Wahai pahlawan-pahlawan Islam di semua penjuru Irak….
Lihatlah, kekuatan kafir telah membidik kita dari satu arah
dan telah menyiapkan jerat-jerat makar dengan bekerjasama dengan kaum pemecah
belah dan munafik.
Untuk menghinakan kaum lelaki, memperkosa kesucian wanita,
mengkangkangi kehormatan, dan meninggikan Salib di atas tanah kita dan di
kolong langit kita. Maka janganlah kalian berkompromi dalam urusan agama
kalian. Jangan dengarkan kata-kata manis bernada simpatik yang ingin
mengendurkan kalian dari mati syahid atau kemenangan.
Jika dengan tikaman yang kita sarangkan pada musuh kita di
sana sini mereka masih juga bersikeras, berkoar dengan penuh kesombongan bak
bertempurnya singa, melecehkan masyarakat dan berlaku brutal, lalu bagaimana
jika mereka memegang kendali kekuasaan di Irak dan kapal yang ia tunggangi
melenggang mulus tanpa terjangan badai ombak?
Sungguh jika musuh kita menang, akan mereka rusak tanaman
dan keturunan. Akan menjajah negeri dan tidak menjaga kekerabatan dan janji
pada orang beriman, mereka mencari keridhoan kalian dengan mulut mereka padahal
hatinya menolak dan mereka akan menimpakan kehidupan pahit kepada kaum
muslimin.
“tak ada kata damai
sampai kuda terjatuh oleh tombak dan serpihan daging ini ter……….
Maka katakanlah sebagaimana para pahlawan seperti kalian
mengatakan, gembirakan selalu diri kalian karena tidur dan terjaga kalian
semuanya bernilai pahala, insyaAlloh. Para
pahlawan itu mengatakan:
“Dikala para dermawan
kikir, maka kami adalah tumbal bagi agama….
Di atas jalan ini para
perwira berdendang dengan….
Kata-kata fasih berupa
pengorbanan….
Kemenangan bisa diraih
dengan darah, tombak dan baju besi….”
Setelah ini seluruh dunia harus tahu bahwa manhaj kami tak
kenal keterbudakan dan tak rela dijual belikan di tempat tawar menawar. Dengan
pertolongan Alloh kami akan terus berjalan, walaupun jalan ini panjang dan
kesukaran semakin berat. Walaupun pengkhianat semakin banyak. Permasalahannya
jauh lebih besar lagi, sesungguhnya ini perihal Robb semesta alam, perihal
surga Firdaus.
Siapa yang tak bisa mendengar bunyi pena atau kata-kata
menggema, maka harus diperdengarkan dengan hunusan pedang.
“Jika mulut ini bimbang, maka luka kami yang bicara….”
Sesungguhnya rahim yang telah melahirkan Kholid akan terus
mengandung dan melahirkan yang semisal, walaupun arogansi kebathilan mendera.
“Sungguh kami adalah
umat yang memiliki asal yang baik….
Pada akhlaknya tak
terdapat aib atau penyimpangan….
Luka bisa saja
membuatnya sakit, tapi tak mengguncangnya….
Kedua kakinya boleh
terjepit belunggu, namun tak menjatuhkannya….
Jika mereka diserang
budak-budak cemeti, hendaknya mereka yakin….
Bahwa kami akan usir
mereka dari tempat mereka masuk….
Kebenaran adalah bekal
kami memerangi kebathilan mereka….
Dan pedang adalah
hujah kami jika memang perlu hujah….
Agresor dari Timur
dulu menyerang, akhirnya tergulung….
Agresor barat melewati
hal yang sama, dan akan tergulung juga….
Tak tersisalah mereka
dan bekas-bekas negeri mereka….
Selain legenda yang
dibumbui laknat-laknat….
Singa-singa takkan
diam dengan luka yang dideritanya….
Selama masih bergerak
darah iman di tubuh mereka….”
“Hai orang-orang yang
beriman, jika kalian bertemu satu pasukan, maka teguhlah dan ingatlah Alloh
banyak-banyak agar kalian berhasil”.
“Dan Alloh Maha menang
atas urusan-Nya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
Wal Hamdu Lillahi Robbil ‘Alamiin.
-------------------------------------
source: Fatih Badrani FB
No comments:
Post a Comment