NASIHAT LUKMAN HAKIM: "WAHAI ANAKKU, TIADA AMALAN SOLEH TANPA KEYAKINAN DENGAN ALLAH TAALA. SESIAPA YANG MEMPUNYAI KEYAKINAN YANG LEMAH MAKA AMALANNYA JUGA MENJADI CACAT."

Blogger Widgets Blogspot Tutorial

Friday, 9 October 2015

PEJUANG JIHAD MENJADI FASAD



20 SEPTEMBER 2015 • 0:24
DARI “JIHAD” MENJADI FASAD

DARI ‘JIHAD’ MENJADI RUSAK
Diterjemahkan dari artikel berjudul “From ‘Jihad’ to Fasad” pada majalah Dabiq #11

Alih Bahasa: Usdul Wagha



MUKADIMAH

Ibrahim at-Taymi rahimahullah (Wafat 92 H) mengatakan; “Siapakah yang aman dari fitnah setelah Khalilullah Ibrahim ‘alaihis-salam berdoa; Wahai Rabb kami {Jagalah aku dan anak-anakku dari menyembah berhala} [Ibrahim: 35]” [Diriwayatkan oleh at-Tabari di dalam tafsirnya].

Ummu Salamah radhiyallahu anha pernah ditanya; “Doa apakah yang paling sering diulang oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika beliau bersamamu?” dia menjawab, “Doa yang paling sering beliau ulang-ulang adalah ‘Wahai Yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu’”. Dia berkata bahwa dia bertanya kepada beliau; “Wahai Rasulullah, alangkah seringnya engkau membaca doa ‘Wahai Yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu’? Beliau menjawa; “Wahai Ummu Salamah, tidaklah seorang Bani Adam kecuali hatinya berada di antara dua jemari Ar-Rahman. Jika Dia berkehendak maka Dia akan meluruskannya dan jika Dia berkehendak Dia akan membengkokkannya”. [Hasan: diriwayatkan oleh at-Tirmidzi].

Ibnu Abi Mulaikah rahimahullah berkata; “Aku telah bertemu tiga puluh shahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, semua dari mereka khawatir akan kemunafikan menimpa diri mereka sendiri” [Dinukil oleh al-Bukhari di dalam Shahih-nya].

Umar radhiyallahu anhu berkata; “Kami hampir saja menjadi kufur dalam satu pagi jika saja Allah tidak menyelamatkan kami melalui Abu Bakr as-Siddiq radhiyallahu anhu” [Diriwayatkan oleh Ibnu Battah di dalam Al-Ibanah al-Kubra].


SENARIO SEMASA

Ini gerangan sikap salaf. Kemudian datanglah generasi setelahnya yang terjangkiti penyakit Irja’ hingga ke titik di mana mereka berani mengklaim bahwa iman mereka adalah sama dengan imannya Jibril! Mereka tidak takut terhadap sifat kemunafikan kecil, tidak pernah khawatir terhadap kemunafikan besar, apalagi kemurtadan terang-terangan. Mereka yakin bahwa mereka benar, dan yakin bahwa mereka tulus, sehingga merasa perbuatan mereka tentu akan diterima, dan setelah itu mereka pasti akan memiliki akhir yang baik! Semoga Allah melindungi hati kita dan perbuatan kita dari kemunafikan dan sifat ‘ujub.

Dan, demi klarifikasi, pada kolom dari lembaran sejarah kita akan menyajikan secara singkat daftar para militan[1] dan bahkan “Mujahidin” yang jatuh ke dalam kemurtadan secara terang-terangan entah karena mereka berpihak kepada tentara salib atau para thaghut melawan Mujahidin atau masuk ke agama parlemen dan presidensi taghut. Setelah itu, janganlah terkejut jika kemudian melihat berbagai faksi di Syam atau tempat lain berpihak dengan Sahwah, para thaghut atau tentara salib, menyerang Daulah Islam.


AFGHANISTAN

Abdul Rasul Sayyaf (mantan kepala “Persatuan Islam untuk Pembebasan Afghanistan,” sekarang anggota parlemen taghut), Burhanuddin Rabbani (mantan kepala “Masyarakat Islam Afghanistan,” meninggal saat menjadi Ketua Dewan Tinggi Perdamaian Afghanistan), dan Ahmad Shah Massoud (mantan komandan militer, meninggal ketika sebagai komandan “Front Persatuan Islam”), semuanya adalah mantan para pemimpin faksi-faksi utama yang berjuang melawan komunis Rusia dan selanjutnya melawan komunis Afghanistan. Ketiganya berjuang bersama ‘Abdullah ‘Azzam dan sebelumnya sering dipuji olehnya di dalam pidato dan surat-suratnya. Setelah runtuhnya rezim komunis Afghanistan, mereka semua secara bersama dengan yang lain mendirikan apa yang disebut “Negara Islam Afghanistan pada tahun 1992. “Negara” ini yang kelak membentuk “Front Persatuan Islam untuk Keselamatan Afghanistan” alias ” Afghanistan Aliansi Utara ” yang berjuang demi kepentingan tentara salib dan para thaghut, ini menjadi sangat nyata setelah operasi 11 September yang penuh berkah.


