Al Hayat Media Center
Menghadirkan Bangkitnya Khilafah dan Kembalinya Dinar Emas
Muqoddimah
Di saat angin zaman berhembus
dari kota
Madinah, membawa seruan yang menggambarkan sebuah warisan paling agung dalam
sejarah manusia. Sebuah warisan yang menjadi saksi teragung bagi kemanusiaan.
Untuk menorehkan sepanjang zaman yang berdiri di atas al-quran sebagai petunjuk
dan pedang sebagai penolong yang terhunus. Itulah warisan minhaj nubuwwah yang
dikenal dengan kejujuran, tekad membaja, juga dikenal dengan sikap keras dan
tegas terhadap kaum kuffar. Itu semua untuk membersihkan bumi dari kerusakan
yang telah merata setelah sebelumnya baik...
Dan di zaman ini, kerusakan itu
telah disebar benihnya oleh Amerika dan ditanam oleh Yahudi, memimpin sistem
KAPITALIS perbudakan yang dibangun di atas sebuah lembaran kertas bernama
DOLLAR yang mereka cetak sendiri, menyebarkannya dan memaksakannya kepada
negara-negara lain.
Dan setelah seluruh kezhaliman
dan kejahatan yang mereka perbuat, mereka dibiarkan melanjutkan kejahatan tanpa
halangan. Si kufur ini menjadi gelap mata dalam waktu yang lama, mereka lupa
bahwa fajar era baru telah menyingsing, yang mewarisi manhaj kenabian yang akan
terus berjalan sepanjang zaman bersama thaifah manshurah hingga hari Kiamat.
Mereka adalah para ksatria yang menang, yang teguh laksana gunung yang kokoh.
Dan SEKARANG, di zaman ini, suara
dentingan pedang dan suara lesatan anak panah telah berubah menjadi dentuman
bom dari kobaran PERANG, menanamkan TEROR di hati orang-orang kafir. Di mana
pukulan pertamanya terhadap sistem ekonomi setan mereka telah menghantam dua
berhala kembar kapitalis.
Amerika kemudian diseret kakinya
ke Afghanistan dan kemudian
ke Iraq
hingga patahlah punggungnya. Dan keadaan ekonominya digiring menjadi UTANG tak
terlunaskan. Sebagaimana bala tentara dan sekutunya digiring menjadi GILA dan
kepada KEMATIAN.
Dan setelah jihad berhasil
merealisasikan kemajuan demi kemajuan, dan barisan telah disucikan (dibersihkan
dari kotoran), warisan kenabian kembali bangkit dibawah bayangan ujian. Janji
Nabi yang ditunggu-tunggu semakin tampak, yaitu dengan bangkitnya Khilafah di
atas Minhaj Nubuwwah dan kembalinya syariat Allah untuk membersihkan bumi dari
kerusakan.
Dengan kembalinya hudud... zakat... dan jizyah...
Dan sekarang, telah kembali mata
uang paling agung untuk mengatur harta seluruh dunia...
(EMAS)
Dengan masuknya khilafah ke
sektor ekonomi akan memberikan pukulan menyakitkan kedua bagi sistem kapitalis
perbudakan Amerika dan akan membuang Dollar yang licik ke arah keruntuhan.
Inilah kembalinya DINAR EMAS...
BANGKITNYA KHILAFAH DAN KEMBALINYA DINAR EMAS
"Syariat Allah datang untuk
melindungi lima
hal terpenting dalam kehidupan manusia, di antaranya adalah MENJAGA
HARTA..."
"Dan kepada penduduk Madyan, Kami (utus) Syu‘aib, saudara mereka
sendiri. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada tuhan
(sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang
nyata dari Tuhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu
merugikan orang sedikit pun. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah
(diciptakan) dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang beriman"."
(Al A'rof : 85)
Di negeri Madyan ini, kaum Syu'aib pantas mendapat murka Allah karena
telah menghalangi hak-hak manusia. Dan ketika sejarah kembali mengulang
dirinya, maka jenis kerusakan terbesar yang pernah disaksikan bumi adalah
munculnya kezhaliman dari MATA UANG KERTAS. Sebuah konsep setan yang diciptakan
Bank yang kemudian berubah menjadi sebuah sistem keuangan ribawi, licik dan
menjajah yang telah diciptakan oleh BANK RESERVE FEDERAL AMERIKA.
Sebuah perusahaan pribadi yang
berhasil menghalangi manusia dari hak-hak mereka dengan cara LICIK dan
MERAMPAS, yaitu dengan cara mewajibkan penggunaan mata uang kertas yang dikenal
dengan Dollar. Sebuah mata uang yang dicetak sendiri oleh Bank Reserve Federal
dan digunakan untuk menggantikan emas dan perak. Padahal keduanya adalah
satu-satunya alat tukar perdagangan yang telah diciptakan Allah untuk transaksi
jual beli baik barang atau jasa. Hanya saja sebagaimana Allah telah menjadikan
bumi ini baik sejak awalnya, Dia telah menetapkan sunnah bahwa ini akan dirusak
oleh mereka yang merusaknya.
