KHUTBAH KHALIFAH tentang MAKAR
MURTADIN AKHIR-AKHIR INI
Pada 25 Rajab 1436, Khalifah
(hafidhahullah) mengarahkan umat dalam pidatonya bertajuk “Berangkatlah dalam
keadaan ringan ataupun berat” yang menegaskan latar belakang rencana makar baru
terhadap Islam yang sedang dibuat.
Pertama ia mengingatkan terhadap
sikap yang membawa banyak militan menjadi murtad dan bergabung dengan kufar,
dan keinginan mereka berkompromi dan berharap perdamaian yang langgeng dengan
salibis.
Dia mengatakan:
“Wahai kaum muslimin! Siapa saja yang berfikir untuk berdamai dengan
Yahudi, Nasrani, dan kufar lainnya, dan mereka merasa dapat berdamai dengannya,
dan ia hidup berdampingan dengan mereka dan mereka hidup berdampingan dengannya
sementara ia dalam keadaan bertauhid, maka ia telah mengingkari pernyataan yang
sangat jelas dari Rabbnya (azza wa Jalla), yang berkata, {Mereka tidak henti
hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu
(kepada kekafiran) seandainya mereka sanggup [Al Baqarah: 217]. Maka inilah
kondisi kufar dalam urusannya dengan muslim sampai hari qiyamat {Dan kamu tidak
akan mendapati perubahan pada sunatullah} [Fatir: 43].
Khalifah menerangkan bahwa muslim
tidak akan berhenti memerangi kufar sampai Isa bin Maryam ‘alayhissalam turun
dan memimpin tentara muslimin.
Dia berkata:
”Sungguh perang atas kufar, hijrah dan jihad akan tetap ada sampai
datangnya as sa’ah (Qiyamat). Rasul shalallahu ‘alayhi wasallam mengatakan,
“hijrah tidak akan berhenti sampai taubat diterima, dan taubat tidak berhenti
diterima sampai matahari terbit dari
barat,” (Riwayat Abu Daud dari Mu’awiyah).
Dia shalallahu ‘alayhi wasallam
juga mengatakan:
“Akan selalu ada dari kaumku berperang atas kebenaran, terus menerus
sampai hari Qiyamat. Lalu Isa bin Maryam akan turun dan para pemimpin mereka
akan berkata ‘Datanglah dan pimpin kami dalam Sholat’ maka ia akan berkata,
‘Tidak, Kamu pemimpin satu atas yang lain sebagai anugrah Allah kepada umat
ini’,” [Riwayat Muslim dari Jabir].
Khalifah juga menjelaskan akan
segera punahnya daerah abu abu (samar samar) dengan mengatakan,
“Dan jika salibis sekarang mengklaim untuk menjauhi dunia muslim dan
membatasi diri mentarget muslim bersenjata, maka segera kalian akan melihat
mereka mentarget tiap muslim di mana saja. Dan jika saat ini salibis mulai
mengganggu muslim yang hidup di negeri yang masih bercampur, dengan mengawasi
mereka, menangkap mereka, menginterogasi mereka, dan kemudian menyingkirkan
mereka dan menculik mereka baik mati, dipenjara, ataupun terlantar. Mereka
tidak akan membiarkan seorang muslimpun kecuali ia murtad dan mengikuti mereka.
Dan kalian akan mengingat kata-kata saya saat ini, saya serahkan semua urusan
kepada Allah.
Wahai kaum Muslimin, sungguh Yahudi dan Nasrani dan semua kufar tidak
akan ridha pada kalian bahkan memerangi kalian sampai kalian ikut agama mereka
atau murtad dari Islam”.
