بسم الله الرحمن الرحيم
AMIRUL MUKMININ MULLAH UMAR TELAH HILANG SEJAK 12 TAHUN
Kenyataan yang amat penting bagi
umat hari ini – tentang hakikat keadaan Amirul mukminin Mula Muhammad Umar.
Kaum Muslimin wajib untuk tidak hidup di bawah politik dusta dan khayalan.
Apabila kita ingin untuk hidup sesuai syariat Islam maka kita wajib untuk
berhenti dari kebohongan atas diri kita, karena ini menyelisihi syariat
Rabbaniyyah kita.
Telah berlalu lebih dari 12 tahun
sejak jatuhnya Imarah Islam Afghanistan (IIA) dan dengan memuji Allah dan
karena karunianya Harakah Islamiyyah Uzbekistan tetap berjihad melawan Salibis
di sejumlah wilayah di Afghanistan, dimulai dari perang Qal’i Jangi dan
Syahikot, alhamdulillah. Dan orang-orang yang dahulu masih kanak-kanak di zaman
IIA kini telah menjadi pemuda mujahid yang kuat dan mereka melanjutkan dalam
revolusi dan jihad yang telah dirintis oleh guru mereka Asy-Syahid – kama nahsabuhu – Muhammad Thahir ‘Faruq’ rahimahullah. Dan
kami mengharap kepada Allah untuk meridhoi para mujahid kami dan menerima
pengorbanan mereka di masa waktu-waktu sulit itu.
Kami sangat merasa bersedih, di
mana sejak tiga belas tahun kami tidak bisa menemukan amir yang kami cintai
Mula Muhammad Umar, orang yang telah berkorban untuk pemerintahannya dan
imarahnya untuk menjaga kemurnian Islam dengan perkataannya:
“Sekali-kali aku tidak akan menyerahkan seorang muslim pun kepada orang
kafir! .”
Dan walaupun dalam rentang
tahun-tahun ini kami telah melakukan segala upaya yang kami bisa untuk
mencarinya, namun harapan kami semakin hari semakin berubah menjadi khayalan,
dan orang-orang yang mengatakan bahwa “Mula
Shahib masih hidup” sama sekali tidak memberikan bukti kuat tentang itu.
Sesungguhnya orang-orang yang
memiliki informasi tentang kenyataan telah menyembunyikannya, dan hingga
sekarang mereka telah memberikan kepada umat lebih dari sekali ucapan selamat
atau perintah-perintah palsu yang membawa-bawa namanya. Dan dengan pasti, kami
para muhajir dari negeri di belakang sungai, di mana amirul mukminin sangat
memperhatikan mereka, mencintai dan menghormati mereka, namun kami tidak
menerima darinya selain dua surat
palsu yang ditulis menggunakan komputer tanpa ada tanda tangannya! Walaupun
kami memiliki beberapa bukti nyata bahwa Amirul mukminin telah bersembunyi pada
saat jatuhnya Imarah Islam.
Dan dalam rentang tahun-tahun
yang lama, kami jama’ah Islam telah melakukan banyak upaya untuk mencarinya,
namun kami tidak menemukan jejaknya. Karena itu tidak heran jika banyak kaum
awam muslim yang telah berhenti berfikir tentang statusnya. Dan kami bukan
hanya tidak mampu untuk menemui Mula Umar, bahkan kami tidak menemukan seorang
pun yang bisa mengatakan kepada kami “Aku
telah melihatnya!” bahkan kami memiliki informasi bahwa keluarga dan
kerabatnya belum pernah melihatnya hingga sekarang, apalagi orang lain!
Hari ini tidak ada tanda-tanda
kepemimpinan Mula Muhammad Umar dalam dunia politik atau pada
peristiwa-peristiwa penting, atau dalam kesedihan dan kebahagiaan umat. Dan aku
menganggap ini adalah pengkhianatan atas kepribadiannya untuk tetap mengatakan
bahwa “Amirul Mukminin masih hidup dan
tetap bekerja” dalam keadaan seperti ini. Karena kami – alhamdulillah –
sangat mengetahui bagaimana Imarah Islam ketika kami hidup dan menikmati di
dalamnya sepanjang tahun-tahun itu dan kami tahu kepribadian Mula Umar dengan
baik.
