NASIHAT LUKMAN HAKIM: "WAHAI ANAKKU, TIADA AMALAN SOLEH TANPA KEYAKINAN DENGAN ALLAH TAALA. SESIAPA YANG MEMPUNYAI KEYAKINAN YANG LEMAH MAKA AMALANNYA JUGA MENJADI CACAT."

Blogger Widgets Blogspot Tutorial

Tuesday, 11 August 2015

ABU AZZAYN AL INDUNISIY PEJUANG YANG DIINGATI



Abu Azzayn al Indunisiy, Dari Tentara Thowaghit Menjadi Kesatria Mujahid
June 29, 2015

Azzam Media – Perjalanan hijrah dan jihadnya bisa dibilang teramat singkat, akan tetapi beginilah Allah azza wa jalla memilih diantara Mujahidin, siapakah kesatria Islam yang terbaik, sehingga ia layak menyandang gelar dan ganjaran seorang Syuhada’.

Adalah Abu Azzayn al Indunisiy -taqobbalahullah-, nama hijrah dari seorang lelaki asal Medan, Syahputra, mantan Brigadir Kepolisian Indonesia di Polres Batanghari, Jambi. Dengan taufiq Allah azza wa jalla, ia tinggalkan penghambaan kepada Thoghut Indonesia, menuju penghambaan diri kepada satu-satunya Rabb yang berhak diibadahi.

“Eh, Akhi, antum lagi dicari-cari sama Polisi di Indonesia tuh..”

“Halah, suruh saja mereka kesini nyamperin ana kalau berani..,” jawab Abu Azzayn.

Benih-benih Tauhid mulai tercelup ke dalam batinnya, saat ia masih bekerja di tempat dinasnya dulu. Sedikit demi sedikit, ia berlepas diri dari Thoghut Indonesia dan bala tentaranya.

“Saya berusaha untuk keluar dari pekerjaan di Kepolisian, dan terus dihalang-halangi oleh pimpinan. Ia memberikan iming-iming uang, fasilitas mobil, rumah, dan sebagainya,” celoteh Abu Azzayn.

“Apa saja yang kamu mau, tinggal minta. Kamu jangan keluar dari jajaran kepolisian,” imbuhnya, menirukan kata-kata pimpinannya di Polres Batanghari dulu.

Hingga mencapai klimaksnya, ia menyaksikan video penindasan rezim Nushairiyyah di Suriah yang menyiksa dan memperkosa para muslimah, menggugah hatinya. Saat itu pula, ia menyaksikan Daulah Islamiyyah sebagai satu-satunya kekuatan paling efektif dalam melawan dan membalas kekejaman Nushairiyyah pada kaum muslimin.

Ia tak mempedulikan isu-isu pun fitnah yang terus dipropagandakan dan diedarkan baik oleh media ataupun kepolisian Indonesia untuk mencitraburukkan Daulah Islamiyyah dan menghalangi manusia untuk bergabung di dalamnya.

Karena manisnya keimanan sudah menancap kuat di dalam dirinya, dan siap terefleksikan di alam nyata dalam bentuk ibadah paling tinggi dalam Dienul Islam, yakni berjihad fii sabilillah. Menjadikannya mampu melihat dengan jernih, siapakah yang berada di atas kebenaran dan siapa yang berada di atas kebatilan.


Abu Azzain2

Abu Azzayn al Indunisiy, saat masih berada di kepolisian Indonesia (kiri), dan setelah menjadi Junud Daulah Islamiyyah (kanan)

Akhirnya, pada awal bulan Maret 2015, ia bertolak dari Indonesia menuju bumi Syam, dan mengkhidmatkan dirinya menjadi pelindung kemuliaan Islam dan umatnya, dengan membai’at Amirul Mukminin dan Khalifah Muslimin Abu Bakar al Baghdadiy al Husainiy al Qurasyi -hafidzohullah wa ro’ah- dan menjadi seorang Mujahid Daulah Khilafah.

