Disorok cari lokasi kosong-kosong;
Muncul 2015 tenggelam 2014,
Kelibat-kelibat MH370 kekal kontang.
Gadis jelita memakai coli cantik,
Jenama berkualiti menarik
membangkit;
Disebabkan bah kanak-kanak
tertarik,
Elakkan penyakit E.coli berjangkit.
MH370, cheng cheng-cheng chengggggggggg. Masih disorok. Harga minyak merudum kerana Amerika Syarikat konspiratornya. Ia tidak menggunakan dolar Amerika sebagai senjata, kerana dolar Amerika tiada kekuatan, dipintas oleh dinar Daulah Islamiyah. Minyak berbeza dengan dolar.
Walau bagaimanapun, Allah s.w.t.
akan memusnahkan golongan yang sombong dan bongkak. Ia akan musnah dengan
sebab-sebab perlakuan-perlakuan mendajal dan ilusi-ilusi yang diciptanya.
John Cantlie yang bercakap dalam
Bahasa Melayu melalui artikel beliau di halaman ini: ‘Pinjamkan saya telinga
anda’, kini beliau bercakap lagi dalam majalah DABIQ. Tulisan beliau dalam
majalah tersebut telah dialihbahasa kepada Bahasa Indonesia. John Cantlie
walaupun berasal dari British tetapi beliau dan beliau-beliau mahir berbahasa: Bahasa Inggeris, Bahasa
Melayu dan Bahasa Indonesia.
Didoakan semoga John Cantlie akan memeluk Islam, menjadi muslim yang baik
dan idola kepada pemuda-pemudi yang masih kafir, mengikut jejak beliau.
Berikut adalah pandangan John
Cantlie dalam Bahasa Indonesia :
KRISIS
Oleh: John Cantlie
Perang terus meningkat, nilai
minyak terus menurun, dan Amerika mencetak $85 milyar setiap bulan untuk
mencegah kehancuran total. Krisis ekonomi tengah melaju cepat dan dunia
memerlukan mata uang stabil yang bisa diandalkan. Selama 5.000 tahun mata uang
tersebut adalah emas.
Dewasa ini “uang” benar-benar
sudah terlalu banyak di dunia. Sebagai akibatnya, segala sesuatu tidak akan
berjalan dengan baik hingga beberapa tahun ke depan. Anda dapat melihat pada
perekonomian di hampir setiap negara. Biaya hidup semakin meningkat seiring
dengan nilai mata uang yang semaking berkurang, sementara bank-bank sentral
mencoba untuk menggembungkan permasalahan begitu saja dengan mencetak lebih
banyak lagi kertas yang tertera nominal di dalamnya.
Upaya seperti ini terus saja dilakukan
sepanjang sejarah dan selalu saja gagal. Uang dolar semakin menurun, tetapi
kali ini turut mempengaruhi dunia.
Sejak tahun 1971, sistem keuangan
dunia berbasis pada kepercayaan. Mata uang hanya memiliki nilai tukar dengan
barang karena bank mengatakan harganya - $5 yang dipakai untuk membeli kopi dan
sandwich kemarin, jadi anda percaya bahwa hal itu berlaku untuk besok. Akan
tetapi, ketika sistem kepercayaan dalam masalah keuangan antara masyarakat dan
pemerintah jatuh ke titik rendah yang belum pernah terjadi sejak 1930-an,
sementara tidak satu pun mata uang dunia terikat pada nilai asli, realitas
krisis ekonomi dunia global tampak semakin dekat.
Ketika menjadi mata uang cadangan
dunia, hingga sekarang, dan mata uang tunggal untuk perdagangan minyak, dolar
AS meliputi sekitar 60% nilai seluruh mata uang di dunia dan lebih dari
setengah uang itu berada di luar Amerika Serikat. Jadi, ketika dolar jatuh,
maka ia akan menciptakan efek domino dan seluruh dunia akan jatuh bersama-sama.
Pada saat seperti itu, dunia
perlu mencari sesuatu yang lebih berharga daripada kertas untuk menopang
keuangannya. Sesuatu yang lebih berharga itu harus mempunyai nilai intrinsik,
nilai yang tidak naik dan turun begitu saja dengan hanya menekan beberapa
tombol di bank sentral. Barang tersebut bisa berupa sapi, sekarung beras, atau
satu barel minyak. Akan tetapi, selama ribuan tahun terakhir barang yang paling
populer yang memiliki nilai adalah emas.