Dia adalah sosok lelaki agung di
saat umat dalam keadaan lalai, dan dia telah bertempur seorang diri dan dalam
waktu singkat berhasil menegakkan Daulah Islamiyyah yang tidak ada bandingnya
pada masa-masa itu, dia adalah amir yang sangat rindu kesyahidan. Sehingga
tidak bisa diterima secara akal dan tulisan jika dia sekarang sedang duduk di
tempat tertentu bersembunyi dari orang-orang kafir, atau bahkan dari keadan
Umat Islam, dia sama sekali tidak akan menerima bagi dirinya keadaan pengecut
seperti ini.
Diriwayatkankan oleh Abu Maryam
Al-Juhani bahwa dia mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang Allah kuasakan atasnya urusan kaum muslimin kemudian
dia menutup diri dari kebutuhan mereka dan kefakiran mereka, maka Allah akan
menutup darinya dari kebutuhannya, kemiskinannya dan kefakirannya pada hari
kiamat”[2]. Dan dalam atsar yang lain beliau bersabda: “Barangsiapa yang dikuasakan terhadap urusan manusia kemudian dia
menutup pintunya dari orang-orang miskin, orang yang terdzalimi dan orang yang
memiliki kebutuhan, maka Allah akan menutup pintu rahmat dari hajat dan
kefakirannya di saat dia sangat fakir”.
Bersembunyi selama bertahun-tahun
lamanya adalah perbuatan pengkhiatan dan pengecut yang tidak diterima udzurnya,
dan segala puji bagi Allah yang menjaga para amir kami dari perbuatan khianat
seperti ini, sedangkan para amir kami ketika sedang bekerja mereka akan menemui
keluarga mereka setiap hari dan di sana dia akan menunggu di barisan menerima
para tamu.
Sesungguhnya kisah khayalan
rendahan ini adalah sesuatu yang tidak mungkin bagi seseorang untuk
membayangkan itu terjadi pada dirinya, apalagi terhadap Amirul Mukminin?!
Apabila orang ini masih hidup maka tidak akan terjadi kekosongan politik dalam
urusan umat dan tidak akan memejamkan matanya dari kejadian kejadian penting.
Dan bagaimana bisa seorang Amir tidak memiliki kantor untuk menerima kaum
muslimin padahal dia punya rumah untuk menerima para utusan orang-orang kafir
di Qatar ?!
“Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun
orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya” [Yunus: 82]
Sekarang setelah jelas kenyataannya
maka aku tidak akan meminta bukti apa pun dari orang-orang yang mengaku bahwa
Mula Muhammad Umar masih hidup. Kami sama sekali tidak akan menerima surat palsu apa pun atau
permainan politik! Aku dan kawanku pernah mengunjungi orang ini dan aku mengenalnya
dengan baik. Karena itu aku tidak akan merubah ketetapanku hingga aku dapat
melihatnya wajah dengan wajah! Dan sesuai syariat, kami bersedih bahwa ternyata
hukum Amirul mukminin Mula Muhammad Umar adalah seperti hukum orang yang
hilang.
Dan berikut ini aku akan paparkan
beberapa dalil syar’i bahwa orang yang hilang tidak lah mungkin untuk menjadi
Amirul Mukminin.
Sebagaimana yang kalian tahu
bahwa di dalam Fiqh Jihad, dalam masalah “Kapan
kaum muslimin memiliki hak untuk memilih amir bagi mereka?”
“Di saat seorang amir atau komandan yang telah ditunjuk oleh khalifah
tidak hadir atau terbunuh atau tertawan atau tidak mampu, atau tidak bisa
muncul karena sebab-sebab lain, maka dalam keadaan ini wajib bagi kaum muslimin
untuk memilih seorang amir bagi diri mereka tanpa seizin khalifah”.
Hujjahnya: Ketika dalam perang
Mu’tah, setelah syahidnya tiga komandan yang telah dipilih oleh Nabi
shallallahu alaihi wa sallam, kaum muslimin tanpa mendapat izin dari beliau
telah menjadikan Khalid ibn Al-Walid sebagai amir mereka dan Nabi shallallahu
alaihi wa sallam ridha dengan perbuatan ini.