Sebagai wujud keberlepasan dirinya dari Thoghut Indonesia dan bala tentaranya, ia bakar baju dinas kepolisiannya disaksikan oleh ikhwah-ikhwah Mujahidin lainnya.

Ia tinggalkan iming-iming hadiah senilai ratusan juta rupiah yang ditawarkan pimpinannya di dinas kepolisian, untuk menghabiskan hidup di parit-parit Jihad yang penuh debu, cucuran keringat, dan darah. Ia abaikan iming-iming hidup sejahtera dari pimpinannya di dinas kepolisian dengan hidup di bawah desingan peluru dan bom.

Ia tinggalkan kehidupan penuh kehinaan dan merengkuh kembali kemuliaan dengan hidup di bawah naungan Syari’at Allah azza wa jalla. Sehingga menjadi amanlah agama dan kehormatannya sebagai seorang Muslim merdeka dari tirani thowaghit yang menghalangi umat Islam menjalankan setiap perintah dari Allah dan RosulNya secara totalitas.

“Berikan aku seminggu untuk keluargaku, setelahnya kan kuhabiskan seluruh sisa hidupku di medan ribath fii sabilillah!” [Abu Azzayn al Indunisiy -taqobbalahullah-]

Ketulusan Jihad dan pertaubatannya dari jalan syaitan dan Thowaghit akhirnya dijawab oleh Allah azza wa jalla, dengan memilih Abu Azzayn diantara Mujahidin lainnya dengan mengangkatnya ke barisan para Syuhada’, kami mendo’akan demikian dan Allah lebih Mengetahuinya.

Abu Azzayn al Indunisiy gugur syahid di front pertempuran Tal Tamr, wilayah al Barakah, melawan pasukan koalisi Salibis Amerika. Semoga Allah menerimamu duhai sang Kesatria Pemburu Syahadah.

Dari saudara-saudara kalian di Azzam Media

Jangan lupakan Mujahidin dalam setiap doa-doa kalian yang sholih



---------------------------


ABU AZZAYN AL INDUNISIY, DARI TENTARA THOWAGHIT MENJADI KESATRIA MUJAHID


Anshar Daulah Islamiyah Nusantara – Perjalanan hijrah dan jihadnya bisa dibilang teramat singkat, akan tetapi beginilah Allah azza wa jalla memilih diantara Mujahidin, siapakah kesatria Islam yang terbaik, sehingga ia layak menyandang gelar dan ganjaran seorang Syuhada’.

Adalah Abu Azzayn al Indunisiy -taqobbalahullah-, nama hijrah dari seorang lelaki asal Medan, Syahputra, mantan Brigadir Kepolisian Indonesia di Polres Batanghari, Jambi. Dengan taufiq Allah azza wa jalla, ia tinggalkan penghambaan kepada Thoghut Indonesia, menuju penghambaan diri kepada satu-satunya Rabb yang berhak diibadahi.

“Eh, Akhi, antum lagi dicari-cari sama Polisi di Indonesia tuh..”

“Halah, suruh saja mereka kesini nyamperin ana kalau berani..,” jawab Abu Azzayn.

Benih-benih Tauhid mulai tercelup ke dalam batinnya, saat ia masih bekerja di tempat dinasnya dulu. Sedikit demi sedikit, ia berlepas diri dari Thoghut Indonesia dan bala tentaranya.

“Saya berusaha untuk keluar dari pekerjaan di Kepolisian, dan terus dihalang-halangi oleh pimpinan. Ia memberikan iming-iming uang, fasilitas mobil, rumah, dan sebagainya,” celoteh Abu Azzayn.

“Apa saja yang kamu mau, tinggal minta. Kamu jangan keluar dari jajaran kepolisian,” imbuhnya, menirukan kata-kata pimpinannya di Polres Batanghari dulu.

Hingga mencapai klimaksnya, ia menyaksikan video penindasan rezim Nushairiyyah di Suriah yang menyiksa dan memperkosa para muslimah, menggugah hatinya. Saat itu pula, ia menyaksikan Daulah Islamiyyah sebagai satu-satunya kekuatan paling efektif dalam melawan dan membalas kekejaman Nushairiyyah pada kaum muslimin.

