Sekutu-Sekutu Al-Qa’idah Di Syam (Bahagian 2)
Di bawah ini adalah transkrip dari pidato ketua bidang politik dan media Jabhah Syamiyyah –Zakariya Malahifji- dalam konferensi yang diselenggarakan oleh “Kekuatan Revolusioner Aleppo”, di Turki, 1 Maret 2015.:
Di bawah ini adalah transkrip dari pidato ketua bidang politik dan media Jabhah Syamiyyah –Zakariya Malahifji- dalam konferensi yang diselenggarakan oleh “Kekuatan Revolusioner Aleppo”, di Turki, 1 Maret 2015.:
Dia mengatakan “Merespon pada permintaan revolusionis dan desakan
tuntutan masa Revolusi di Aleppo
terkait penggabungan dan organisasi,
untuk menghadapi agresi tiran atas nama Jabhah Syamiyyah, sebelumnya saya ingin
menegaskan beberapa prinsip,”.
“Pertama, Jabhah Syamiyyah adalah bagian dari
revolusi besar Suriah yang kekuatannya harus disatukan untuk mencapai
kemenangan. Persatuan adalah satu satunya cara menuju kemenangan. Perpecahan
selalu menyenangkan keinginan rezim yang jahat,”.
“Kedua, Jabhah Syamiyyah adalah faksi yang mewakili
Suriah dan rakyat Suriah. Mengingat Suriah adalah
milik seluruh orang Suriah . Pembebasan Negara Suriah dan rakyat Suriah
dari penjajahan Iran dan menjatuhkan rezim Asad adalah tujuan utama kami untuk
menghentikan penindasan dan membangun negara yang bebas,”.
“Ketiga, kami mempertimbangkan identitas nasional
Suriah menjadi identitas seluruh komponen rakyat Suriah, Arab, Kurdi,
Turkmenis, Circassian, Assiria, Syiriak, termassuk pula komponen komponen agama
lainnya,”.
“Keempat,
Suriah dengan pengakuan batas geografis internasional saat ini adalah
Negara untuk seluruh orang Suriah. Front ini menolak pembagian atau pembentukan
baru bagi Suriah menurut agenda atau ambisi
faksi, politik ataupun partisan,”.
“Kelima, seluruh dunia tahu bahwa rezim Suriah telah
dan terus mendukung terorisme terburuk di kawasan ini, juga melatih dan
mengatur geng teroris, dan mereka menjalakan operasi teroris dan pembunuhan di
semua negara yang berdekatan. Rezim ini sekarang minta bantuan dan
menggunakannya untuk berperang melawan revolusi rakyat Suriah.”
“Keenam, telah jelas bagi kita semua bahwa revolusi
Suriah menghadapi koalisi dari rezim teroris paling arogan di kawasan ini.
Koalisi ini dipimpin Iran, yang telah menduduki beberapa wilayah di Suriah.
Pada saat yang sama komunitas dunia dan organisasi dunia telah meninggalkan
tanggung jawab mereka untuk melaksanakan tanggung jawab moral maupun legal,
untuk menghentikan pembunuhan masal rakyat Suriah yang telah berlangsung selama
empat tahun. Mereka tidak melindungi ketentraman rakyat sipil yang hilang dalam
sejumlah protes yang berlangsung sepanjang tahun awal revolusi,”.
“Ketujuh, Jabhah Syamiyyah mengucapkan terimakasih
kepada saudara dan teman-teman rakyat Suriah terutama Turki, Saudi Arabia dan
Qatar juga negara-negara lainnya sekaligus meminta pendirian yang tegas dari
mereka semua untuk menyelamatkan rakyat Suriah dari penjajahan Iran dan gengnya
serta kejahatan rezim,”.
“Kedelapan, Jabhah Syamiyyah meyakini bahwa Proposal
Demistora tidak memberikan rencana maupun dokumen tertulis bagi penyelesaian
politik di Suriah, ia malah mengusulkan genjatan senjata di Aleppo untuk
menyelamatkan rezim dari kekalahannya yang berkepanjangan dan memberi
kesempatan pada rezim ini untuk membasmi Douma, Daraa dan kawasan lain di
Suriah. Demistora hanya ingin melangkahi keputusan Konferensi Jenewa I dan II
tentang Suriah dimana para revolusionis telah menyetujui untuk mengatasi
kondisi yang memutuskan bahwa adanya perubahan pada rezim yang jahat dan
transisi untuk Suriah yang bebas dan merdeka. Wahai saudaraku, hal ini
menegaskan pada kita akan pentingnya menyatukan semua sudut pandang terhadap
proposal Demistora dan lainnya, jangan terpecah belah, karena ini adalah
tanggung jawab kita semua sebelum tertumpahnya darah para pejuang dan rakyat
dalam revolusi Suriah,”.
