NASIHAT LUKMAN HAKIM: "WAHAI ANAKKU, TIADA AMALAN SOLEH TANPA KEYAKINAN DENGAN ALLAH TAALA. SESIAPA YANG MEMPUNYAI KEYAKINAN YANG LEMAH MAKA AMALANNYA JUGA MENJADI CACAT."

Blogger Widgets Blogspot Tutorial

Tuesday 27 October 2015

PERISTIWA 19 SEPTEMBER 2001 YANG DIBERKAHI: SUATU ANALISIS DARI KEBUNTUAN MAKAR



Dalam beberapa kesimpulan makar terakhir, Insya Allah para salibis dan sekutu murtaddin mereka sebelum
malhamah kubro.

Pertama, para salibis telah mejadi lemah untuk mengobarkan perang mereka sendiri. Hal ini karena operasi 11 September 2001 yang diberkahi dan sesudah itu jihad di Afghanistan dan Iraq. Mereka terlalu lelah dari segi finansial, militer, dan psikologis untuk memulai perang lain lagi, meskipun tidak diragukan lagi bahwa mereka akhirnya akan memerangi muslimin di Dabiq setelah pengkhianatan salibis dalam gencatan senjata di kemudian hari. Karena kelemahan mereka, mereka akan dipaksa untuk bersandar pada sekutu mereka dan agen-agen mereka untuk berperang.

Di Iraq, sejak keruntuhan rezim murtaddin Ba’ats, taghut Saddam, sekutu mereka ialah atheis Kurdi dari Peshmerga, kekuatan pemerintahan safawi, milisi Safawi, dan Murtaddin Shahawat “Sunni”. Berkali-kali, Shahawat “Sunni” ditinggalkan demi kestabilan rezim Safawi pusat. Shahawat tidak dapat dipercaya sepenuhnya sejak beberapa faksi mereka pada masa lalu pernah berpartisipasi dalam perang melawan para salibis dan sekutu Rafidi mereka. Sesuai dengan itu, setelah penarikan pasukan Amerika, Shahawat mengkhianati mantan sekutu Safawi mereka, dan banyak dari anggota mereka dipenjarakan dan disiksa oleh Rafidah yang pernah dilayani mereka.

Di Sham, pada awalnya para salibis telah menaruh keyakinan pada Free Syrian Army (FSA), yang merupakan milik “pemerintahan” interim Syrian National Coalition (SNC). Tetapi para salibis terkaget-kaget pada banyaknya bantuan militer dan non-militer yang mereka adakan untuk faksi-faksi ini telah dijual kepada para pedagang dan penyalur senjata dan akhirnya berakhir di Daulah Islam. Apa yang tidak terjual oleh agen yang tak dapat diandalkan oleh para salibis akan diambil oleh tentara khilafah sebagai rampasan perang. Para salibis tidak dapat mengandalkan FSA, karena terlalu korup dan kepemimpinan yang minim kesetiaan. Karenanya sekutu besar mereka di kawasan ini saat ini ialah atheis Kurdi milik PKK –sekutu taghut Bashar. Sepanjang awal tahun yang berlangsung di Sham, PKK menguasai sebagian Halab, ar-Raqqah, dan al-Barakah melalui perjanjian dengan rezim Nushayri, dan diberi tugas oleh Bashar untuk menghancurkan muslimin yang memberontak melawan rezim di kawasan ini. PKK adalah inti dari Shabihah Kurdi dan melanjutkan misinya di daerah yang mereka kendalikan. Tapi karena mereka lebih setia sebagai satu organisasi dan karena mereka lebih terarah “secara ideologi”, maka para salibis lebih menyukai PKK daripada FSA. Para salibis mengandalkan sekutu Kurdi dari Rafidah di Iraq (Peshmerga) dan pada sekutu Kurdi dari Nushayriyah di Sham (PKK). Dan juga, kebijakan mereka mendukung rezim Safawi di Iraq dan bernegosiasi dengan kepemimpinan Safawi di Iran memberi kekuatan dan kemantapan untuk melakukan pergerakkan secara internasional.

Rafidah dengan cepat ambil bagian di Yaman. Rezim Syria telah bersekutu dengan Iran. Lebanon secara luas dibawah kekuasaan milisi Rafidah. Dan dengan besarnya populasi Rafidi di Bahrain, Kuwait, dan “Saudi Arabia” (di propinsi sebelah Timur – Qatif, Dammam, Al-Ahsa – Najran, dan bahkan Madinah), populasi Rafidi yang lebih sedikit berada di Qatar dan UAE, dan populasi Ibadi di Oman sudah lebih dahulu pindah, thaghut Arab merasakan betul singgasananya terancam. Sementara itu, thaghut Turki mengkhawatirkan aspirasi para salibis sekutu Kurdi dan perlawanan dengan rezim Erdogan yang berbasis minoritas Rafidi di Turki. Tiga serangkai thaghut ini juga mencemaskan bahwa memperpanjang perang di Yaman dan Sham akan memperkuat Daulah Islam, hal ini akan membuka tabir dan pengkhianatan thaghut, dan menjadi bukti bahwa Daulah Islam satu-satunya yang menjadi pembela Ahlus Sunnah melawan Rafidah dan atheis.

Dengan cepat, para thaghut Turki, Al Salul, dan Qatar bergerak tanpa izin dari tuan mereka. Mereka mendapat dukungan dari thaghut Arab dan non-Arab yaitu Bahrain, Kuwait, UAE, Mesir, Yordan, Maroko, Senegal, Bangladesh, Sudan, Pakistan, dan Somalia, untuk membantu rezim Abd Rabbuh Mansur Hadi melawan Rafidah Houthi dan Ali Abdullah Saleh di Yaman. Dan meskipun para mantan salibis mengklaim tidak terkait dengan Iran, tapi para salibis ini telah menjanjikan dukungannya untuk operasi ini.

