Segala puji bagi Alloh, yang memuliakan Islam dan
pertolongan-Nya. Yang menghinakan kesyirikan dengan kekuatan-Nya. Mengatur
semua urusan dengan perintah-Nya. Mengulur batas waktu bagi orang-orang kafir
dengan makar-Nya. Yang mempergilirkan hari-hari bagi manusia dengan
keadilan-Nya, dan menjadikan hasil akhir sebagai milik orang-orang bertakwa
dengan keutamaan-Nya.
Sholawat dan salam terhatur selalu kepada Nabi Muhammad,
manusia yang dengan pedangnya Alloh tinggikan menara Islam.
Amma Ba‘du…
Umatku… wahai umat pembawa pedang dan pena…
Mengapakah pedang dan mata pena kalian terpatahkan? Padahal
kalian dulu adalah kaum yang mulia di atas bintang gemintang. Mengapa hari ini
kalian terjerembab di bawah kaki para agresor dan debu-debu kuda penjajah?
Umatku yang mulia…
Kali ini aku berbicara kepada kalian tentang sebuah masalah
yang membuat diriku sedih. Tidakkah kalian dengar desisan ular yang sedang
mengendap-endap dalam gelapnya kelalaian kalian? Ia hendak menerkam masa depan
kalian..
Umatku yang tercinta…biarkan aku lontarkan perkataan yang
tercampur oleh tanahku, tetapi lafadznya meluncur dengan bahasa langit.
Biarkan aku menasehatimu di persimpangan jalan yang sulit.
Agar engkau mengetahui dengan jelas akan sebuah petunjuk…agar engkau kumpulkan
kembali kekuatanmu…sebab aku khawatir, kita akan menyesal di saat penyesalan
tidak lagi berguna.
Sungguh, semua orang, baik yang jauh maupun yang dekat,
telah sama-sama mengetahui adanya persekongkolan syetan; yaitu segi tiga
kekuatan kafir dan makar di negeri dua aliran sungai (Irak dan sekitarnya):
Pertama: Amerika, si pengusung bendera
salib.
Kedua: Orang-orang Kurdi yang tergabung
dalam milisi Basymarqoh, yang didukung oleh militer Yahudi. Di bawah pimpinan
dua boneka AS, Al-Barzânî dan Tholabânî.
Ketiga: Orang-orang Rafidhah (Syiah). Musuh
kaum sunni (Ahlussunnah), yang dalam hal ini diwakili oleh pasukan militer
bulan purnama (Failiq Badr), dan partai yang Dakwah, yang pada hakikatnya
menyeru kepada syetan.
Adapun pimpinan mereka, si pengkhianat, Iyadh Allawi, insya
Alloh telah menjadi target anak panah kami.
Hai pengkhianat! Hentikan sendawamu terhadap kami. Hentikan
angin perutmu terhadap sesamamu. Lalu tunggulah…. Maka yang terbersit pada
wajahmu telah dekat dengan kami, atas izin Alloh. Maka tunggulah malaikat maut
ketika dirimu berada di gundukan pasirmu bersama tongkat penyanggamu, yaitu
teman-temanmu tukang berkelakar dari kalangan anggota pemerintahanmu.
Jika kamu bersama para pengemban salib, maka kami bersama
Alloh yang Maha mengabulkan doa lagi Maha dekat. Dan kamu tidak akan bisa lari
dari Alloh di bumi ini, sungguh hari esok sangat dekat bagi orang yang
menunggunya.
Umatku….
Inilah hakekat Rofidhoh, pelaku sejarah hitam
“Masih saja
dimunculkan kisah setiap hari yang diceritakan
dan kata-kata tentang
seorang pelayan yang dibuat-buat
Dialah pengkhianat
umatnya yang melemparkan tali ke arahnya
Berupa tipuan-tipuan,
hingga ia pun terjerat.
Seperti serigala yang
mengarahkan pandangan beracun kearahmu,
Walaupun ia tampil
sebegitu elok….
Alangkah jauh beda
antara pemuda yang hatinya
Dipenuhi rasa yakin
dengan orang yang sekedar mengaku dan berkoar-koar
Pelaku kesesatan tak
hentinya berbuat angkuh
Dadanya sempit
terlipat lantaran kedengkian….”
Sungguh pemimpin kafir salibis telah mempraktekkan
peribahasa:
“Singsingkan baju,
kenakan sarung, lalu gunakan kulit Harimau,” dengan menyerang Najaf, padahal Najaf merupakan
tujuan sebenarnya, ataukah mereka bersiap-siap menyerang yang lain?
Umatku….
Nanti dulu, perhatikan baik-baik. Najaf bukan tujuan utama
mereka, akan tetapi tujuan utama mereka adalah Segi Tiga Wilayah Sunni, yang
penduduknya memiliki tekad kuat dan semangat tinggi.
Dan aku bersumpah demi Dzat yang telah meninggikan tujuh
lapis langit, yang mematahkan leher para thoghut, dan yang menghinakan tengkuk
mereka, bahwa kepala Amerika telah tersungkur ke tanah di sini.
pahlawan-pahlawan kita telah menginjaknya sehingga mitos tentangnya tak ubah
seperti fatamorgana.
Sungguh, merekalah rekan-rekan mujahidin dari kalangan
Muhajirin dan Anshor. Merekalah yang menimpakan kehinaan kepada pasukan sekutu.
Menamparnya dengan tamparan yang tak terlupakan, memberikan pelajaran yang
membuat mereka terpanggang dalam api dan membuat mereka menggelepar kesakitan
karenanya sampai saat ini.
Pelajaran yang menjungkirkan bendera-bendera mereka,
mengguncang pijakan-pijakan kaki mereka, dan membuyarkan fikiran mereka hingga
rasa takut menyelinap pada persendian mereka, dan keputus asaan menggerogoti
tulang mereka. Bagaimana tidak? Sementara para pahlawan kita telah menghajar
mereka habis-habisan hingga mereka lihat sendiri kepengecutan serdadu Amerika.
Yach, begitulah! Mereka bermaksud menakut-nakuti kita dengan
menghancurkan kota
Najaf. Begitulah biasanya para pengecut, mereka sengaja mengawali serangan terhadap
para penduduk di sana untuk mengembalikan denyut kehidupan pada diri
serdadu-serdadunya yang “mati”,
sebelum menyongsong pertempuran membara melawan kaum sunni. Seperti itulah
kebiasaan orang kafir:
“Dan hampir saja
orang-orang kafir itu menggelincirkan kamu dengan pandangan-pandangan mereka”, dalam rangka menurunkan bendera
tauhid yang tengah berkibar di tanah Irak dibalik kedok bantuan palsu yang
mereka berikan.
Wahai pemuda Islam di Irak, bahkan di berbagai negeri
Islam….
Wahai yang bingung mencari kehidupan sejati….
Wahai yang rindu untuk menolong agama Alloh….
Wahai yang mau menyerahkan nyawa dihadapan Tuannya….
Di sini ada hidayah dan petunjuk. Di sini ada hikmah dan
kelurusan. Di sinilah puncak kenikmatan berkorban dan berjihad. Maka segeralah
engkau bergabung dengan “Bataliyon Bisu” untuk berjuang di bawah panji sang
pemuka para Nabi.
Wahai umat Islam….
Bersambung
No comments:
Post a Comment