Jumlahnya terbatas, sehingga
nilainya tidak akan pernah hilang. Bank tidak bisa begitu saja mencetak lebih
banyak uang menurut keinginannya. Ia mempunyai harga sesuai dengan keadaan
pasar, tidak berdasarkan catatan bank. Ini akan tahan lama. Anda dapat
menukarnya dengan barang. Dan untuk sekarang, hal itu sama berharganya atau lebih
dibandingkan dengan ribuan tahun yang lalu. Itulah yang namanya uang.
Sungguh menakjubkan untuk
berpikir bahwa segumpal emas yang mungkin telah digunakan untuk perdagagangan
selama ribuan tahun yang lalu masih beredar. Bisa saja ia sudah dilebur dan berbentuk
batangan atau dikalungkan pada leher seseorang, tapi ia masih tetap ada di
sekitar kita. Bandingkan dengan secarik kertas.
MENGAPA KITA MEMBICARAKAN UANG?
Bulan lalu Daulah Islam
mengumumkan rencana mereka untuk mencetak sendiri sejumlah uang dinar emas dan
dirham perak. Hal ini dalam rangka melepaskan diri mereka dari mata uang kertas
yang terikat dolar dan mengembangkan mata uang sendiri, sebuah mata uang yang
memiliki nilai intrinsik.
Setiap negara memerlukan mata
uang sendiri, dan perubahan yang dilakukan Daulah Islam ke emas dinar akan
menjadi suatu ide yang brilian menghadapi pasar yang bergejolak saat ini. Situs
keuangan Quartz menulis, “Dinar emas memiliki sejarah mendalam pada masa Islam
yang telah berlangsung pada masa yang hampir dekat dengan zaman Muhammad
(Rasulullah shallā Llāhu ‘alaihi wasallam, pen.) itu sendiri. Dinar Islam
muncul pada tahun 696 M, yaitu ketika Dinasti Umayyah – berpusat di Damaskus –
menguasai wilayah dari Jazirah Iberia
(Andalusia , pen.) hingga Sungai Indus di Amerika
Selatan.”
Dan nilai emas melonjak. Pada
tahun 2006, saya memegang 1 kg emas yang harganya ketika itu sekitar $17.000.
Sayangnya, itu bukan punyaku; seorang diler emas meminjamkannya padaku untuk
sebuah artikel. Semua staf di dalam gedung mendengarnya dan mereka datang untuk
melihat-lihat keindahannya. Emas murni membuat orang bertindak agak aneh
semacam itu. Akan tetapi, jika saya mempunyai uang untuk membelinya, batang
emas itu akan berharga $60.000 pada hari ini.
Dengan melakukan perluasan wilayah
Khilafah, akan menjadi sesuatu yang tepat bila Daulah Islam memperkenalkan
dinar dan dirham mereka sendiri. Keduanya merupakan mata uang yang bisa
diterapkan dan berbentuk praktis yang kekuatan penggunaannya terletak pada
tangan pebisnis dan konsumen. Dinar emas merupakan salah satu mata uang paling
kuat di dunia. Dengan emas akan masuk akal dipergunakan di saat ada krisis
ekonomi bergerak cepat, sesuatu yang belum pernah terjadi dalam waktu yang
sangat lama.
Cengkeraman dolar AS terhadap
dunia terjadi semenjak perjanjian Bretton Woods pada tahun 1944 – ketika
mata-mata uang di dunia disandarkan pada dolar, yang pada gilirannya
disandarkan pada emas seharga $35 per ons – bertahan lama. Negara-negara di
dunia telah mengirim emas mereka kepada Amerika untuk diamankan selama Perang
Dunia ke-2 dan mereka mengumpulkan sekitar 20.000 ton emas. Selama tahun-tahun
peperangan yang merobek dunia, dolar menjadi aktiva cadangan global melalui
standar emas internasional yang diakui.
Amerika terus menggulirkan
uangnya. Akan tetapi, karena biaya pengeluaran berlebih, peperangan, dan
keserakahan membuat mereka pada tahun 1960-an mencetak uang lebih banyak
daripada jaminan emas. Diperkirakan
AS telah mengeluarkan $546 milyar
hanya selama Perang Dingin saja. Mereka mencetak uang seakan-akan sudah menjadi
mode, sehingga negara-negara di dunia menjadi nervous, mulai mengembalikan
dolar, dan meminta kembali emas mereka.
No comments:
Post a Comment