Turki kemudian akan diminta sekutu Shahawat mereka di Halab –yang kecanduan bantuan Turki- untuk memulai perang melawan PKK di sebagian wilayah, setelah genjatan senjata panjang ditinjau ulang oleh PKK dan faksi Shahawat termasuk Jabhah Jaulani. Tiga serangkai murtadin –Turki, Al Salul, dan Qatar- juga menjadi corong bantuan bagi koalisi yang baru terbentuk, faksi yang juga kecanduan dukungan taghut –“Jaysh al-Fath”- untuk berperang melawan rezim Nusayri di Idlib dan al-Qalamun. “Jaish al-Fath”  dengan segera menyusun prioritasnya yaitu perang melawan Daulah Islam di Qalamun. Corong bantuan ini diakui oleh FSA, SNC, tiga serangkai murtadin, para salibis, dan bahkan anggota faksi-faksi “Jaysh al-Fath” (seperti Faylaq ash-Sham). Faksi-faksi Shahawat termasuk Jabhah Jaulani melawan mujahidin Dar’a yang mereka tuduh khawarij. Sebuah faksi koalisi “Islami” yang serupa dengan “Jaysh al-Fath” dengan cepat terbentuk di Halab. Dan tiba-tiba faksi Shahawat telah maju atas Nusayriyyah di Latakia dan tempat lain lagi, sementara sekutu “pemberontak” kesayangan para salibis di Sham –FSA- secara militer terbukti tak dapat diandalkan.

Sementara itu, tiga serangkai murtadin mulai menarik dukungan suara bagi rezim Shafawi di Iraq, ketakutan ambisi jangka panjang mereka akan mengganggu singgasana milik mereka. Mereka juga memerintahkan para pemimpin Jabhah “Islam” untuk berkumpul lagi di Turki dan mendiskusikan perkembangan di Sham, rencana ke depan, dan syarat-syarat dukungan “tak bersyarat” mereka. Satu dari rencana yang didiskusikan ialah “badai penyelesaian” di Sham sebagai tameng bagi Shahawat dalam upayanya meningkatkan perlawanan dengan Daulah Islam. Lagi, kecanduan pada bantuan thaghut adalah satu masalah bagi faksi-faksi Shahawat yang akan memberi jalan bagi mereka untuk tenggelam lebih jauh dalam kemurtadan.

Melalui semua ini, tiga serangkai murtadin ingin “membuktikan” pada tuan salibis mereka bahwa mereka tetap penting untuk masa depan kawasan ini, bahwa mereka memiliki kekuatan untuk mempengaruhi hasil akhir disana, dan bahwa pendapat mereka berarti ketika berkaitan dengan hubungan Rafidi-Amerika dan persoalan ambisi nuklir Rafidi. Intinya, tiga serangkai ini tamak, takut, dan iri dengan perpindahan mereka. Mereka ingin mereka sendiri, bukan Rafidah, yang menjadi sekutu kesayangan para salibis.

Kompetisi ini, antara para salibis dan para thaghut, antara murtaddin “Sunni” dan Rafidah, antara FSA dan Jabhah “Islam”, antara Jabhah Jaulani dan faksi-faksi nasionalis, antara Jabhah  Jaulani dan faksi-faksi “Islam”, dan antara atheis Kurdi dan faksi-faksi “oposisi”, semua ini adalah tanda-tanda akan segera hancurnya makar mereka. 


A014

"(Orang-orang Yahudi dan orang-orang munafik) dengan keadaan bersatu padu sekalipun, tidak berani memerangi kamu melainkan di kampung-kampung yang berbenteng kukuh, atau dari sebalik tembok. (Sebabnya): permusuhan di antara mereka sesama sendiri amatlah keras; engkau menyangka mereka bersatu padu, sedang hati mereka berpecah belah (disebabkan berlainan kepercayaan mereka). Yang demikian itu, kerana mereka adalah kaum yang tidak memahami (perkara yang sebenarnya yang memberi kebaikan kepada mereka)."


{Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian karena mereka adalah kaum yang tidak mengerti} [Al-Hasyr: 14].

Para salibis akhirnya akan mendapati bahwa mereka tidak dapat menghadapi Daulah Islam kecuali secara langsung, saling berhadapan, atau lainnya –karena pendarahan mereka tiada henti- para salibis akan dipaksa untuk melepaskan peperangan mereka melawan muslimin hingga waktu yang ditentukan Allah bagi al-Malhamah al-Kubra.

Ya Allah, yang menurunkan kitab, yang cepat hisabnya, yang menggerakkan awan-awan, menundukkan golongan-golongan, buatlah mereka gemetar, dan anugerahi kami kemenangan atas mereka.






No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Nasihat Lukman Al-Hakim: “Anakku, apabila sesiapa datang kepada kamu dengan aduan bahawa si anu telah mencabut kedua-dua biji matanya dan kamu lihat dengan mata kepala sendiri bahawa kedua-dua biji matanya tercabut, namun janganlah kamu sampai kepada sesuatu kesimpulan sebelum kamu mendengar pihak yang lain. Tidak mustahil orang membuat aduan itulah yang mula-mula mencabut mata orang lain, boleh jadi sebelum kehilangan kedua-dua biji matanya dia telah mencabutkan empat biji mata orang lain.”