Khalifah lalu menguraikan
kewajiban muslim selama perang ini sebelum hari qiyamat. Dia berkata,
“Wahai muslimin, jangan anggap perang yang kita kerjakan ini hanya
milik Daulah Islam, bahkan ini peperangan bersama muslim seluruh dunia. Daulah
Islam hanya membuka jalan dan mempelopori perang orang orang yang beriman
melawan orang orang kufur, maka majulah bersegera wahai kaum muslimin. Adalah
kewajiban kita kaum muslimin yang bertanggung jawab kepada Allah. Tidak ada
alasan bagi muslim yang mampu berperang dimanapun ia berada, untuk berhijrah
dan berperang. Allah telah wajibkan berperang, maka kami seru tiap tiap muslim
di setiap tempat untuk berhijrah ke Daulah Islam atau berjihad dimanapun ia
berada,”.
Ini perintah Khalifah
(hafidhahullah). Hijrah ke wilayah khilafah atau kalau tidak mampu, maka ia
harus menyerang para salibis dan sekutunya, juga Rafidhah, thaghut thaghut, dan
kekuatan kekuatan murtadin dimana saja dengan cara dan alat yang mungkin
baginya.
Khalifah kemudian mengancam para
thaghut penguasa yang melakukan kedzaliman di tanah kaum muslimin dengan hukum
buatan manusia dan tak berdaya terhadap salibis.
Dia katakan,
“Wahai Muslimin, para thaghut penguasa yang menguasai negerimu adalah
sekutu sekutu Yahudi dan nasrani , mereka tidak lain hanya budak, pelayan, dan
anjing penjaga. Tentara yang mereka persiapkan dan dipersenjatai juga dilatih
oleh Yahudi dan Nasrani hanya untuk menghancurkan kalian, melemahkan kalian,
menjadikan kalian hamba yahudi dan nasrani, memalingkan kalian dari agama
kalian dan dari jalan Allah, merampas harta benda di negeri kalian dan merampok
kekayaan kalian. Kenyataan ini semakin terang benderang seperti jelasnya
matahari di tengah hari”.
Dia lalu menguraikan secara
detail kelesuan para thaghut penguasa terhadap muslim diikuti dengan kata;
”Penguasa Jazirah Arab terlihat malu dan kehilangan ‘legitimasi’
mereka. Penghianatan mereka jelas terlihat bahkan oleh muslim yang awam
sekalipun. Realitanya para thaghut penguasa semakin nyata lemahnya, karena itu
tuan tuan mereka yaitu yahudi dan nasrani tidak memakai mereka lagi, dan
menggantinya dengan Safawi Rafidhah dan Kurdi yang atheis. Ketika al Salul
menyadari bahwa tuan-tuan mereka meninggalkan mereka, dibuang laksana sepatu rombeng
dan dalam upaya penggantian mereka maka Al Salul mengobarkan perang melawan
Rafidhah Yaman. Dan itu bukan badai penyelesaian, tapi menendang orang sekarat,
-dengan izin Allah- saat ia berjuang sampai nafas terakhir”.
Dia (Khalifah) katakan:
“Hari ini mereka mengklaim membela ahlu Sunnah di Yaman melawan
Rafidhah! Mereka berdusta dan gagal, peperangan mereka hanyalah upaya
membuktikan diri akan kesetiaan mereka pada tuan tuan Yahudi dan Nasrani. Hal
itu tidak lain hanyalah keinginan untuk membelokkan Muslimin agar jauh dari
Daulah Islam yang gaungnya tinggi dimana mana dan nyatanya kaum muslimin
berlomba ke sana .
Badai mereka tidak lain hanyalah badai khayalan, setelah api Rafidhah
menghanguskan singgasana dan setelah barisan Rafidah mencapai rakyat Jazirah
Arab, hal yang akan membuat kaum muslimin berduyun-duyun mendatangi Daulah
Islam sejak nyata Daulah membela mereka melawan Rafidah. Hal ini yang
ditakutkan Al Salul dan para penguasa Jazirah Arab dan membuat singgasana
mereka berguncang. Inilah rahasia yang mereka sebut ‘badai’, yang dengan izin
Allah, sebentar lagi akan menjadi akhir mereka. Al Salul dan para penguasa
Jazirah Arab bukanlah orang-orang yang militant dalam perang, tidak juga
memiliki kesabaran untuk itu. Mereka adalah orang-orang yang hidup dalam
kemewahan, pemborosan, pemabuk, prostitusi, tarian, dan pesta. Mereka sudah
terbiasa membela Yahudi dan Salibis dan hati mereka telah mabuk akan
penghinaan, aib dan kepatuhan”.