“Kesembilan, Jabhah Syammiyyah meminta pengerahan upaya
yang sungguh-sungguh untuk mencegah penyelesaian dengan senjata dalam berbagai
bentrokan revolusionis. Bentrokan yang terakhir adalah yang terjadi di Aleppo,
yang membutuhkan pengadilan independen untuk menyelesaikan perkara tersebut
secara benar dan mencegah pertumpahan darah yang menguntungkan bagi rezim,”.
“Kesepuluh, kami berterima
kasih pada saudara-saudara yang ikut serta dan kami kepada saudara-saudara di
Koalisi Nasional Suriah dan pemerintahan sementara Suriah. Kami meminta
semuanya untuk melanjutkan dukungan yang tetap dan terarah untuk revolusionis
di Aleppo dan untuk bekerja terus menerus dengan persekutuan dan perkawanan
dengan rakyat Suriah sehingga tidak menghentikan atau mengurangi dukungan
tersebut, dengan demikian konfrontasi dengan mesin jahat ini bisa terus
berlanjut. Kami juga menegaskan kembali kepada rakyat kami bahwa kami akan
terus mendukung dengan bantuan Allah untuk mendapat syahid atau meraih
kemenangan. Akhirnya kami menghormati pertemuan ini yang mana kami harap akan
menjadi front penyatuan untuk revolusi meliputi seluruh kota di Aleppo dan
sekitarnya, seluruh tanah Suriah, untuknya ada kenyataan pasti, bahwa jika kita
bersatu, rezim akan tumbang. Dan akhirnya kami berterima kasih pada anda
semua,”.
Itulah kata kata akhir orang
fasik. Jadi, menurut sekutu Al-Qaidah di Suriah ini, tidak ada perbedaan antara
muslim, kristen, nushairi, rafidhi, druzi dan ismaili. Suriah adalah negeri
untuk mereka semua! Menurut sekutu Al-Qaidah Suriah, Komisi Nasional Suriah,
pemerintah sementara Suriah dan rezim Turki, al- Saud, dan Qatar adalah saudara
muslim mereka! Menurut persekutuan Al-qaidah Suriah, lebih penting untuk
bersatu dengan nasionalisme dan revolusi daripada berpecah demi tauhid dan
kebenaran! Dan mereka membuat penyataan fasik sambil berdiri dibawah bendera
nasionalis jahiliyyah, bendera dua salibis, Sykes dan Picot!
Pertanyaan setiap pengikut jihad
harusnya adalah: Mengapa kepemimpinan Jabhah Jaulani bersekutu dengan faksi ini
melawan Daulah Islam? Landasan apa yang mendasari ini, melibatkan diri dalam
operasi dan bersekutu dengan faksi terburuk ini melawan Daulah Islam? Landasan
apa yang mendasari ini, bekerjasama dan berkoordinasi dengan faksi buruk
melawan Daulah Islam? Mengapa faksi yang secara terbuka membuat pernyataan
nasionalime jahiliyah secara terang-terangan -bahkan banyak peryataan kufr- Jabhah Jaulani terus
mengabaikan kesalahan ini dan tidak mencela mereka secara terbuka (bahkan
kadang membelanya!) dan malahan menjuruskan medianya untuk mengkampanyekan
perlawanan terhadap Daulah Islam? Apakah kesalahan dari nasionalis ini tidak
jelas terlihat dibandingkan dengan tuduhan ‘kesalahan’ Daulah Islam!
Akhirnya, apa perbedaan nyata
antara gerakan Hazm dan front revolusi Suriah (bekas sekutu Jabhah Jaulani) dan
antara tentara “mujahidin”, ”Zanki”, ”fastaqim Kama Umirt”, dan faksi-faksi
lain dari front ‘islam’? Hanya ada perbedaan yang amat tipis sekali antara
Mursi dan Sisi, sementara keduanya memerintah dengan undang-udang thaghut dan
keduanya berkampanye melawan mujahidin Sinai?
Jabhah Jaulani akan merasakan
akibat dari pengkhianatannya terhadap muhajirin dan ansar Daulah Islam, ini
akan berujung pada pengkhianatan Shahawat terhadap Jabhah Jaulani, dan hal itu
sudah dimulai..
No comments:
Post a Comment