Penganas-pengganas selalu melakukan
kerosakan dipelbagai penjuru alam sama ada berskala kecil atau berskala besar,
sama ada dilakukan secara solo atau berkomplot, sama ada mensasarkan individu
atau masyarakat, sama ada mendahului fakta disusuli dengan pembuktian, sama ada
membohongi diri sendiri atau membohongi umat manusia dan sama ada terkena
tempias kedajalan meresap ke dalam urat darah terperosok di dalam otak.
Maka, wajar bagi umat Islam teguh di atas Deen sepanjang hayat.
Di samping kudeta yang gagal
di Turki, sebelum daripadanya banyak lagi kedajalan yang berlaku; antaranya:-
-----------------------
Muhaimin
Senin, 25 Juli 2016
− 14:53 WIB
ANKARA - Media Turki
pro-Presiden Tayyip Erdogan menulis berita utama dengan menyebut seorang
jenderal Amerika Serikat (AS) sebagai pemimpin kudeta gagal. Jenderal AS yang
dituduh itu adalah Jenderal Angkatan Darat, J.F. Campbell.
“Orang ini memimpin kudeta,” demikian judul berita utama surat
kabar Yeni Safak pada Senin (25/7/2016), lengkap dengan foto sang jenderal yang
dituduh.
Tuduhan surat kabar Turki ini
dianggap Mantan Kepala Kontra-Terorisme untuk Kepolisian Nasional Turki, Profesor Ahmet S Yayla sebagai retorika yang
sangat berbahaya. Dia membayangkan, retorika semacam ini berpotensi memicu
gerakan semacam “Revolusi Islam” yang
pernah pecah di Iran pada 1979.
Yayla, melalui akun Twitter-nya,
@ahmetsyayla, ikut mengunggah tampilan berita utama media Turki yang dia anggap
retorika berbahaya itu. ”Ini adalah
frontpage dari Yeni Safak, surat kabar pro-Erdogan, Senin 25 Juli 2016. Secara
terbuka mengatakan ‘Orang ini memimpin kudeta’,” tulis Yayla.
“Setelah Senin pagi, ada risiko yang lumayan melawan Amerika, Kedutaan
Besar AS dan konsulat di Turki. Saya menyarankan hati-hati,” lanjut Yayla.
Dalam berita utama itu,
ditulis pejabat tinggi Turki menyuarakan klaim bahwa agen mata-mata AS, CIA,
mendukung pasukan kudeta dan komplotannya.
”Retorika anti-Amerika ini mengingatkan (saya) pada Revolusi Iran ‘79
dan apa yang terjadi setelah itu. Ini adalah pendekatan yang sangat berbahaya,”
imbuh Yayla.
Presiden Barack Obama telah
menyangkal tuduhan bahwa AS terlibat kudeta militer yang gagal di Turki.
Menurut Obama tuduhan semacam itu palsu.
(mas)
No comments:
Post a Comment