June 29, 2015
Azzam Media – Perjalanan hijrah
dan jihadnya bisa dibilang teramat singkat, akan tetapi beginilah Allah azza wa
jalla memilih diantara Mujahidin, siapakah kesatria Islam yang terbaik,
sehingga ia layak menyandang gelar dan ganjaran seorang Syuhada’.
Adalah Abu Azzayn al Indunisiy
-taqobbalahullah-, nama hijrah dari seorang lelaki asal Medan, Syahputra,
mantan Brigadir Kepolisian Indonesia di Polres Batanghari, Jambi. Dengan taufiq
Allah azza wa jalla, ia tinggalkan penghambaan kepada Thoghut Indonesia ,
menuju penghambaan diri kepada satu-satunya Rabb yang berhak diibadahi.
“Eh, Akhi, antum lagi dicari-cari
sama Polisi di Indonesia tuh..”
“Halah, suruh saja mereka kesini
nyamperin ana kalau berani..,” jawab Abu Azzayn.
Benih-benih Tauhid mulai tercelup
ke dalam batinnya, saat ia masih bekerja di tempat dinasnya dulu. Sedikit demi
sedikit, ia berlepas diri dari Thoghut Indonesia dan bala tentaranya.
“Saya berusaha untuk keluar dari
pekerjaan di Kepolisian, dan terus dihalang-halangi oleh pimpinan. Ia
memberikan iming-iming uang, fasilitas mobil, rumah, dan sebagainya,” celoteh
Abu Azzayn.
“Apa saja yang kamu mau, tinggal
minta. Kamu jangan keluar dari jajaran kepolisian,” imbuhnya, menirukan
kata-kata pimpinannya di Polres Batanghari dulu.
Hingga mencapai klimaksnya, ia
menyaksikan video penindasan rezim Nushairiyyah di Suriah yang menyiksa dan
memperkosa para muslimah, menggugah hatinya. Saat itu pula, ia menyaksikan
Daulah Islamiyyah sebagai satu-satunya kekuatan paling efektif dalam melawan
dan membalas kekejaman Nushairiyyah pada kaum muslimin.
Ia tak mempedulikan isu-isu pun
fitnah yang terus dipropagandakan dan diedarkan baik oleh media ataupun
kepolisian Indonesia
untuk mencitraburukkan Daulah Islamiyyah dan menghalangi manusia untuk
bergabung di dalamnya.
Karena manisnya keimanan sudah
menancap kuat di dalam dirinya, dan siap terefleksikan di alam nyata dalam
bentuk ibadah paling tinggi dalam Dienul Islam, yakni berjihad fii sabilillah.
Menjadikannya mampu melihat dengan jernih, siapakah yang berada di atas
kebenaran dan siapa yang berada di atas kebatilan.
Abu Azzain2
Abu Azzayn al Indunisiy, saat
masih berada di kepolisian Indonesia
(kiri), dan setelah menjadi Junud Daulah Islamiyyah (kanan)
Akhirnya, pada awal bulan Maret
2015, ia bertolak dari Indonesia menuju bumi Syam, dan mengkhidmatkan dirinya
menjadi pelindung kemuliaan Islam dan umatnya, dengan membai’at Amirul Mukminin
dan Khalifah Muslimin Abu Bakar al Baghdadiy al Husainiy al Qurasyi
-hafidzohullah wa ro’ah- dan menjadi seorang Mujahid Daulah Khilafah.
Sebagai wujud keberlepasan
dirinya dari Thoghut Indonesia
dan bala tentaranya, ia bakar baju dinas kepolisiannya disaksikan oleh
ikhwah-ikhwah Mujahidin lainnya.
Ia tinggalkan iming-iming hadiah
senilai ratusan juta rupiah yang ditawarkan pimpinannya di dinas kepolisian,
untuk menghabiskan hidup di parit-parit Jihad yang penuh debu, cucuran
keringat, dan darah. Ia abaikan iming-iming hidup sejahtera dari pimpinannya di
dinas kepolisian dengan hidup di bawah desingan peluru dan bom.
Ia tinggalkan kehidupan penuh
kehinaan dan merengkuh kembali kemuliaan dengan hidup di bawah naungan Syari’at
Allah azza wa jalla. Sehingga menjadi amanlah agama dan kehormatannya sebagai
seorang Muslim merdeka dari tirani thowaghit yang menghalangi umat Islam
menjalankan setiap perintah dari Allah dan RosulNya secara totalitas.
“Berikan aku seminggu untuk
keluargaku, setelahnya kan kuhabiskan seluruh
sisa hidupku di medan
ribath fii sabilillah!” [Abu Azzayn al Indunisiy -taqobbalahullah-]
Ketulusan Jihad dan
pertaubatannya dari jalan syaitan dan Thowaghit akhirnya dijawab oleh Allah
azza wa jalla, dengan memilih Abu Azzayn diantara Mujahidin lainnya dengan
mengangkatnya ke barisan para Syuhada’, kami mendo’akan demikian dan Allah
lebih Mengetahuinya.
Abu Azzayn al Indunisiy gugur
syahid di front pertempuran Tal Tamr, wilayah al Barakah, melawan pasukan
koalisi Salibis Amerika. Semoga Allah menerimamu duhai sang Kesatria Pemburu
Syahadah.
