Para perancang strategi perang Daulah
Islamiyah adalah golongan yang genius. Mereka bukan sahaja dapat membaca
suasana semasa tetapi dapat meramalkan akibat yang akan menimpa musuh-musuh
mereka jika pesanan-pesanan disampaikan diabaikan. Ia bukan sahaja mencederakan
fizikal dan mental, tetapi yang amat memilukan ia akan mematikan. Jika ia telah
mati, maka anggaplah ia telah tiada di dunia ini. Bukan sahaja ia tiada lagi
tetapi puing-puingnya pun tidak diukir dan dikesan di batu-batu buruk kerana ia
tiada nilai serta hilang sama seperti tentera-tentera Amerika semasa menceroboh
Fallujah tahun 2003 sehingga kini tidak terukir nama-nama mereka di batu-batu
marmar sebagai tentera cemerlang yang menang dalam perang Iraq, sebaliknya Amerika
terpaksa datang lagi dan terus datang menghantar tentera tambahan di Iraq
kerana Amerika tidak akan memenangi peperangan di sana. Amerika ingin
menghantar tentera-tenteranya mati di Iraq khusus untuk disembelih, termasuklah
diviralkan untuk tatapan umum seantero alam. Amerika akan menerima nasib yang
amat parah apabila warga Amerika yang berada di Amerika sudah tidak
mempercayainya lagi sebagaimana British mengadakan referendum untuk keluar
daripada Kesatuan Eropah – British Exit (Brexit) atau Scotland hendak keluar
daripada British.
Barangkali juga seperti Catalonia yang ingin merdeka daripada Sepanyol. Apakah alasannya Amerika akan berlaku seperti itu? Mungkinkah kerana ramai warga Amerika menjadi pejuang-pejuang Daulah Islamiyah yang akan berhadapan dengan tentera Amerika secara terbuka nanti?
Barangkali juga seperti Catalonia yang ingin merdeka daripada Sepanyol. Apakah alasannya Amerika akan berlaku seperti itu? Mungkinkah kerana ramai warga Amerika menjadi pejuang-pejuang Daulah Islamiyah yang akan berhadapan dengan tentera Amerika secara terbuka nanti?
Amerika jangan memandang rendah kepada musuh
yang diserang walaupun mereka tiada memiliki persenjataan canggih, tetapi mereka ada jati diri - keyakinan. Mereka yakin kepada Allah s.w.t.. Amerika jangan tersilap dalam mencaturkan
pergerakannya dan pergerakan musuh-musuhnya. Jangan sampai Amerika terkepong dalam
wilayah-wilayah Daulah Islamiyah sebagaimana Amerika terkepong di Afghanistan
pada ketika ini.
Amerika mesti berhati-hati
sebelum nasi menjadi bubur.
-----------------------------
Bagaimana Bisa
Mereka Masuk ke Fallujah?
Disarikan dari
tulisan Syaikh Husain ibn Mahmud
MetrominiNews - Bukan karena
strategy yang hebat, bukan juga karena keberanian yang kuat, atau keyakinan
yang gila, bukan juga karena berkah al-Mahdi atau pertolongan al-Husain
(radhiyallahu anhu)... Bagaimana bisa
mereka masuk Fallujah, padahal itu adalah benteng Daulah Islamiyyah, ibukotanya
di bagian selatan, kota masjid, markas ahlus sunnah, dan kota yang telah menimpakan
siksaan kepada Amerika dan Inggris... Bagaimana bisa pasukan Hasyd Sya'bi -yang
bahkan untuk memilih nama pun mereka payah-, pasukan tentara Iraq yang dipimpin
si majusi Qasim Sulaimani masuk ke kota Fallujah yang gagah perkasa?
Ini bukan masalah rahasia, atau
kode rumit, ini adalah operasi militer yang jelas dan gamblang, dan tidak perlu
pemikiran yang rumit atau strategi yang canggih. Strategi mereka terbuka jelas,
dan kita bisa melihatnya dengan mata telanjang, kita sudah melihatnya di banyak
tempat, di Tikrit, Ainul Arab, Tel Abyadh dan Tadmur. Singkatnya, strategi
mereka adalah: bom, bom, terus bom. Bunuh, bunuh dan terus bunuh, tekan sampai
para musuh keluar dari kota, atau bunuh mereka semua. Jangan sisakan satu
tempat pun yang bisa digunakan untuk berlindung, hingga batu dan pohon pun
harus dihancurkan. Amerika dengan senang hati membombardir lewat pesawat, toh
bom yang ditembakkan dibiayai negara-negara Arab, Rafidhah dengan sukarela ikut
membombardir dengan meriam, toh semua bom dan roket dibiayai dengan dana
sedekah negara negara Arab.