Ia tak mempedulikan isu-isu pun fitnah yang terus dipropagandakan dan diedarkan baik oleh media ataupun kepolisian Indonesia untuk mencitraburukkan Daulah Islamiyyah dan menghalangi manusia untuk bergabung di dalamnya.

Karena manisnya keimanan sudah menancap kuat di dalam dirinya, dan siap terefleksikan di alam nyata dalam bentuk ibadah paling tinggi dalam Dienul Islam, yakni berjihad fii sabilillah. Menjadikannya mampu melihat dengan jernih, siapakah yang berada di atas kebenaran dan siapa yang berada di atas kebatilan.


Abu-Azzain2

Abu Azzayn al Indunisiy, saat masih berada di kepolisian Indonesia (kiri), dan setelah menjadi Junud Daulah Islamiyyah (kanan)

Akhirnya, pada awal bulan Maret 2015, ia bertolak dari Indonesia menuju bumi Syam, dan mengkhidmatkan dirinya menjadi pelindung kemuliaan Islam dan umatnya, dengan membai’at Amirul Mukminin dan Khalifah Muslimin Abu Bakar al Baghdadiy al Husainiy al Qurasyi -hafidzohullah wa ro’ah- dan menjadi seorang Mujahid Daulah Khilafah.

Sebagai wujud keberlepasan dirinya dari Thoghut Indonesia dan bala tentaranya, ia bakar baju dinas kepolisiannya disaksikan oleh ikhwah-ikhwah Mujahidin lainnya.

Ia tinggalkan iming-iming hadiah senilai ratusan juta rupiah yang ditawarkan pimpinannya di dinas kepolisian, untuk menghabiskan hidup di parit-parit Jihad yang penuh debu, cucuran keringat, dan darah. Ia abaikan iming-iming hidup sejahtera dari pimpinannya di dinas kepolisian dengan hidup di bawah desingan peluru dan bom.

Ia tinggalkan kehidupan penuh kehinaan dan merengkuh kembali kemuliaan dengan hidup di bawah naungan Syari’at Allah azza wa jalla. Sehingga menjadi amanlah agama dan kehormatannya sebagai seorang Muslim merdeka dari tirani thowaghit yang menghalangi umat Islam menjalankan setiap perintah dari Allah dan RosulNya secara totalitas.

“Berikan aku seminggu untuk keluargaku, setelahnya kan kuhabiskan seluruh sisa hidupku di medan ribath fii sabilillah!” [Abu Azzayn al Indunisiy -taqobbalahullah-]

Ketulusan Jihad dan pertaubatannya dari jalan syaitan dan Thowaghit akhirnya dijawab oleh Allah azza wa jalla, dengan memilih Abu Azzayn diantara Mujahidin lainnya dengan mengangkatnya ke barisan para Syuhada’, kami mendo’akan demikian dan Allah lebih Mengetahuinya.

Abu Azzayn al Indunisiy gugur syahid di front pertempuran Tal Tamr, wilayah al Barakah, melawan pasukan koalisi Salibis Amerika. Semoga Allah menerimamu duhai sang Kesatria Pemburu Syahadah.

Dari saudara-saudara kalian di Azzam Media

Jangan lupakan Mujahidin dalam setiap doa-doa kalian yang sholih
  
Divisi Media Khilafah Islamiyah Berbahasa Melayu

Sumber : Azzam Media.











No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Nasihat Lukman Al-Hakim: “Anakku, apabila sesiapa datang kepada kamu dengan aduan bahawa si anu telah mencabut kedua-dua biji matanya dan kamu lihat dengan mata kepala sendiri bahawa kedua-dua biji matanya tercabut, namun janganlah kamu sampai kepada sesuatu kesimpulan sebelum kamu mendengar pihak yang lain. Tidak mustahil orang membuat aduan itulah yang mula-mula mencabut mata orang lain, boleh jadi sebelum kehilangan kedua-dua biji matanya dia telah mencabutkan empat biji mata orang lain.”