Dari saudara-saudara kalian di
Azzam Media
Jangan lupakan Mujahidin dalam
setiap doa-doa kalian yang sholih
---------------------------
ABU AZZAYN AL INDUNISIY, DARI TENTARA THOWAGHIT MENJADI
KESATRIA MUJAHID
Anshar Daulah Islamiyah Nusantara
– Perjalanan hijrah dan jihadnya bisa dibilang teramat singkat, akan tetapi
beginilah Allah azza wa jalla memilih diantara Mujahidin, siapakah kesatria
Islam yang terbaik, sehingga ia layak menyandang gelar dan ganjaran seorang
Syuhada’.
Adalah Abu Azzayn al Indunisiy
-taqobbalahullah-, nama hijrah dari seorang lelaki asal Medan, Syahputra,
mantan Brigadir Kepolisian Indonesia di Polres Batanghari, Jambi. Dengan taufiq
Allah azza wa jalla, ia tinggalkan penghambaan kepada Thoghut Indonesia , menuju
penghambaan diri kepada satu-satunya Rabb yang berhak diibadahi.
“Eh, Akhi, antum lagi dicari-cari
sama Polisi di Indonesia tuh..”
“Halah, suruh saja mereka kesini
nyamperin ana kalau berani..,” jawab Abu Azzayn.
Benih-benih Tauhid mulai tercelup
ke dalam batinnya, saat ia masih bekerja di tempat dinasnya dulu. Sedikit demi
sedikit, ia berlepas diri dari Thoghut Indonesia dan bala tentaranya.
“Saya berusaha untuk keluar dari
pekerjaan di Kepolisian, dan terus dihalang-halangi oleh pimpinan. Ia memberikan
iming-iming uang, fasilitas mobil, rumah, dan sebagainya,” celoteh Abu Azzayn.
“Apa saja yang kamu mau, tinggal
minta. Kamu jangan keluar dari jajaran kepolisian,” imbuhnya, menirukan
kata-kata pimpinannya di Polres Batanghari dulu.
Hingga mencapai klimaksnya, ia
menyaksikan video penindasan rezim Nushairiyyah di Suriah yang menyiksa dan
memperkosa para muslimah, menggugah hatinya. Saat itu pula, ia menyaksikan
Daulah Islamiyyah sebagai satu-satunya kekuatan paling efektif dalam melawan
dan membalas kekejaman Nushairiyyah pada kaum muslimin.
Ia tak mempedulikan isu-isu pun
fitnah yang terus dipropagandakan dan diedarkan baik oleh media ataupun
kepolisian Indonesia
untuk mencitraburukkan Daulah Islamiyyah dan menghalangi manusia untuk
bergabung di dalamnya.
Karena manisnya keimanan sudah
menancap kuat di dalam dirinya, dan siap terefleksikan di alam nyata dalam
bentuk ibadah paling tinggi dalam Dienul Islam, yakni berjihad fii sabilillah.
Menjadikannya mampu melihat dengan jernih, siapakah yang berada di atas
kebenaran dan siapa yang berada di atas kebatilan.
Abu-Azzain2
Abu Azzayn al Indunisiy, saat
masih berada di kepolisian Indonesia
(kiri), dan setelah menjadi Junud Daulah Islamiyyah (kanan)
Akhirnya, pada awal bulan Maret
2015, ia bertolak dari Indonesia menuju bumi Syam, dan mengkhidmatkan dirinya
menjadi pelindung kemuliaan Islam dan umatnya, dengan membai’at Amirul Mukminin
dan Khalifah Muslimin Abu Bakar al Baghdadiy al Husainiy al Qurasyi
-hafidzohullah wa ro’ah- dan menjadi seorang Mujahid Daulah Khilafah.
Sebagai wujud keberlepasan
dirinya dari Thoghut Indonesia
dan bala tentaranya, ia bakar baju dinas kepolisiannya disaksikan oleh
ikhwah-ikhwah Mujahidin lainnya.
Ia tinggalkan iming-iming hadiah
senilai ratusan juta rupiah yang ditawarkan pimpinannya di dinas kepolisian,
untuk menghabiskan hidup di parit-parit Jihad yang penuh debu, cucuran
keringat, dan darah. Ia abaikan iming-iming hidup sejahtera dari pimpinannya di
dinas kepolisian dengan hidup di bawah desingan peluru dan bom.
Ia tinggalkan kehidupan penuh
kehinaan dan merengkuh kembali kemuliaan dengan hidup di bawah naungan Syari’at
Allah azza wa jalla. Sehingga menjadi amanlah agama dan kehormatannya sebagai
seorang Muslim merdeka dari tirani thowaghit yang menghalangi umat Islam
menjalankan setiap perintah dari Allah dan RosulNya secara totalitas.
“Berikan aku seminggu untuk
keluargaku, setelahnya kan kuhabiskan seluruh
sisa hidupku di medan
ribath fii sabilillah!” [Abu Azzayn al Indunisiy -taqobbalahullah-]
Ketulusan Jihad dan
pertaubatannya dari jalan syaitan dan Thowaghit akhirnya dijawab oleh Allah
azza wa jalla, dengan memilih Abu Azzayn diantara Mujahidin lainnya dengan
mengangkatnya ke barisan para Syuhada’, kami mendo’akan demikian dan Allah
lebih Mengetahuinya.
Abu Azzayn al Indunisiy gugur
syahid di front pertempuran Tal Tamr, wilayah al Barakah, melawan pasukan
koalisi Salibis Amerika. Semoga Allah menerimamu duhai sang Kesatria Pemburu
Syahadah.
Dari saudara-saudara kalian di
Azzam Media
Jangan lupakan Mujahidin dalam
setiap doa-doa kalian yang sholih
Divisi Media Khilafah Islamiyah
Berbahasa Melayu
Sumber : Azzam Media.
No comments:
Post a Comment