PERSEKONGKOLAN KUFFAR
MEMERANGI DAULAH ISLAMIYAH
Adapun bagi Muslimin yang
tidak mampu melakukan hijrah dari darul kufur ke Khilafah, maka terdapat banyak
kesempatan baginya untuk menyerang musuh-musuh Daulah Islamiyyah. Terdapat
lebih dari tujuh puluh musuh untuk dia pilih, baik itu negara salibis, rezim
thoghut, tentara murtad, milisi Rofidhoh, dan faksi shohawat. Wilayah
kepentingan mereka tersebar di seluruh penjuru dunia. Umat Muslimin seharusnya
tidak ragu untuk menyerang mereka sebisa mungkin. Selain membunuh Salibis di
mana pun mereka berada di muka bumi ini, lantas – sebagai misal – apa yang
menghalanginya untuk menargetkan komunitas Rofidhoh di Dearborn (Michigan ), Los Angeles ,
dan New York City ?
Atau menargetkan utusan diplomatik Panama [5]
di Jakarta , Doha ,
dan Dubai ? Atau
menargetkan utusan diplomatik Jepang di Bosnia , Malaysia , dan Indonesia ? Atau menargetkan
diplomat-diplomat Saudi di Tirana (Albania ),
Sarajevo (Bosnia ), dan Pristina (Kosovo)?
Atau mengeksekusi sponsor-sponsor utama Shohawat
di Qatar , Kuwait ,
dan Arab “Saudi”? Apa yang menghalanginya menargetkan sekutu-sekutu PKK dan
Peshmerga di Eropa dan Amerika, termasuk “Konfederasi Asosiasi Kurdi di Eropa”
(KON-KURD – berbasis di Brussels ) dan “Persatuan
Pebisnis Kurdi Internasional” (KAR-SAZ – berbasis di Rotterdam ) yang keduanya dikenal mendukung
PKK secara finansial?
Jika terhalang dari berhijrah
bagaimanapun alasannya, seseorang tidak diudzur dari jihad melawan musuh-musuh
Islam di dekatnya.
“Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir
yang di sekitar kamu itu dan hendaklah mereka menemui kekerasan darimu. Dan
ketahuilah, Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.” [QS
At Taubah 123]
Kesimpulan
Kesabaran dan keteguhan
Muslimin dalam Ghozwah Ahzab mengandung makna bahwa mereka adalah pasukan yang
patut diperhitungkan. Jika digabungkan dengan banyaknya jumlah kemenangan yang
mereka dapatkan dalam perang, musuh mereka pun akhirnya akan mengakui
kekalahan. Mereka pun menawarkan gencatan senjata, seperti dalam Perjanjian
Hudaibiyyah yang kemudian dilanggar oleh musyrikin Quraisy dan akhirnya
berujung pada Fathu Makkah.
Di sisi lain, Shohawat
berlomba-lomba mendatangi salibis… dan bahkan orang-orang murtad! Kemudian
Shohawat bernaung di bawah sayap mereka, menaati perintah mereka sebagai bentuk
pertukaran bantuan dan dukungan, dan mengobarkan perang melawan Daulah
Islamiyyah sementara mereka sendiri menolak penerapan syari’at Islam; semuanya
dengan mengklaim bahwa ini berasal dari “fiqh” Hudaibiyyah. Padahal sebaliknya,
fiqh Hudaibiyyah berada dalam kesabaran Rasul shollallahu ‘alaihi wa sallam dan
para sahabatnya dalam semua pertempuran terdahulu sebelum Hudaibiyyah. Ia
berada dalam pengakuan janji Rabb mereka pada saat pertemuan di Perang Ahzab.
Ia disebabkan keistiqamahan jihad dan wala’ wal baro’ mereka yang tidak pernah
berhenti. Ia terjadi saat direngkuhnya kekuatan yang karenanya gencatan senjata
yang mereka tanda tangani muncul dalam posisi kuat dan bukan lemah. Oleh karena
itu, syarat-syaratnya akhirnya hanya diperuntukkan untuk kepentingan umat
Islam.
Pada akhirnya, bukanlah
kemurtadan dan hati lemah yang tersesat serta orang-orang munafik yang membawa
pada perjanjian dengan bangsa Romawi sebelum Kiamat, namun kesabaran dan keteguhan
mujahidin dalam perjalanan mereka menuju kekuatan selanjutnya serta ekspansi
yang lebih luas di hadapan perang salib internasional melawan Islamlah yang
akan meraih hal semacam itu.
Ya Allah, yang
membolak-balik hati, tetapkanlah hati kami di jalanMu hingga orang terakhir
dari kami berperang di bawah bendera al Masih ‘alaihis salam melawan ad Dajjal.
Bersambung
No comments:
Post a Comment