, dan itu
adalah tanda awal kemenangan yang telah Allah Ta’ala janjikan, sebagaimana
Perang Ahzab di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah disambut
para sahabat dengan keyakinan datangnya janji Allah Ta’ala, di mana Allah
Ta’ala berfirman:
وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ
الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ
وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
“Dan tatkala orang-orang mukmin
melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: “Inilah yang
dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya.
Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan
ketundukan.” (Al Ahzab: 22), dikarenakan Nashrullah itu akan datang di saat
puncak kesulitan dan puncak kesabaran:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُواْ
الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْاْ مِن قَبْلِكُم
مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاء وَالضَّرَّاء وَزُلْزِلُواْ حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ
وَالَّذِينَ آمَنُواْ مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللّهِ
قَرِيبٌ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu
akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya
orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga
berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya
pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”
(Al Baqarah: 214), dan Dia berfirman: فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا فَإِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(Asy Syarh: 5-6).
Dan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata:
وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ
الصَّبْرِ وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Ketahuilah bahwa kemenangan itu
bersama kesabaran, dan pertolongan itu bersama kesulitan, serta bersama
kesusahan itu ada kemudahan.”
Akan tetapi orang-orang munafiq
dan para pendengki Daulah Islamiyyah, maka di saat Daulah itu dikeroyok oleh
pasukan Sekutu (Ahzab/Multi Nasional), maka mereka aka mencemoohkan Daulah
Islamiyyah dan akan menyalahkannya dikarenakan telah mengundang banyak musuh
serta mereka meyakini bahwa Daulah Islamiyyah itu pasti hancur dan mereka
menyalahkan Manhaj Daulah Islamiyyah, sebagaimana kaum munafiqin di zaman
Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meyakini hal yang sama di saat
pasukan Ahzab mengepung Madinah, Allah Ta’ala mengisahkan:
إِذْ جَاؤُوكُم مِّن فَوْقِكُمْ
وَمِنْ أَسْفَلَ مِنكُمْ وَإِذْ زَاغَتْ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ
الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا هُنَالِكَ ابْتُلِيَ
الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالًا شَدِيدًا وَإِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ
فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ مَّا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلَّا غُرُورًا
“(Yaitu) ketika mereka datang
kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan
(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap
Allah dengan bermacam-macam purbasangka. Di situlah diuji orang-orang mukmin
dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat. Dan (ingatlah) ketika
orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata:
“Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya”.” (Al
Ahzab: 10-12).
Dengan kondisi itu orang-orang
mu’min yang jujur meyakini bahwa itu justru awal dari datangnya Nashrullah,
karena pertolongan Allah Ta’ala akan datang di atas puncak kesabaran dan puncak
kesulitan, dan itulah yang terjadi pada perang Ahzab di zaman Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana di dalam kondisi yang sangat genting itu
datanglah nashrullah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا
عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ
بَصِيرًا
“Hai orang-orang yang beriman,
ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika datang
kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan
tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan
apa yang kamu kerjakan.” (Al Ahzab: 9), dan berfirman:
وَرَدَّ اللَّهُ الَّذِينَ
كَفَرُوا بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوا خَيْرًا وَكَفَى اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ
الْقِتَالَ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزًا
“Dan Allah menghalau orang-orang
yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak
memperoleh keuntungan apa pun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari
peperangan. Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Al Ahzab: 25).
Dan setelah Ahzab itu maka tidak
ada lagi kecuali invasi kaum muslimin ke negeri-negeri kafir, Rasulullah
mengatakan setelah cerai-berainya Ahzab:
الْآنَ نَغْزُوهُمْ وَلَا يَغْزُونَنَا
“Sekarang kita yang menginvasi mereka dan mereka tidak akan menginvasi kita lagi.”
Maka setelah itu disapu bersihlah
kaum Yahudi Banu Quraidhah yang membantu musyrikin Quraisy di Ahzab, di mana
mereka dikepung oleh pasukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di
benteng-benteng mereka dan akhirnya mereka menyerah pasrah, Allah Ta’ala
mengisahkan:
وَأَنزَلَ الَّذِينَ ظَاهَرُوهُم
مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِن صَيَاصِيهِمْ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ
فَرِيقًا تَقْتُلُونَ وَتَأْسِرُونَ فَرِيقًا وَأَوْرَثَكُمْ أَرْضَهُمْ
وَدِيَارَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ وَأَرْضًا لَّمْ تَطَؤُوهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا
“Dan Dia menurunkan orang-orang
Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari
benteng-benteng mereka, dan Dia memasukkan rasa takut dalam hati mereka.
Sebahagian mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan. Dan Dia
mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan
(begitu pula) tanah yang belum kamu injak. Dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap
segala sesuatu.” (Al Ahzab: 26-27).