Dan jikalau di saat kaum muslimin
memiliki khalifah mereka boleh untuk memilih seorang amir tanpa seizin darinya,
lalu bagaimana jika keadaan yang sama ini terjadi atas pemimpin terbesar, maka
tentu kewajiban atas mereka untuk melakukan hal itu lebih ditekankan lagi”.
Ibnu Taimiyyah rahimahullah
berkata:
“Sesungguhnya di antara kewajiban terpenting di dalam dien adalah
memilih imam, karena tanpanya tidak akan tegak dien dan dunia, karena manusia
butuh untuk berada di dalam jama’ah, dan apabila ada jama’ah maka dia wajib
memiliki kepala, sampai-sampai Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
“Tidak halal bagi tiga orang yang berada di dalam safar kecuali jika mereka menjadikan
salah satunya sebagai pemimpin”. [Diriwayatkan oleh Abu Dawud].
Dan aku katakan kepada para
suadaraku kaum Anshar mujahidin di Afghanistan, wahai para mujahidin, wahai
para ksatria medan perang, janganlah kalian tertipu dengan permainan politik,
karena beberapa orang telah memanfaatkan nama Mula Muhammad Umar dan amal
kalian untuk kepentingan pemerintah kafir Pakistan dengan mengeluarkan berbagai
mandat atas nama Amirul Mukminin.
Wajib kalian tahu bahwa Amirul
Mukminin bukanlah sosok pemimpin pengecut yang takut mati di medan laga sebagaimana yang diperlihatkan
sebagian orang! Wajib bagi kita untuk tidak berprasangka kepada para guru kita
dengan persangkaan yang kita tidak suka terhadap diri kita! Kita sama sekali
tidak akan lupa dengan amal-amal mulianya yang telah dipersembahkan untuk umat
Islam dan kita mendoakannya, kita katakan jika dia memang telah syahid maka
semoga Allah menerimanya dan jika dia tertawan semoga Allah menyelamatkannya.
Segala puji bagi Allah,
sesungguhnya Allah telah membuka mata kita dengan sejumlah kejadian selama
jihad kita di Pakistan .
Sungguh kita telah melihat berbagai konspirasi dari pemerintahan kafir ini
untuk menipu para mujahidin, dan hal itu memainkan peranan utama dalam
meruntuhkan Imarah Islam. Kita dalam keadaan sadar dengan konspirasi mereka
untuk membeli para ulama. Jangan biarkan harta haram yang telah diambil dengan
darah kaum muslimin menipu kalian, hati-hatilah dari bekerja sebagai tentara
para pengkhianat!
Allah Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan jadilah
bersama orang-orang yang jujur”. [Al-Baqarah: 119].
Dan telah diketahui oleh semua,
ketika kafir internasional menyerang Imarah Islam dia berkata: “Pemerintahan negara tetangga mana saja yang
membantu Amerika dalam perang ini, maka kita akan kobarkan perang melawannya!”
jika dia tidak dalam keadaan absen tentu telah membantu jihad melawan Pakistan ,
bahkan berada di garis terdepan dalam jihad ini.
Jika dia tidak dalam keadaan
absen, tentu dia tidak akan meninggalkan teman mulianya Muhammad Thahir “Faruq”
dan para muhajirin yang berada di bawah komandonya dan tidak akan
meninggalkannya tanpa pertolongan. Mula Muhammad Umar adalah orang yang percaya
kepada para mujahidin Harakah Islamiyyah Uzbekistan, karena itu dia memilih
Asy-Syahid – kama nahsabuhu – Jumu’ah Bai Namnaghani, yang ketika itu sebagai
komandan Harakah Islamiyyah Uzbekistan sebagai komandan bagi setiap muhajirin
mujahidin, orang-orang Arab dan ‘Ajam yang bertempur di Afghanistan.
Jika beliau tidak dalam keadaan
absen tentu tidak akan diam di saat orang-orang kafir menyebarkan serial
gambar-gambar dan film yang menghina Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Jika beliau tidak dalam keadaan
absen tentu tidak akan diam ketika orang-orang awam Afghan membakar al-Quran
kalamullah.
Jika beliau tidak dalam keadaan
absen tentu tidak akan tinggal diam ketika terjadi traged seperti peristiwa
Masjid Merah, di mana ribuan kaum muslimah gugur syahid.