Semua bisa ditebak, bombardir
daerah yang ada di depan pasukan kawan, hingga tidak menyisakan batu atau
pohon, apalagi manusia, kecuali terkena bom, setelah itu masuklah pasukan
terdepan ke daerah yang sudah luluh lantak dengan santai dan segera mengumumkan
bahwa daerah itu telah dibebaskan dari teroris. Dan begitulah seterusnya.
Setiap mereka akan menguasai suatu daerah, mereka akan meminta bantuan udara,
setelah pesawat Salibis-Arab membombardir barulah mereka masuk.
Kebanyakan Pasukan Hasyd Sya'bi
yang mengepung Fallujah datang untuk merampok dan merampas, dan bukan untuk
berperang. Sehingga orang-orang bayaraan ini tidak pantas untuk dipakai
berperang dan tidak kuat menghadapi beratnya medan perang. Begitu juga tentara
Iraq, tidak jauh beda dengan mereka. Karena itu, setiap kali ada serangan balik
dari pasukan Daulah, mereka akan segera lari dan mundur dengan cepat, dan
segera menghubungi pesawat Salibis-Arab untuk membombardir tempat yang terdapat
mayat teman teman mereka, karena khawatir di tempat itu terdapat pasukan
Daulah.
Adapun strategi mujahidin sejak
awal adalah mundur teratur dengan menimpakan siksaan terlebih dahulu kepada
pasukan Rafidhah. Namun terjadi kekacauan pada awal penarikan mundur, sehingga
jatuhlah korban. Hingga kemudian mujahidin sepakat untuk mengeluarkan seluruh
wanita, anak anak dan orang tua dari kota Fallujah, namun itu juga sangat beresiko, karena memang
hampir seluruh kota Fallujah dikepung, bahkan hampir bisa dikatakan mustahil,
gambarannya mungkin seperti pasukan kaum muslimin di bawah komando Khalid ibn
al-Walid radhiyallahu anhu ketika akan mundur dari terkaman pasukan romawi pada
perang Mu'tah. Sedangkan sisa pasukan mujahidin melakukan baiat mati untuk terus
bertempur menimpakan siksaan atas orang-orang Rafidhah.
Di antara strategi mujahidin
Daulah Islamiyyah yang cukup efektif adalah membuat sibuk pasukan Rafidhah di
titik lain, mereka melakukan serangan di Hit, Ramadi, Baiji dan tempat lainnya,
sehingga sedikit membuat konsentrasi musuh terpecah dan kepungan terhadap kota
Fallujah mengendur, sehingga penduduk dapat diungsikan. Bahkan serangan Daulah
di dekat bandara Deir Zour di Syam yang bertambah panas membuat Salibis-Arab
ketakutan, khawatir jika bandara itu jatuh ke tangan Daulah. Hingga pesawat
pesawat mereka pun tersibukkan dari membantu Rafidhah di Fallujah. Daulah
berhasil membantai pasukan Rafidhah di Fallujah, namun Abdul-Majus Abbadi
bersikeras untuk bisa menguasai Fallujah walaupun harus menelan kerugian pahit,
bahkan majikannya; Amerika telah memperingatkannya, namun dia tidak peduli.
Harga yang harus dibayar olehnya adalah: ribuan kaum Rafidhah arab mati dan
berkali lipat lainnya terluka, demi membahagiakan Persia. Dan akhirnya Abbadi
bisa mengambil foto dari dalam Fallujah, lalu buru buru pergi karena dia tahu
perang belum usai.
Sebenarnya kota Fallujah bukanlah
benteng Daulah sebagaimana makna yang difahami, tapi rahasia kota Fallujah
tersembunyi pada penduduknya yang bersih dari Rafidhah, suku-suku di Fallujah
adalah suku-suku yang terkenal dermawan namun keras dalam perlawanan, masuknya
Rafidhah dan salibis ke Fallujah lebih kepada makna simbolik daripada makna
militer, kota Ramadi misalnya, jauh lebih strategis dari sisi militer daripada
kota Fallujah, tapi dengan menguasai Fallujah bisa memperlihatkan kuatnya
cengkraman Rafidhah terhadap kota sunni ini.