TAJIKISTAN

Abdullo Nuri (mantan kepala ” Partai Kebangkitan Islam Tajikistan”) berperang melawan komunis Tajikstan. Amir Khattab Chechnya rahimahullah dirinya datang ke Tajikistan untuk berjihad dan berjuang bersama berbagai kelompok di sana, termasuk yang bersekutu dengan Nuri. Kelompok Nuri kemudian menandatangani perjanjian damai dengan komunis murtad. Partai ini kemudian menjadi anggota utama parlemen taghut, sehingga murtad dari Islam.


LIBYA

Abdelhakim Belhadj (Abu ‘Abdillah as-Shadiq), Abdel Wahab Qaid (Abu Idris al-Libi), Abdel-Hakim al- Hasidi, Sami Mustafa as-Sa’idi (Abul-Mundzir as-Sa’idi), semua adalah mantan anggota “Kelompok Pejuang Islam Libya” di mana kepemimpinannya berbasis di Afghanistan sebelum 11 September dan anggota pejuangnya telah melakukan berbagai operasi di Libya melawan taghut Gaddafi dan rezim murtadnya. Banyak pemimpin ini pernah menyertai Syaikh Usamah Ibnu Ladin rahimahullah di Afghanistan. Setelah runtuhnya Emirat Taliban, para pemimpin “Kelompok Pejuang Libya ditangkap oleh tentara salib dan kemudian diserahkan kepada dan boneka tentara salib Gaddafi lalu dibebaskan. Para mantan pemimpin jihad ini kemudian bergabung dengan parlemen taghut dan mengambil bagian dalam pemilu syirik setelah bertempur dalam perang melawan taghut Gaddafi pada tahun “2011.”


SOMALIA

Sharif Sheikh Ahmed adalah komandan kepala Persatuan Pengadilan Islam pada “2006.” Selama waktu ini, ia berperang melawan taghut Transisi Federal Pemerintah Republik Somalia. Setelah jatuhnya Mogadishu ke tangan tentara salib Afrika dan murtad Somalia, ia melarikan diri, kemudian kembali ke Somalia, ikut dalam pemilu syirik, dan menjadi presiden taghut, setelah itu dia mengatur dengan hukum buatan manusia sejak “2009” hingga “2012.” Dia terus menjadi sekutu tentara salib Amerika.


IRAQ

Ali Bapir (mantan kepala “Kelompok Islam Kurdistan”), Mahmoud al-Mashhadani (mantan shar’ī[2] dan pemimpin puncak di Ansar al-Islām), Sa’dun al Qadhi Abu Wa’il (mantan kepala syar’i dari Ansar al-Islām), Muhammad Husain al-Juburi Abu Sajjad (mantan pemimpin Ansar al-Islām), Amin as-Sab’ Abu Khadijah (mantan kepala “Tentara Islam”), Abul-Abd dari al-‘Āmiriyyah (mantan komandan “Tentara Islam”), Abu ‘Azzam at-Tamimi (mantan pemimpin “Tentara Islam”), Muhammad Abu Hardan Sa’id (mantan kepala “Tentara Mujahidin”), dan Haqqi Ismail ash-Shūrtānī (mantan komandan “Tentara Mujahidin”). Para pemimpin ini mengambil bagian dalam jihad di Irak. Ali Bapir mengambil bagian dalam jihad melawan taghut Saddam dan murtad Peshmerga sebelum invasi Amerika ke Irak. Di saat invasi Amerika dimulai, ia bekerja sama dengan Peshmerga yang didukung tentara salib guna melawan Mujahidin di Kurdistan dan kemudian bergabung dengan parlemen taghut. Tokoh-tokoh lainnya semua mengambil bagian dalam jihad melawan tentara salib Amerika hingga beberapa dari mereka berakhir di penjara tentara salib dan membentuk kesepakatan dengan Amerika untuk menghentikan perang melawan tentara salib dan hanya berperang melawan “Khawarij.” Mereka kemudian dibebaskan dan meyakinkan berbagai kelompok mereka dan bawahan mereka untuk ikut serta dalam pengkhianatan.[3] Ini adalah Sahwah Irak pertama yang terang-terangan keluar dari al-Qa’idah dan bahkan Dhawāhirī sendiri memperingatkan terhadap mereka pada beberapa kesempatan sebelum Dhawāhirī sendiri menjadi pion di tangan Sahwah Suriah.


