MH370, m h tiga tujuh kosong.
Masih lagi ghaib.
Ghaib bersama semut hitam pada malam kelam.
Malam gelap-gelita kerana CCTV rosak.
Kesian.
CCTV kabur kerana belitan dibelenggu oleh dajal.
Bukan sahaja golongan dungu-dungu dicengkam, budak-budak MAS turut terketip-ketip bibir-bibir mereka kerana diintip-intip oleh pengintip.
Mereka diintip dengan pelbagai watak-watak; pembersih pejabat, lap-lap dinding lantai, pegang penyapu, mengangkat sampah, membaiki kerosakan, tolak angkat barang, dan pendek kata pelbagai watak termasuklah watak CCTV.
Dajal-dajal merentas sempadan bersekongkol dengan anak-anak mukim.
Islam akan menghukum dajal-dajal itu.
Bertaubatlah sebelum terlambat.
Berikut adalah pandangan seterusnya dari John
Cantlie yang dialihbahasa dalam Bahasa Indonesia, semoga bermanfaat :
Dengan demikian, tiba-tiba saja
pasar dibanjiri minyak murah di mana semua orang bisa membelinya dengan dolar
AS mereka yang semakin tidak berharga. Anda tidak perlu menjadi seorang ahli
keuangan untuk melihat ke mana semuanya akan mengarah. Perang, ledakan ekonomi,
deflasi kronis, dan akhirnya sistem keuangan global baru akan muncul dari
bawah.
Beralih ke emas pada saat seperti
itu masuk akal. Emas dan perak masih dipandang sebagai uang paling kuat di
dunia, sebab orang memerlukannya. Mereka mengetahui nilainya dan telah
mempergunakannya selama ribuan tahun. Tidak ada seorang pun yang menciptakan
suatu tempat yang lebih baik bagi manusia untuk hidup daripada di dalam rumah.
Tidak ada seorang pun menemukan cara yang lebih baik bagi manusia untuk tetap
merasakan kehangatan daripada memakai baju. Dan tidak ada seorang pun yang
menemukan uang yang lebih stabil daripada emas. Pada tahun 1944, uang dolar
disandarkan pada emas seberat $35 per ons – sekarang memerlukan $15.400 per ons
untuk menutupi jumlah dolar yang beredar!
Pemimpin Venezuela Hugo Chavez
menyadari hal tersebut dan memulai kampanyenya pada tahun 1998 untuk
mendapatkan kembali 211 ton emasnya dari AS. Dibutuhkan perdebatan yang sangat
panjang sebelum akhirnya emas mereka kembali; bila emas sudah masuk ke brankas
suatu negara, maka mereka tiada akan
suka jika dilepaskan. Akan tetapi, dia mulai menggelindingkan bola dan kini
semua negara menginginkan emas mereka. Swiss, Ekuador, Belanda, dan Austria
berteriak meminta kembali emas mereka. Jerman meminta emas mereka pada Bank
Sentral AS pada tahun 2012 dan hanya dijawab tidak ada.
Saat ini negara-negara semakin
menjaga jarak mereka dari dolar sebelum terjadinya krisis yang dimungkinkan
akan terjadi. Oleh karena itu, sangat
masuk akal bila Daulah Islam mencoba mencetak sendiri dinar emas. Jika anda
memperdagangkan uang yang mempunyai nilai di pasar bebas di saat negara-negara
lain hilir mudik membawa gerobak berisi uang kertas untuk membeli sepotong
roti, anda berada dalam posisi lebih kuat daripada mereka. Ekonomi anda akan
berkembang, sementara ekonomi mereka akan runtuh.
Emas dan perang senantiasa hidup
berdampingan, sebagaimana dikatakan oleh penulis ekonomi David Graeber. “Selama
perang ekspansi pada masa Dinasti Umayyah, sejumlah besar emas dan perak
dirampas (dijadikan ghanimah, pen.) dari istana, kuil, dan biara-biara, lalu
dicetak menjadi uang. Hal ini menjadikan Khilafah memproduksi dinar emas dan
dirham perak dengan kemurnian yang luar biasa.”
Tentu saja, banyak bank sentral
di seluruh dunia menganggap sampah ide untuk mengembalikan mata uang ke emas
atau dengan standar emas pada abad ke-21. Mereka melihatnya sebagai langkah
mundur jauh ke belakang. Akan tetapi, itulah pekerjaan bank-bank raksasa, yaitu
membuang emas. Sebabnya adalah jika dunia kembali ke sistem moneter dengan
standar logam mulia, maka kontrol bank-bank tersebut dan pemerintah terhadap
negara dan kesehatan keuangan masyarakat akan terhenti. Mereka akan kehilangan
pekerjaan. Anda tidak bisa memanipulasi nilai emas. Itulah yang dituntut oleh
pasar. Akan tetapi, dengan uang kertas anda dapat memainkannya semau anda. Dan
itu semua dirancang untuk memeras sebanyak mungkin uang di luar rata-rata
penghasilan konsumen.
“Sistem moneter kita mencuri uang
dari kelas menengah dan mentransfer harta orang kaya ke bank,” demikian
dikatakan pakar keuangan Mike Maloney. “Kami sudah melihat hal ini sepanjang
sejarah dan itu terus saja berulang dan berulang kembali.”
Sistem perbankan dunia adalah
bentuk penipuan yang dirancang untuk menyuapi dirinya sendiri dan pemerintah.
Tidak ada yang nyata. Hanya setumpuk besar kertas dan komputer yang dipenuhi
dengan angka. Dengan sistem yang ada sekarang, pemerintah dan bank menggenggam
semua emas sementara masyarakat hanya memiliki secarik kertas yang tiada
berharga untuk dimainkan. Dan ketika ekonomi bangkrut, tebak siapa yang tetap
memegang emas…
Itulah sebabnya, dengan
mengedarkan logam mulia, maka itu merupakan kebaikan bagi setiap orang selain
bank. Hal ini akan membalikkan keadaan dan menempatkan uang kertas kembali ke
sistem, sementara kekayaan riil dan logam mulia berada di tangan masyarakat.
Bank Sentral AS kini tengah
mencetak lebih dari $1 trilyun uang per hari dalam “Quantitative Easing 3”
dalam keputusasaan untuk mencegah deflasi dan mencari jalan keluar dari
kebangkrutan. Bisa jadi mereka kehabisan kertas dalam usahanya tersebut, tetapi
itu tetap tidak akan bekerja. Masa kejayaan dolar kini tengah berakhir seperti
halnya yang terjadi pada mata-mata uang kertas sebelumnya. Terlepas dari
kematian ratusan ribu orang dengan penundaannya, sejarah menunjukkan hal ini
tidak bisa dielakkan. Dan untuk pertama kalinya, semua mata uang di dunia juga
merupakan mata uang kertas yang tidak dijamin oleh apa pun. Pada saat
kebangkrutan datang, maka ia akan hancur…
Bersambung esok.
No comments:
Post a Comment