Di mana tanah, harta dan
rumah-rumah mereka menjadi rampasan perang milik kaum muslimin, dan anak-anak
dan para wanita mereka menjadi hamba-sahaya bagi kaum muslimin, serta laki-laki
yang sudah baligh mereka dipenggali lehernya satu persatu dalam satu hari atas
perintah Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam dan dimasukkannya mayat-mayat
mereka itu di parit-parit yang digali di pasar-pasar Madinah, sedang jumlah
yang dibunuh itu berkisar antara 600-900 orang Yahudi. Dan setelah itu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menaklukkan suku-suku kafir dan
memberikan pelajaran kepada suku-suku kafir yang telah menindas kaum muslimin,
dan kemudian perjanjian Hudaibiyyah di mana eksistensi kenegaraan Daulah Islam
di Madinah diakui oleh Otoritas Jazirah Arab yaitu musyrikin Quraisy, dan
setelah itu terjadilah Futuh Mekkah. Dan in syaa Allah kondisi itu akan dilalui
juga oleh Daulah Islamiyyah atau Daulah Khilafah, baik musuh atau pendengki itu
suka maupun tidak suka.
Di saat Ahzab jilid dua itu
terjadi dengan Koalisi pimpinan Amerika menyerang Daulah Islamiyyah, maka
kafirlah setiap orang yang menginginkan kehancuran Daulah Islamiyyah oleh Ahzab
itu, dan munafiq-lah orang yang menyembunyikan keinginan itu di hatinya, dan
keinginan hati itu akan Allah tampakkan di dalam ungkapan-ungkapan lisan samar
mereka, Allah Ta’ala berfirman:
أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ فِي
قُلُوبِهِم مَّرَضٌ أَن لَّن يُخْرِجَ اللَّهُ أَضْغَانَهُمْ وَلَوْ نَشَاء
لَأَرَيْنَاكَهُمْ فَلَعَرَفْتَهُم بِسِيمَاهُمْ وَلَتَعْرِفَنَّهُمْ فِي لَحْنِ
الْقَوْلِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ أَعْمَالَكُمْ
“Atau apakah orang-orang yang ada
penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian
mereka? Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu
sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu
benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah
mengetahui perbuatan-perbuatan kamu.” (Muhad: 29-30).
Walau akan ada segolongan pihak
yang akan menjadi penonton yang menunggu siapa pemenang di dalam Perang Ahzab
itu, dan mereka akan mengikuti pihak pemenang, sebagaimana kaum arab pedalaman
zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi penonton dan
menggantungkan keagamaan mereka kepada pihak yang menang, di mana mereka
menyandarkan kebenaran ajaran kepada kemenangan pihak yang berperang, Allah
Ta’ala mengisyaratkan kepada mereka itu di dalam firman-Nya:
يَحْسَبُونَ الْأَحْزَابَ لَمْ
يَذْهَبُوا وَإِن يَأْتِ الْأَحْزَابُ يَوَدُّوا لَوْ أَنَّهُم بَادُونَ فِي
الْأَعْرَابِ يَسْأَلُونَ عَنْ أَنبَائِكُمْ وَلَوْ كَانُوا فِيكُم مَّا قَاتَلُوا
إِلَّا قَلِيلًا
“Mereka mengira (bahwa)
golongan-golongan yang bersekutu itu belum pergi; dan jika golongan-golongan
yang bersekutu itu datang kembali, niscaya mereka ingin berada di dusun-dusun
bersama-sama orang Arab Badwi, sambil menanya-nanyakan tentang berita-beritamu.
Dan sekiranya mereka berada bersama kamu, mereka tidak akan berperang,
melainkan sebentar saja.” (Al Ahzab: 20).
Oleh sebab itu di saat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam berhasil menaklukkan Mekkah maka
berbondong-bondonglah berbagai suku pedalaman masuk Islam. Dan kondisi ini in
Syaa Allah akan terjadi pula, di mana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
telah mengabarkan kepada kita bahwa dien ini akan sampai ke semua tempat yang
ada malam dan siang, dien ini akan masuk ke setiap rumah, baik rumah yang
terbuat dari tanah maupun dari bulu-bulu hewan dengan kejayaan orang yang jaya
dan kehinaan orang yang hina. Maka ambillah bagian posisimu wahai kawan, apakah
bersama Daulah Islamiyyah, atau bersama Ahzab (Amerika dan sekutunya dari
kalangan para thaghut juga para ulama suu’ yang merapat dengan thaghut dan rela
menjadi sepatu mereka) atau menjadi penonton seperti orang-orang arab badui
menunggu siapa pemenang?!
Abu Sulaiman Al Arkhabiliy
7 Dzulqa’dah 1435H
LP Kembang Kuning Nusakambangan.
No comments:
Post a Comment