MESIR

Mohamed Abu Samra, Kamal Habib, Nabil Nu’aim, Karam Zuhdi, Abbud al-Zumar, Tarek al-Zumar, Najih Ibrahim, Usamah Hafidh, ‘Asim ‘Abdil-Majid, ‘Isam Dirbālah, ‘Abdul-Akhir al-Ghunaymī, dan Usamah Rushdi semuanya adalah mantan pemimpin dari ” Kelompok Islam Mesir ” atau ” kelompok Jihad Mesir.” Kedua kelompok ini telah melakukan jihad terhadap taghut dan tentara murtad Mesir. Semua pemimpin ini meninggalkan keyakinan mereka yang dulu dan ikut ambil bagian dalam pemilu Mesir setelah jatuhnya taghut Mubarak dengan membentuk dan mendukung partai politik termasuk “Partai Pembangunan dan Pengembangan” yang menjadi lengan politik dari “Kelompok Islam Mesir,” “Partai Islam” (“Partai Perdamaian dan Pembangunan”), ” Partai Jihad Demokrat” serta yang lain …


CHECHNYA

Akhmad Kadyrov, Ramzan Kadyrov, Akhmed Zakayev, Ilyas Akhmadov, Sulim Yamadayev, Ruslan Yamadayev, dan Dzhabrail Yamadayev semua mantan nasionalis, pemimpin militan yang berjuang dalam Perang Chechnya Pertama melawan tentara salib Rusia di mana Amir Khattab dan Shamil Basayev rahimahumallah juga berperang. Akhmed Zakayev dan Ilyas Akhmadov kemudian didukung tentara salib Barat di dalam media melawan Mujahidin. Sedangkan yang lain semuanya secara militer adalah satu pihak dengan tentara salib Rusia melawan mujahidin pada Perang Chechnya II. Mereka pada dasarnya adalah Sahwah Chechnya.


PALESTINA

Berbagai pemimpin dan cabang Hamas sejak bertahun-tahun mengaku akan melakukan “jihad” melawan Yahudi. Kenyataan menyatakan sebenarnya milisi ini adalah entitas nasionalis yang aktif mengadopsi demokrasi sebagai sarana perubahan sejak tahun “2005.” Ini termasuk pemerintahan, presiden, dan pemilu legislatif, ikut ambil bagian dalam undang-undang dan pelaksanaan hukum buatan manusia. Ideologi demokrasi ini telah dipropagandakan oleh para pemimpinnya bahkan sebelum tahun “2005” sejak zaman Ahmed Yassin. Ia pernah ditanya dalam sebuah wawancara, “Orang-orang Palestina menginginkan negara demokrasi. Mengapa Anda menentang ini?” Dia menjawab, “Saya juga ingin negara multi-partai demokratis di mana otoritas adalah bagi mereka yang memenangkan pemilu.” Dia kemudian ditanya, “Jika partai komunis yang menjadi pemenang pemilu, bagaimana Anda menempatkan posisi Anda?” Dia menjawab, “Bahkan jika partai komunis yang memenangkan pemilu, saya akan menghormati keinginan rakyat Palestina.” Dia lalu ditanya, “Jika dari pemilihan menjadi jelas bahwa rakyat Palestina menginginkan negara demokratis multi-partai, bagaimana Anda menempatkan posisi Anda saat itu?” Dia menjawab,”Wallahi, kita adalah bangsa yang memiliki martabat dan hak. Jika rakyat Palestina mengekspresikan penolakan mereka terhadap negara Islam, maka saya akan menghormati dan memuliakan keinginan dan kemauan mereka” [Ahmad Yasin, adz-Dhāhirah al-Mu’jizah – Ahmad Ibnu Yusuf: 116, 118].


KESIMPULAN

Ini adalah sebagian kecil dari sebuah daftar panjang. Semoga Allah menjaga hati kita di atas tauhid dan terbebas dari syirik hingga kita berjumpa dengan-Nya sementara Dia ridha terhada kita. Amin.


=========


[1] Catatan: Beberapa individu dan kelompok yang akan disebutkan tidak pernah berperang di jalan Allah sejak awal – mirip dengan kondisi banyak faksi di Syam – namun sebagian orang bodoh menganggap mereka sebagai “mujahidin” hanya lantara mereka berperang melawan tentara salib, komunis, dan orang kafir lainnya untuk alasan nasionalis.

[2] Istilah ini digunakan untuk menunjukkan orang yang bertanggung jawab atas fatwa, dakwah, dan pengadilan pada sebuah kelompok.

[3] Ansar al-Islām menolak untuk ambil bagian dalam Sahwah ini, sehingga Sa’dun dan al-Juburi memisahkan diri dari kelompok tersebut dan membentuk kelompok mereka sendiri bernama “Ansar as-Sunnah -. Komite Syar’i”







No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Nasihat Lukman Al-Hakim: “Anakku, apabila sesiapa datang kepada kamu dengan aduan bahawa si anu telah mencabut kedua-dua biji matanya dan kamu lihat dengan mata kepala sendiri bahawa kedua-dua biji matanya tercabut, namun janganlah kamu sampai kepada sesuatu kesimpulan sebelum kamu mendengar pihak yang lain. Tidak mustahil orang membuat aduan itulah yang mula-mula mencabut mata orang lain, boleh jadi sebelum kehilangan kedua-dua biji matanya dia telah mencabutkan empat biji mata orang lain.”