Jika beliau tidak dalam keadaan
absen tentu telah melarang mereka yang bekerja atas nama apa yang disebut
Komisi Syura Kuwait ,
dari menyelasikan masalah umat Islam dengan hukum syariat, di mana mereka
berhijrah untuk hidup di bawah hukum Rabbani.
Jika beliau tidak dalam keadaan
absen tentu beliau tidak akan tinggal diam di saat Daulah Islamiyyah di Iraq
dan Syam dideklarasikan hingga kemudian menjadi Khilafah Islamiyyah.
Contohnya Mula Abdus Salam Dha’ef
– yang telah berperang bersama Mula Muhammad Umar melawan Uni Soviet, dan
bekerja sebagai wakil menteri pertahanan dan menteri pembangunan ringan dan
berat di era Imarah Islam, dan hanya dia satu-satunya duta besar Amirul
Mukminin di luar negeri di saat-saat terakhir Imarah Islam – telah berusaha
berkali-kali untuk menemui Amirul Mukminin ketika dia menjabat sebagai duta
besar Imarah di Islamabad, Pakistan. Abdus Salam Dha’ef tidak hanya gagal untuk
bertemu dengan Mula Umar, bahkan dia tidak bisa mengetahui tempat keberadaannya
dan usahanya terus berlanjut untuk menemukannya hingga dia dikhianati oleh
Badan Intelijen Pakistan murtad (ISI/Inter-Services Intelligence) yang kemudian
menjualnya ke Salibis Amerika. [Abdussalam Dha’ef / Hayati ma’a Thaliban
(Kehidupanku Bersama Thaliban) hal. 161-162].
Aku telah beberapa kali pergi ke Kandahar untuk mengunjungi
Mula Umar, dan aku telah melihatnya dan mengetahuinya dengan baik, karena itu
aku berbicara dengan yakin sebagaimana orang yang telah bertemu dengan
mengenalnya dengan baik.
Dan jama’ah-jama’ah yang telah
memberikan bai’at secara absen tidak pernah melihat Mula Umar tidak juga
perwakilannya (jika memang mereka mengutus seseorang). Dan sebagai tambahan,
berkaitan dengan penerimaan baiat mereka mereka tidak bisa mendapat jawaban
yang bisa diterima darinya.
Aku katakan kepada mereka yang
menipu mujahidin dengan perkataan “Mula Shahib masih hidup” dan bekerja dengan
memanfaatkan namanya, “Takutlah kalian kepada Allah! Sesungguhnya Amirul
Mukminin bukanlah seorang pengecut seperti kalian yang hidup jauh dari medan perang! Kalian
menganggap Mula Umar tidak memiliki ghirah dan keberanian layaknya mujahidin
yang sederhana? Bukankah dia memiliki hak-hak dan ketulusan sebagaimana muslim
yang sederhana? Sesungguhnya dia bukan jin atau malaikat yang bekerja tanpa
bisa dilihat oleh mata!
Sampai kapan kalian akan
menganggap pemimpin kami sebagai pengecut? Bukankah menjadikan orang lain untuk
taat kepada seorang amir yang tidak ada wujudnya adalah kedustaan paling besar
yang tidak dapat diterima di dalam Islam?!
Kalian mengetahui kenyataan ini
lebih dari aku, setelah jatuhnya Imarah dia tidak menunjuk seorang pun untuk
menduduki jabatan dalam administrasi tidak juga orang-orang itu yang dahulu
bertanggung jawab atas urusan publik sebelum jatuhnya Imarah untuk melanjutkan
pekerjaan mereka, karena memang mustahil melakukan itu.
Hingga kapan kalian akan menipu
umat? Hingga kapan kalian akan memperlihatkan kebenaran sebagai kebatilan?
Apakah mungkin kembali merintis Imarah lewat berbagai pengakuan palsu dan
sarana tidak sesuai syariat? Ya, mungkin Afghanistan
akan kembali dikuasai, tapi kapankah dia akan memerdekakan dirinya dari
utusan-utusan thaghut Pakistan ?
Katakanlah yang sebenarnya, jangan kalian anggap para mujahidin yang telah
berkorban dengan harta dan nyawa mereka seperti orang-orang dungu! Dan
berhentilah dari provokasi ini!
