Selasa, 12 Mei 2015 | 13:53 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.com — Pemerintahan Presiden
Barack Obama, Senin (11/5/2015), membantah klaim bahwa laporan resmi tentang
serangan yang menewaskan Osama bin Laden tahun 2011 tidak sesuai dengan
kenyataan. Gedung Putih menyatakan, klaim bahwa Pakistan bekerja sama dengan AS
untuk membunuh mantan pemimpin Al Qaeda itu "tidak akurat dan tidak
berdasar".
Menurut laporan terbaru yang
dibuat Seymour Hersh, seorang wartawan investigasi, Bin Laden telah ditahan
sebagai tahanan badan intelijen Pakistan (atau ISI) dan sejumlah jenderal serta
pejabat intelijen Pakistan telah bersepakat sebelumnya dengan misi Navy Seal AS
untuk membunuhnya.
"Ada terlalu banyak ketidakakuratan dan
pernyataan tak berdasar dalam klaim itu," kata seorang juru bicara
keamanan nasional Gedung Putih dalam sebuah pernyataan kepada wartawan yang
pertama kali dirilis CNN. Pernyataan itu juga menegaskan bahwa serangan
tersebut sepenuhnya merupakan "operasi AS".
"Presiden memutuskan
sebelumnya untuk tidak menginformasikan pemerintah mana pun, termasuk Pemerintah
Pakistan ,
yang tidak diberi tahu hingga setelah serangan itu terjadi," kata juru
bicara tersebut.
Hersh, yang meraih hadiah
Pulitzer tahun 1970 untuk laporannya tentang pembantaian My Lai di Vietnam,
mempersoalkan laporan Gedung Putih dalam sebuah artikel sebanyak 10.000 kata
yang mengandalkan kesaksian dari seorang mantan pejabat intelijen AS yang tidak
disebutkan namanya.
Laporan resmi itu
"palsu", tulis Hersh di London Review of Books. Menurut dia, Pemerintah AS
telah menipu dunia soal kematian Bin Laden sehingga pemerintahan Presiden
Barack Obama bisa mengklaim kemenangan perang melawan Al Qaeda. Hersh menuding,
Pemerintah AS
sebenarnya sudah mengetahui posisi Bin Laden, yang diyakini sebagai dalang
selangan 11 September di New York , di kota Abottabad ,
Pakistan .
Di kota
itu, Bin Laden selama bertahun-tahun tinggal di sebuah rumah besar yang
berlokasi tak jauh dari sebuah akademi militer Pakistan . Abottabad memang dikenal
sebagai kota militer Pakistan .
Berdasarkan investigasinya, Hersh
menyebut pemerintahan Obama sudah melakukan negosiasi dengan Pemerintah Pakistan
dan dinas intelijen negeri itu sebelum menyerbu kediaman Bin Laden di
Abottabad. Dengan mengutip seorang sumber anonim, Hersh mengatakan, ISI
mematikan aliran listrik ke kediaman Bin Laden sebelum pasukan elite Navy SEAL
menyerbu rumah itu demi mencegah intervensi militer Pakistan . Menurut sejumlah laporan
yang dikutip Hersh, tak ada baku
tembak dalam penggerebekan itu dan satu-satunya peluru yang dilepaskan adalah
yang memutus nyawa Osama bin Laden. Presiden Obama menyembunyikan kebenaran di
balik operasi ini menjelang pemilihan demi meningkatkan popularitas
pemerintahannya.
Berlawanan dengan laporan resmi,
di mana CIA melacak Bin Laden dengan menelusuri telepon salah seorang kurir,
Hersh mengklaim bahwa informasi intelijen penting datang pada Oktober 2010 dari
seorang yang memberikan informasi ke kantor perwakilan CIA di Islamabad.
Seorang pejabat tinggi intelijen Pakistan , kata dia, memberikan
informasi keberadaan Bin Laden kepada CIA dengan harapan mendapatkan hadiah
uang sebesar 25 juta dollar AS. Perwira intelijen itu mengungkapkan keberadaan
Bin Laden kepada Jonathan Bank, yang saat itu menjadi kepala perwakilan CIA,
demi mendapat bagian dari uang hadiah sebesar 25 juta dollar itu.
Informasi tersebut, menurut
laporan Hersh, memulai proses tawar-menawar selama enam bulan yang melibatkan
pejabat tinggi Pakistan, termasuk Jenderal Ashfaq Parvez Kayani, kepala staf
tentara, dan Jenderal Ahmed Shuja Pasha, direktur jenderal ISI.
Penarikan Bank dari Pakistan
pada Desember 2010 setelah kedoknya terbongkar merupakan bagian dari operasi
tabir asap untuk menutupi perjanjian AS-Pakistan terkait Bin Laden.
Laporan Hersh mendapat
skeptisisme luas di AS dari para analis intelijen dan mantan anggota CIA,
termasuk Michael Morrell, yang merupakan Wakil Direktur CIA tahun 2010-2013.
"Saya mulai membaca artikel itu tadi malam, saya baru baca sepertiga dan
saya berhenti karena setiap kalimatnya tidak benar," kata Morrell kepada
CBS News. "Sumber yang Hersh ajak bicara tidak tahu apa-apa tentang apa
yang dia bicarakan."
Banyak analis mengecam
ketergantungan Hersh kepada seorang pensiunan perwira intelijen. Mereka
mengatakan, banyak dari apa yang sumber itu sampaikan kepada wartawan itu tidak
sesuai dengan fakta yang diketahui publik dan dapat diverifikasi.
Peter Bergen, yang sudah lama
jadi pengamat keamanan untuk CNN dan membuat wawancara televisi pertama dengan
Bin Laden tahun 1997, melontarkan kecaman pedas. "Laporan Hersh tentang
penyerbuan terhadap Bin Laden merupakan omong kosong belaka yang bertentangan
dengan laporan banyak saksi mata dan akal sehat sederhana," tulisnya.
Hersh, yang juga berperan dalam
membongkar penganiayaan tahanan AS di penjara Abu Ghraib di Irak tahun 2004,
telah menjadi tokoh kontroversial dalam beberapa tahun terakhir terkait
kesukaannya merangkul teori konspirasi.
Hersh, Minggu, mempertahankan
posisinya. Ia mengatakan kepada CNN bahwa dirinya telah "memeriksa"
dan "memverifikasi" sumber-sumber dan informasi untuk artikel tentang
Bin Laden itu. "Anda tahu, saya sudah lama dalam bisnis ini, dan saya
memahami konsekuensi dari apa yang saya katakan," katanya.
No comments:
Post a Comment