Bukan hal yang aneh sebenarnya
bagaimana kaum Rafidhah bisa masuk ke kota Fallujah, namun yang aneh adalah
bagaimana bisa mujahidin bertahan selama satu bulan penuh dengan jumlah mereka
yang sedikit (sekitar 800 mujahid) di hadapan musuh yang berjumlah 30.000
lebih, dibantu bombardir dari Salibis-Arab-Persia secara intensif dan terus
menerus. Dan yang lebih mencengangkan lagi adalah jumlah korban terbunuh dari
pasukan Rafidhah yang mencapai lebih dari lima ribu, yang berarti mujahidin
berhasil membunuh lebih dari seperlima pasukan Rafidhah, menghancurkan tank dan
kendaraan mereka, dalam pertempuran yang mungkin persis dengan pertempuran para
salaf yang kita baca di kitab-kitab tarikh, yang sulit kita bayangkan kecuali
setelah melihat para ksatria ini.
Mungkin hal yang paling
mengherankan dari perang Fallujah adalah kegilaan yang menimpa para musuh musuh
mujahidin, di media informasi, Internet atau di media sosial. Ketika Abbadi si
hamba majusi mengumumkan dimulainya operasi "pembebasan Fallujah"
Orang-orang ramai berkicau "Tidaklah 'Daulah' masuk ke Fallujah kecuali
karena ingin kota itu hancurkan Rafidhah!"
Ketika terjadi pukulan pertama
dari Daulah, dan pasukan Rafidhah terlihat kalah, orang-orang berkicau seolah
Daulah tidak ada wujudnya di Fallujah, dan yang bertempur di sana adalah
suku-suku yang ada di Fallujah.
Ketika pasukan rafidhah berhasil
masuk ke beberapa wilayah Fallujah, mereka kembali berkicau, "Seperti
biasa 'daulah' mundur dari hadapan Rafidhah supaya mereka membunuhi penduduk
Fallujah!"
Ketika pasukan Daulah berhasil
menimpakan siksaan kepada pasukan Rafidhah, mereka berkicau "Semoga Allah
memberkahi suku suku yang gagah itu".
Ketika pasukan Daulah mundur
total dari Fallujah, orang-orang kembali ramai berkicau "sudah aku
katakan, 'daulah' pasti akan menyerahkan Fallujah ke Rafidhah!"
Semua ocehan ini, kicauan ini,
kontradiksi ini, terjadi hanya dalam tempo satu bulan. Namun sayangnya,
kebanyakan manusia tidak bisa mengambil kesimpulan dari kontradiksi ini semua,
mereka selalu mengikuti apa yang didiktekan oleh para pendusta ini, yang
kebanyakan karena ingin menjelekkan Daulah yang telah menarik karpet dari kaki
mereka semua hingga Daulah berdiri sendiri dengan kekuatan aqidah dan kemuliaan
para lelakinya yang rela mengorbankan apa pun untuk melindungi penduduk
Fallujah dan lainnya.
Tidak diragukan lagi, bahwa
Daulah ikut bertempur di Fallujah, dan tidak diragukan juga bahwa suku-suku itu
juga ikut bertempur di Fallujah, namun fakta yang ingin disembunyikan oleh
mereka adalah, kebanyakan tentara Daulah yang ada di Fallujah adalah suku suku
itu sendiri, dan fakta yang mungkin tidak diketahui oleh sebagian orang adalah;
mereka yang tetap teguh dan menceburkan diri ke tengah pasukan Rafidhah dengan
kendaraan mereka yang mengangkut berton-ton bahan peledak adalah para
muhajirin, yang mengorbankan diri mereka demi melindungi kaum muslimin
Fallujah. Dan kabar pahitnya bagi orang-orang Rafidhah, para muhajirin ini
masih banyak bertahan di bunker bunker di Fallujah, dan mereka belum lelah dari
peledakan peledakan, dan bisa jadi, di hari hari mendatang akan banyak terjadi
kejutan-kejutan. Wallahu a'lam.
[Disarikan dari tulisan Syaikh
Husain ibn Mahmud ---(القناة اسد الوغى
الاخبارية)---
No comments:
Post a Comment