Sungguh kemenangan yang paling
besar yang diwujudkan oleh Amerika pada hari ini atas Mujahidin, hanyalah
mengeluarkan mereka dari wilayah di sini, atau desa di sana dan membunuh seorang muslimin. Dengan
itu Amerika langsung bergembira, dan bergegas terbang untuk membunuh Abu Mu’taz
al Qurosiy Rahimahullah, dan membuat dirinya berkhayal bahwa hal itu adalah
kemenangan yang besar.
Semoga Allah merahmatimu wahai
Abu Mu’taz, engkau tidak lain adalah satu diantara kaum muslimin, dan kami
tidak meratapi kepergianmu, dan kami tidak akan meratapi hal tersebut. Aku
tidak akan meratapinya, karena kami menganggapnya tidaklah mati. Sungguh dia
telah mendidik para kesatria, dan meninggalkan banyak pahlawan di belakangnya.
Amerika akan menanti hal buruk yang akan menimpanya melalui tangan-tangan
mereka dengan izin Allah. Aku tidak akan meratapinya, karena dia mendapatkan
apa yang dia impikan.
Sungguh dia Rahimahullah telah
terbunuh, dan cita-citanya di dunia ini tak lain hanyalah ingin terbunuh. Dia
tidak mengganti dan menyelewengkan manhajnya, dan dia telah memperbanyak do’a
untuknya di akhir-akhir kehidupannya, bahkan dia mengatakan kepada orang di
sekitarnya bahwa dia sudah tidak peduli dengan keamanan dirinya, seakan-akan ia
telah melihat ajalnya. Dan dia Rahimahullah tidaklah meminta Allah untuk
terbunuh lantaran putus asa atau rasa bosan, bukan karena kesedihan, kelemahan
ataupun rasa jemu, tetapi itu dilakukan hanya karena ia rindu untuk bertemu
dengan Rabb-nya, dan rindu kepada mereka yang telah mendahuluinya di jalannya.
Aku tidak akan meratapinya,
karena Amerika telah senang membunuhnya pun dengan antek-antek dan
anjing-anjingnya. Mereka senang dan gembira telah membunuh seorang lelaki dari
kaum muslimin yang mana satu-satunya impian nya di dunia ini adalah terbunuh di
jalan Allah. Dan Abu Mu’taz rahimahullah pernah berkata dalam keadaan memegang
jenggotnya yang berwarna putih dan menggerakkan jenggotnya, “Demi Allah jenggot
ini akan diwarnai dengan darah, demi Allah kamu (jenggot) akan diwarnai dengan
darah.” Dan Allah telah menjawab permintaannya dan menjawab sumpahnya. Aku
telah melihat jenggotnya diwarnai dengan darahnya, lalu buat apa aku meratapi
kepergiannya?
Aku tidak akan meratapinya,
meskipun berlinang air mata karena berpisah dengan Abu Mu’taz yang mana dia
adalah orang yang kami cintai. Sungguh hati ini terbiasa ditimpa musibah,
karenanya ia tidak peduli dengan ini. Hati ini terkena musibah, sehingga
jasadku tidak merasa sakitnya tusukan panah, maka apabila aku dihujani anak
panah, anak panah itu justru akan hancur berkeping-keping. Inilah aku tak
peduli dengan musibah karena tidak bermanfaat bagiku jika aku mengindahkannya.
Demi Allah, aku tidak akan
meratapi Abu Mu’taz, akan tetapi aku memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala
supaya ia hidup dengan para syuhada’, dan memasukannya ke dalam surga Firdaus
bersama para Shiddiqin dan para Nabi, dan meneguhkan kami di atas jalannya pun
memberikan kami Khusnul Khotimah, dan merasakan lebih keras dari yang dia
rasakan (terbunuh).
Maka janganlah kamu bergembira
wahai Amerika, lanjutkanlah upaya kalian untuk mengumpulkan kekuatan dan
koalisi dari kaum Salibis, sampai akhirnya kamu terjun di Dabiq, yang mana di
dalamnya dengan izin Allah kalian akan dihancurkan.
Kalian akan dikalahkan dan
dibinasakan, ini adalah janji Allah, dan Allah tidak menyelisihi janjiNya. Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak akan terjadi hari kiamat sampai turunnya Romawi di A’maaq, atau
di Dabiq, maka keluarlah kepada mereka pasukan dari kota yang mana mereka sebaik-baik penduduk
bumi pada hari itu. Dan ketika dua barisan saling berhadap-hadapan, Romawi
berkata, ‘biarkan kami berperang antara kami dengan orang-orang yang dahulu
bersama kami kemudian masuk Islam’, maka kaum Muslimin berkata, ‘demi Allah
kami tidak akan membiarkan antara kalian dengan saudara-saudara kami’, maka
kaum muslimin pun memerangi mereka. Maka sepertiga dari mereka murtad, Allah
tidak akan menerima taubat mereka sampai kapanpun, sepertiga dari mereka terbunuh,
menjadi sebaik-baik syuhada’ di sisi Allah, dan sepertiga lainnya terus
melakukan penaklukkan, mereka tidak akan terkena fitnah selama-lamanya, maka
mereka menaklukkan Konstantinopel”.
Ya, ini adalah janji Allah.
Kalian pasti akan terjun ke peperangan di dalamnya wahai para Salibis, sungguh
kami sedang menanti kalian.
Bersambung
No comments:
Post a Comment