Kaum kafir menegakkan kekufuran
mereka dengan mlakukan celaan dan mendajal bukan sahaja kepada kaum muslimin
tetapi termasuk puak-puaknya,kaum kafir.
Mereka licik dalam melakukan kedajalan, onar-onar kesyirikan dijulang
oleh insane-insan dungu-dungu yang akan dihukum oleh pejuang-pejuang Daulah
Islamiyah apabila lambat bertaubat.
Hukuman-hukuman itu telah
dideklarasikan bukan sahaja semasa peperangan, aman atau nasihat-nasihan dan
pesanan diikrarkan sama ada melalui lisan atau paparan melalui video, risalah
dan yang telah dimaklumi melalui Al-Quran dan As-Sunnah.
Apabila hukuman-hukuman telah
ditetapkan maka tiada lagi penangguhan kepada mereka yang telah disabitkan dan
ditetapkan hukuman itu sebagaimanan apabila menjelangnya malam maka waktu
siangnya telah lenyap dan ia tidak akan kembali lagi. Demikian juga kaum-kaum
kafirin yang telah memasuki neraka tidak dapat keluar daripadanya walau pun ia
berhasrat melepaskan diri daripadanya. Ia tidak nampak dunia lain, yang ia
nampak dunia neraka.
Kaum Kafirin Ingin Keluar dari Neraka
Rizal – Rabu, 24 Rajab 1433 H /
13 Juni 2012 09:50 WIB
Sementara para pemikul “Arasy dan
malaikat di sekitar mempersembahkan doa ini kepada Tuhannya bagi kaum mukminin,
kita menjumpai orang-orang kafir berada di suatu tempat di mana setiap diri
mencari-cari penolong, sedang penolong itu sangatlah langka. Kita menjumpai
orang-orang kafir itu tatkala segala hubungan antara mereka dengan setiap orang
dan setiap benda yang ada di alam ini telah terputus. Tiba-tiba mereka
dipanggil deri segala penjuru dengan nada menghinakan, membenci, dan menggugat.
Tiba-tiba mereka berada di tempat kehinaan setelah sebelumnya berlaku congkak;
berada di tempat yang tidak mungkin menggapai harapan,
إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا
يُنَادَوْنَ لَمَقْتُ اللَّهِ أَكْبَرُ مِن
مَّقْتِكُمْ أَنفُسَكُمْ إِذْ تُدْعَوْنَ إِلَى
الْإِيمَانِ فَتَكْفُرُونَ ﴿١٠﴾
قَالُوا
رَبَّنَا أَمَتَّنَا
اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ
فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى خُرُوجٍ
مِّن سَبِيلٍ
﴿١١﴾
ذَلِكُم
بِأَنَّهُ إِذَا
دُعِيَ اللَّهُ
وَحْدَهُ كَفَرْتُمْ
وَإِن يُشْرَكْ
بِهِ تُؤْمِنُوا
فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ ﴿١٢﴾
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir diserukan kepada mereka
(pada hari Kiamat), ‘ Sesungguhnya kebencian Allah (kepadamu) lebih besar
daripada kebencian kepada dirimu sendiri karena kamu diseru untuk beriman tapi
kamu kafir. ‘Mereka menjawab .’Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua
kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa
kami. Maka, adakah suatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?’ Yang
demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah dipersekutukan . Maka, putusan
(sekarang ini) adalah pada Allah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar.”’ (al-Mu’min :
10 – 12 )
Al-muqtu berarti kebencian yang
kuat. Mereka diseru dari segala penjuru bahwa kebencian Allah kepadamu tatkala
kamu diseru kepada kaimanan, lalu kamu ingkar, adalah lebih hebat daripada
kebencian kamu atas dirimu sendiri. Sekarang kamu mencari-cari sesuatu yang
dapat menyelamatkan kamu dari keburukan dan dari sesuatu yang dibenci karena
kekafiran dan berpalingan kamu dari seruan keimanan sebelum habis waktunya. Alangkah
menyakitkan peringatan dan gugatan ini pada situasi yang menakutkan dan sulit
itu.
Sekarang, sedang penutup tipuan
dan kesesatan telah jatuh, mereka mengetahui bahwa yang menjadi pusat tujuan
hanyalah Allah Ta’ala.
“Mereka berkata. ‘Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami
dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui
dosa-dosa kami. Maka adakah suatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?
‘ (al-Mu’min : 11)
Itulah pertanyaan yang hina,
putus asa dan menestapa. “Ya Tuhan kami, ” padahal dahulu mereka kafir dan
mengingkari-Nya. Engkau telah menghidupkan kami pada pertama kali. Ruh
ditiupkan ke benda mati, tiba-tiba hidup , tiba-tiba kami hidup. Kemudian
Engkau menghidupkan kami lagi setelah kami mati, lalu kami mengeluarkan kami
dari tempat kami ini. Kami benar0benar mengakui dosa-dosa kami . “Maka adakah
suatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?” Bentuk nakirah ini
menyiratkan keletihan dan keputusan yang pahit.
Di bawah situasi nestapa ini,
dilontarkanlah kepada mereka alasa sehingga mereka kembali ketempat seperti itu
, ” Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja disembah.
Dan, kamu percaya apabila Allah dipersekutukan. Maka, putusan (sekarang ini)
adalah pada Allah Yang MahaTinggi lagi Mahabesar .’ (al- Mu’min : 12)
Inilah yang menuntunmu ketempat
yang hina itu, yaitu keimananmu kepada sekutu dan kekafiranmu kepada keesaan
Allah. Keputusan ada di tangan Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung. Itulah dua
sifat yang serasi dengan konteks pemberlakuan keputusan. Yaitu, pengusaan atas
segala sesuatu dan keagungan atas segala sesuatu pada maqam keputusan terakhir
No comments:
Post a Comment