Putra-putra Khilafah telah diberi
taufiq dan karunia berupa kemampuan dan bashirah agar mereka berhasil
menghancurkan belenggu sistem Bank Reserve Federal dan mengembalikan dinar emas
dan dirham perak untuk menjadi alat tukar utama dalam transaksi barang atau
jasa. Dimulai dari tempat lahirnya Daulah Islamiyah...
Dahulu barang dagangan secara
umum, emas dan perak secara khusus telah digunakan sebagai alat tukar
perdagangan sepanjang sejarah, sebagaimana yang akan kita lihat.
Di mulai dari sini, dari tepi
sungai Eufrat dan Tigris yang subur, biarkanlah angin zaman membawa kita jauh
ke kota kuno
Babilonia. Di negeri Babilonia ini, yang terletak di sebelah selatan Iraq , dua sungai ini ibarat tali kehidupan bagi kota itu, dua sungai ini
merupakan pusat perdagangan dan pengairan untuk ladang gandum dan lainnya.
Dan sebagaimana barang niaga
lainnya yang memiliki nilai intrinsik pada benda itu sendiri, bahan makanan
pokok seperti gandum dan kurma dahulu juga digunakan sebagai alat tukar yang
digunakan oleh manusia untuk membeli barang dan jasa, karena manusia pada
umumnya membutuhkannya. Mereka membutuhkan gandum untuk membuat roti sebagai
makanan, sedangkan sisa yang tidak mereka makan mereka gunakan untuk membeli
hal lain baik benda atau jasa.
Misalnya orang dari negeri dua
sungai (Irak) ini membeli sebuah kapak dengan harga dua kilo kurma, akan tetapi
terdapat keterbatasan dan ketidak-efisienan dalam penggunaan barang-barang ini
sebagai alat tukar perdagangan, di antaranya adalah lemahnya kemampuan untuk
menjaga harga, sebagai contoh, kurma ini harganya akan sangat rendah jika
dibandingkan dengan harga rumah ini. Sehingga jika ada orang yang ingin membeli
sebuah rumah dengan menggunakan kurma, maka dia butuh kurma jumlah yang sangat
besar.
Hal ini menjadi masalah,
bagaimana memindahkan kurma yang begitu banyak dari tempat yang jauh, sehingga
ini tentu membutuhkan biaya tambahan untuk memindahkannya. Kemudian juga, di
mana orang yang membeli ini akan menyimpan semua kurmanya? Apakah dia harus
membeli rumah yang baru untuk menyimpannya? Dan berapakah waktu yang dia
perlukan untuk menjualnya lagi sebelum kurma itu kadaluarsa? Sehingga harga
barang ini berbeda-beda sesuai dengan waktu dan jaraknya.
Dan ketidak-efisienan yang kedua terletak
pada tidak adanya standar ukuran nilai tukar jual-beli tanpa adanya standar
nilai tukar, terkadang akan menimbulkan kekacauan. Bisa jadi ada pedagang yang
tidak mau dibayar dengan kurma, sedangkan menyimpan bermacam-macam barang untuk
disiapkan sebagai alat tukar tentu hal yang tidak bisa dilakukan.
Dan di antara fitrah manusia,
mereka tertarik dengan logam mulia, terutama emas dan perak. Allah telah
menjadikan keduanya indah di mata manusia.
"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa
yang diinginkan berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang
bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali
yang baik." (Ali Imron : 14)
Dan sebagaimana Allah telah
menjadikan bulan sebagai petunjuk waktu bagi manusia dalam firman Allah:
"Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit.
Katakanlah, "Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah)
haji"." (Al Baqoroh : 189)
Allah telah menetapkan untuk
menjadikan emas dan perak sebagai satu-satunya alat ukur (alat tukar) untuk
menukar barang atau jasa dan menjadikan pada keduanya sifat-sifat khusus untuk
fungsi tersebut. Emas dan perak keduanya bisa untuk dipecah, sebagaimana
keduanya juga dapat disatukan untuk dijadikan perhiasan. Keduanya juga tidak
menyusut, sehingga keduanya tidak memiliki waktu kadaluarsa yang berarti
keduanya mampu menjaga kestabilan nilai, dan juga semua manusia menyukainya.
Dua benda ini juga hanya memiliki
jumlah yang terbatas, dan tentu saja dia tidak dapat ditanam sehingga sejumlah
kecil emas memiliki kekuatan yang sangat besar untuk mempertahankan nilainya.
Di samping itu, penggunaan emas dan perak dalam perdagangan lebih efisien, sebagaimana
semua benda juga dapat ditentukan harganya dengan emas dan perak, sehingga
sekarang, seseorang dapat membeli rumah dari orang lain dengan mudah.
