Posted on Monday, October 05 @ 00:17:01 MYT
Dilulus untuk paparan oleh PenorehGetah
Namanya Wilfried Hoffman. Ia dilahirkan dalam keluarga
Katholik Jerman pada 3 Juli 1931.
Hoffman meraih gelar Doktor di bidang ilmu hukum dan
yurisprodensi dari Universitas Munich, Jerman tahun 1957. Pada tahun 1983-1987,
ia ditunjuk menjadi direktur informasi NATO di Brussels.
Jerman sangat mengenal Hoffman, karena setelah bertugas di
NATO, ia diangkat menjadi diplomat (duta besar) Jerman untuk Aljazair tahun
1987 dan dubes di Maroko tahun 1990-1994. Karenanya, Jerman menjadi gempar
seketika saat Hoffman menerbitkan buku yang berjudul Der Islam als Alternative
(Islam sebagai Alternatif).
Jerman terkejut, ternyata salah satu putra terbaiknya telah
memeluk Islam.
Hoffman sebenarnya telah masuk Islam sejak lama, jauh
sebelum bukunya dipublikasikan pada 1992.
Ia masuk Islam bahkan sebelum bertugas ke Aljazair dan
Maroko.
Bagaimana ia mendapatkan hidayah?
Saat itu, Hoffman sangat prihatin pada dunia barat yang
mulai kehilangan moral. Agama yang dulu dianutnya dirasakannya tak mampu
mengobati rasa kekecewaan dan keprihatinannya akan kondisi tersebut.
Hoffman juga memiliki sejumlah pertanyaan teologi yang belum
terjawab, terutama mengenai dosa warisan. Ia juga tidak puas dengan jawaban
mengapa tuhan memiliki anak dan harus pasrah disiksa hingga mati di kayu salib.
“Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak punya kuasa,” tegasnya.
Hoffman bahkan sempat “meragukan” keberadaan Tuhan. Ia lalu
melakukan analisa terhadap karya-karya filsuf seperti Wittgenstein, Pascal,
Swinburn, dan Kant, hingga akhirnya ia dengan yakin menemukan bahwa Tuhan itu
ada.
Jika Tuhan itu ada, bagaimana manusia berkomunikasi
dengan-Nya?
Hoffman menemukan, jawabannya adalah wahyu.
Maka ia pun membandingkan berbagai “wahyu” yang ada. Setelah
membandingkan kitab suci Yahudi, Kristen dan Islam itulah Hoffman mendapati
Islam-lah yang secara tegas menolak dosa warisan. Ia juga mendapati, dalam
Islam seseorang langsung berdoa kepada Allah, bukan melalui perantara atau
tuhan-tuhan lainnya.
“Seorang Muslim hidup di dunia tanpa pendeta dan tanpa
hierarki keagamaan; ketika berdoa, ia tidak berdoa melalui Yesus, Maria, atau
orang-orang suci, tetapi langsung kepada Allah,”kata Hoffman.
Tauhid yang murni di dalam Islam itulah yang akhirnya
membuat Hoffman memeluk Islam.
Keyakinannya semakin kuat ketika ia bertugas di Aljazair dan
melihat betapa umat Islam Aljazair begitu sabar, kuat dan tabah menghadapi
berbagai macam ujian dan cobaan dari umat lain.
Sangat bertolak belakang dengan kepribadian masyarakat Barat
yang rapuh.
"Saya menyaksikan kesabaran dan ketahanan orang-orang
Aljazair dalam menghadapi penderitaan ekstrem, mereka sangat disiplin dan
menjalankan puasa selama bulan Ramadhan, rasa percaya diri mereka sangat tinggi
akan kemenangan yang akan diraih. Saya sangat salut dan bangga dengan sikap
mereka," ujarnya.
Ketika keislamannya diketahui publik pasca terbitnya buku
Der Islam als Alternative, media massa
dan masyarakat Jerman serentak mencerca dan menggugat Hoffman.
Media massa
sebesar Del Spigel pun turut mencercanya. Bahkan pada kesempatan berbeda,
televisi Jerman men-shooting Hoffman saat ia sedang melaksanakan shalat di atas
Sajadahnya, di kantor Duta Besar Jerman di Maroko, sambil dikomentari oleh sang
reporter: "Apakah logis jika Jerman berubah menjadi Negara Islam yang
tunduk terhadap hukum Tuhan?"
Hoffman tersenyum mendengar komentar sang reporter.
"Jika aku telah berhasil mengemukakan sesuatu, maka sesuatu itu adalah
suatu realitas yang pedih." Artinya, lelaki yang menambah namanya dengan
“Murad” (yang dicari) ini, paham bahwa keislamannya akan membuat warga Jerman
marah. Namun ia sadar, segela sesuatu harus ia hadapi apapun resikonya.
Bagi Murad Wilfried Hoffman, demikian nama lengkapnya setelah
menjadi Muslim, Islam adalah agama yang rasional dan maju.
1). Katakanlah: Dia-lah Allâh, Yang Maha Esa
2). Allâh adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu
3). Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
4). Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.
(Qs Al Ikhlas)
" Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas
dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allâh kecuali yang benar.
Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allâh dan (yang
diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan
tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allâh dan rasul-rasul-Nya dan
janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari
ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allâh Tuhan Yang Maha Esa,
Maha Suci Allâh dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah
kepunyaan-Nya. Cukuplah Allâh menjadi Pemelihara." ( QS 4:171 )
Silahkan di share dan
Sebarkanlah ilmu ini!
Insyaa Allâh bermanfaat.
Ketua Pengarah NATO dari Jerman yg telah mengambil keputusan
bijak memeluk Islam yang baginya adalah jawapan kenapa moral barat semakin
tenat.
No comments:
Post a Comment