Amirul Mu’minin juga
memerintahkan Muslim mengakui perang ini.
“Wahai muslimin dimana saja, belum datangkah waktunya pada kalian untuk
menyadari kebenaran dari permusuhan ini yaitu antara kekufuran dan keimanan?
Lihatlah di front yang mana para penguasa di negeri kalian berpihak. Belum
datangkah waktunya wahai Ahlus-Sunnah bagi kalian untuk mengetahui bahwa
kalianlah target mereka? Perang ini hanyalah melawan kalian dan agama kalian.
Belumkah tiba waktunya bagi kalian untuk kembali pada agama kalian dan jihad
kalian dan dengannya akan mengembalikan kemuliaan kalian, kehormatan, hak-hak,
dan kepemimpinan? Belum tibakah waktunya bagi kalian untuk menyadari bahwa
tidak ada kekuatan tidak juga kehormatan tidak juga keamanan tidak juga hak-hak
untuk kalian kecuali di bawah naungan Khilafah?”
Beliau juga memperlihatkan bagaimana
perjanjian antara Rafidah dengan murtaddin sekutu “Sunni” ketika mereka tidak
lagi berguna bagi Rafidah. Beliau berkata,
“Ya Ahlus-Sunnah di Iraq, carilah perlindungan –sesudah Allah- kepada
Daulah Islam.
Apa yang kalian tunggu setelah kebenaran semakin jelas dari sebelumnya
dan setelah Rafidah membongkar kenyataannya? Inilah mereka hari ini menyembelih
setiap Ahlus sunnah di Baghdad
dan di tempat lainnya. Tak seorangpun selamat dari mereka, bahkan sekutu
mereka, para pendukung, para penolong mereka, pengikut mereka, dan
anjing-anjing dari para murtaddin mantan ahlussunnah, di Shahawat, tentara,
polisi, dan di tempat-tempat lainnya lagi, para ulama buruk membuat bingung
mengaburkan implementasi hukum Allah di wilayah Daulah Islam. Mereka menjadi
gelandangan, terhina, takut, dan penuh kekhawatiran akan kekejaman Rafidah,
sebaliknya muslim yang tinggal di Daulah Islam hidup dengan kekuatan dan
kehormatan, aman dengan karunia Allah, hidup dengan nyaman, menjalankan
urusan-urusan bisnis mereka, mata pencaharian dan perdagangan, menikmati rahmat
hidup dibawah pemerintahan hukum Allah, dan segala puji dan rahmat adalah milik
Allah. Karena itu wahai muslimin, carilah perlindungan –sesudah pada Allah-
pada Daulah Islam”.
Khalifah juga mengingatkan
kemungkinan penyerangan ke wilayah Daulah Islam di Sham dan Iraq .
“Bersabarlah dan teguhlah, dan berhati-hatilah pada musuh-musuh Allah
yang bergerak, berderap, dan meningkat, dan mengancam rakyat Mosul . Kita yakin bahwa pergerakan mereka
akan mengarah ke Raqqah dan Halab sebelum Mosul .
Jadi berhati-hatilah”.
Akhirnya, beliau menjelaskan
kelemahan para salibis modern yang terus tumbuh.
“Wahai tentara Daulah Islam, teguhlah, karena kalian diatas kebenaran.
Carilah pertolongan melalui kesabaran, karena kemenangan datang dengan
kesabaran dan kemenangan bagi orang-orang yang bersabar. Bersabarlah, karena
para salibis sedang menuju kematian mereka, Rafidah sedang terhuyung-huyung,
dan Yahudi sedang tenggelam dalam ketakutan. Musuh kalian telah menjadi lemah
dan lebih lemah dari hari kemarin –dengan rahmat Allah- dan terus melemah dan
melemah, segala puji bagi Allah”.
No comments:
Post a Comment