Sekarang kita beralih ke masa
ratusan tahun lalu, menuju Mesir di zaman nabi kita Yusuf alaihissalam. Di mana
beliau dikhianati para saudaranya dan dijadikan budak untuk dijual di pasar.
Dan di pasar ini, mata uang telah dibuat untuk mempermudah transaksi di pasar
Mesir. Dan dengan menggunakan mata uang, ukuran beratnya, tidak lagi ditimbang
dalam transaksi sederhana. Karena mata uang itu telah memiliki ukuran yang baku , sehingga para
pedagang tidak lagi menentukan harga dalam transaksi sederhana dengan jumlah
mata uang, bukan dengan berat. Sehingga mereka menghitung potongan mata uang
tanpa perlu menimbangnya, sehingga di pasar ini Mesir ini, Yusuf, dengan
berbagai kemuliaan dan ketampanannya hanya dihargai murah, sekian dirham saja,
sebagaimana yang disebutkan di dalam Al-Quran :
"Dan mereka menjualnya dengan harga rendah, yaitu beberapa dirham
saja, sebab mereka tidak tertarik kepadanya." (Yusuf : 20)
Yusuf dalam hidupnya telah
mengalami perbudakan, pencemaran nama baik, dan pemenjaraan. Namun setelah
beberapa lama, Allah membalasnya dengan kekuasan di muka bumi lantaran
kesabarannya. Dan Allah memuliakannya dengan menyelamatkan penduduk Mesir dari
kelaparan melalui dirinya di mana dia membentuk lumbung gandum, yang
kelebihannya dijual ke negeri-negeri sebelah.
Penduduk negeri-negeri itu
bersegera ke Mesir untuk membeli barang dengan mata uang logam sehingga koin
emas dan perak menjadi alat tukar perdagangan yang berlaku di sepanjang zaman
di seluruh negeri.
Cina telah menggunakan potongan
emas persegi empat untuk perdagangan 1700 tahun sebelum hijriah
Kerajaan Lydia juga
menggunakan koin emas dan perak sejak 1300 tahun sebelum hijriah.
Athena (Yunani) telah menggunakan
koin emas 1050 tahun sebelum hijriah.
Romawi mulai menggunakan koin
emas yang disebut 'Orios' 700 tahun sebelum hijriah.
100 tahun sebelum hijirah, Persia telah
menggunakan koin perak yang disebut 'Drakama'.
Dan kini saatnya kita singgah di
tempat lahirnya warisan terbesar dalam sejarah manusia, kita akan memasuki kota Madinah di zaman
Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Kota
ini merupakan tempat di mana Nabi dan para shahabat diperintahkan untuk hijrah
kepadanya setelah 11 tahun berada di bawah tekanan orang-orang kafir di Makkah.
Mereka memulai dengan membangun masjid yang mana ibadah ditujukan hanya kepada
Allah saja. Kaum mukminin pun bersatu dengan satu seruan di atas iman, seruan
yang menggema di dalam hati kaum mukminin. Mengikat mereka satu sama lain untuk
membentuk Daulah Islamiyah. Dan Allah telah menyempurnakan nikmat-Nya atas kaum
mukminin dan menghinakan orang-orang yang ingin menghancurkan dien-Nya.
“Diharamkan kepada kamu (memakan) bangkai (binatang yang tidak disembelih),
dan darah (yang keluar mengalir), dan daging babi (termasuk semuanya), dan
binatang-binatang yang disembelih kerana yang lain dari Allah, dan yang mati
tercekik, dan yang mati dipukul, dan yang mati jatuh dari tempat yang tinggi,
dan yang mati ditanduk, dan yang mati dimakan binatang buas, kecuali yang
sempat kamu sembelih (sebelum habis nyawanya), dan yang disembelih atas nama
berhala; dan (diharamkan juga) kamu merenung nasib dengan undi batang-batang
anak panah. Yang demikian itu adalah perbuatan fasik. Pada hari ini,
orang-orang kafir telah putus asa (daripada memesongkan kamu) dari agama kamu
(setelah mereka melihat perkembangan Islam dan umatnya). Sebab itu janganlah
kamu takut dan gentar kepada mereka, sebaliknya hendaklah kamu takut dan gentar
kepadaKu. Pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu, dan Aku
telah cukupkan nikmatKu kepada kamu, dan Aku telah redhakan Islam itu menjadi
agama untuk kamu. Maka sesiapa yang terpaksa kerana kelaparan (memakan
benda-benda yang diharamkan) sedang ia tidak cenderung hendak melakukan dosa
(maka bolehlah ia memakannya), kerana sesungguhnya Allah maha Pengampun, lagi
Maha Mengasihani.”
"Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi
takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan
telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu."
(Al Ma'idah : 3)
Bersambung
No comments:
Post a Comment