“Dan janganlah kalian campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan
kalian sembunyikan kebenaran padahal kalian mengetahui” [Al-Baqarah: 42]
Dan aku katakan kepada Amerika
dan ekor-ekornya; Hai orang-orang kafir, kalian tidak akan menipu mujahidin
dengan politik kalian yang kotor dan dibangun di atas ideologi kotor, insya
Allah! Dan janganlah kalian beruasaha untuk menipu kami esok hari dengan
sandiwara kalian seperti “Kami telah membunuh Mula Umar” sebagaimana yang
kalian lakukan dengan sombong “Kami telah membunuh Usamah bin Laden” dan bisa
jadi kali ini kalian akan membuangnya ke laut “sesuai dengan syariat Islam”
sebagaiamana yang dikira Obama! Dan pada tahun yang sama setelah beberapa bulan
dari sandiwara kalian sekitar kisah jadi-jadian tentang Usamah bin Laden, antek
kalian Hamid Karzai akan merilis keterangan yang di dalamnya disebutkan “Kami
telah membunuh Mula Umar” dan berusaha memperlihatkan beberapa gambar tubuh
orang asing. Akan tetapi ini semua tidak akan dianggap serius.
“Sungguh, mereka (orang kafir) merencanakan tipu daya, dan Aku pun
membuat rencana (tipu daya). Karena itu berilah penangguhan kepada orang-orang
kafir. Berilah mereka kesempatan untuk sementara waktu” [Ath-Thariq:
15-17].
Biarkanlah hari ini umat semuanya
tahu akan hakikat yang terjadi! Sebagaimana wajib bagi kalian untuk tidak
berprasangka buruk terhadap para komandan umat Islam yang sesungguhnya! Kita
tidak pernah dan tidak akan pernah memiliki komandan yang bersembunyi (dari
golongan jin atau malaikat). Siapa yang ingin melihat pemimpin kami maka itu
mungkin baginya. Sesungguhnya para pemimpin, para da’i, dan pembesar umar tidak
hidup di dalam gua-gua yang jauh dari para mujahid mereka! Dan kita, teladan
kita, Nabi shallallahu alaihi wa sallam, para shahabat dan salafus shalih umat
ini, para guru kita di zaman ini seperti Abdullah Azzam, Mula Muhammad Umar,
Usamah bin Laden, Muhammad Thahir Faruq, Qomandan Jumu’ah Bay, Amir Khaththab,
Syamil Basayev, Qomandan Dadullah, Abu Mush’ab Az-Zarqawi dan Amir Baitullah
tidak mengajarkan kita untuk hidup bersembunyi dari umat, akan tetapi mereka
hidup sebagai penebus dien mereka dan memperlihatkan kepada kita untuk menjaga
inti dien kita dan perbuatan mereka sesuai dengan perkataan mereka. Kami
berharap kepada Allah untuk meridhoi mereka semua.
Kita para pembaharu jihad di
zaman kita, dan kita menulis sejarah para lelaki dengan darah-darah kita,
karena itu kami meminta janganlah kalian melumuri sejarah kita yang gemilang
dengan politik yang busuk!
Kami berharap kepada Allah agar
kita mampu berbicara yang haq secara terang-terangan dan meneguhkan kaki kita
semua dan supaya kita tidak takut dari celaan orang-orang yang suka mencela di
jalan Allah.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Saudara kalian
-------------------
[1] Ma wara`a an-nahr (apa yang
dibelakang sungai) adalah negeri-negeri yang berada di belakang sungai Oxus,
hingga permulaan abad 20 Eropa menyebutnya Transoxania, yang merupakan bahasa
latin yang berarti ‘Apa yang ada di belakang sungai Oxus’. Wilayah ini sekarang
mencakup Afghanistan dan
sebagian wilayah Kazakhstan .
(pent)
[2] Hadits ini tercantum di dalam
kitab Riyadhus Shalihin dengan nama perawi Abu Maryam Al-Azdi radhiyallahu anhu,
Nabi bersabda kepada Muawiyah radhiyallahu anhu. Diriwayatkan oleh Abu Dawud
dan at-Tirmidzi. (pent)
No comments:
Post a Comment