Manusia yang merdeka adalah
mereka yang memahami perasaan, keadaan, suasana dan akibat-akibat yang dialami
oleh golongan manusia lain, sama ada kelompoknya atau tidak, golongan kaya atau
miskin, muslim atau kafir. Mereka pula tidak mencerca, merendah-rendahkan dan
memaling-malingkan muka dari kaum muslimin. Mencari kesalahan-kesalahan dan
mengungkit-ungkit peristiwa yang lalu yang ia telah bertaubat nasuha atas
dosa-dosa yang dilakukannya terdahulu tanpa pengetahuan umum. Mengabdikan diri
mutlak kepada Allah s.w.t.
Tidak bersekongkol dengan
golongan dajal. Menyorok MH370. Berpakat dan berkomplot memburuk-burukkan kaum
muslimin dan memberikan sokongan-sokongan sama ada dalam bentuk simpati, dana
atau sokongan logistic dan tindakan. Itu bukan sifat golongan muslimin. Mereka adalah
sekutu-sekutu kuffar.
Hiduplah sebagai seorang merdeka
di bumi bertuah.
----------------------
By: Abu
Yusuf
Abu Yusuf untuk Al-Mustaqbal
Channel
Pada masa jihad Afghanistan ,
banyak kaum muslimin yang mengkritik dan
mencerca para mujahidin, membuka kekurangan dan aibnya. Yang point dari
perbuatan ini adalah untuk mencegah manusia bergabung dalam jamaah jihad
tersebut. Maka Syaikh Abdullah Azzam pun memberikan nasehat kepada mereka:
Datang seseorang –kalau tidak
salah– kepada Abdullah Ibnu Mubarak dan berkata: “Fulan melakukan begini dan begitu”.
Maka, Abdullah Ibnu Mubarak berkata:
“Wahai anak muda, adakah kamu pernah memerangi orang-orang Romawi?”.
“Tidak pernah” Jawabnya.
“Adakah kamu pernah memerangi orang-orang Turki?” lanjutnya.
“Tidak pernah”, Jawab orang tersebut.
Abdullah kembali menanya: “Adakah kamu pernah memerangi orang-orang
Dailam?”,
“Tidak pernah” Jawabnya.
Maka Abdullah Ibnu Mubarak
berkata:
“Kamu meninggalkan mereka semua, tetapi justru mencari-cari aurat
seorang muslim. Kamu memakan kehormatan dan dagingnya. Orang-orang Romawi
terbebas dari kejahatanmu, demikian orang-orang Turki dan orang-orang Dailam.
Apakah kamu tidak mendapatkan (musuh) kecuali pada orang muslim?”
Kita juga demikian….. Orang-orang
Rusia terbebas dari kebencian kita. Demikian pula orang-orang komunis, kaum Ba’ats,
kaum Nasionalis, dan penguasa-penguasa thaghut. Apakah kita tidak mendapati
kecuali bangsa Afghan, Mujahidin yang miskin, sebagai gunjingan kita? Kita
memohon kepada Allah, mudah-mudahan Dia berkenan mengampuni kita semua. Kita
memohon kepada Allah dalam keadaan apapun, supaya Dia tidak menjadikan kita
sebagai orang-orang yang suka mendengarkan perkataan buruk. Oleh kerana orang
yang suka mendengarkan perkataan buruk, ghibah dan fitnah, sementara ia tidak
tergerak untuk menolaknya, maka dia berdosa seperti berdosanya orang yang
mengatakannya.
Suatu ketika sekelompok kaum
pemabuk dihadapkan kepada Khalifah ‘Umar bin Abdul ‘Aziz untuk mendapatkan
hukuman. Bersama kaum pemabuk itu terdapat pula seorang yang berpuasa (tidak
ikut mabuk). Maka ‘Umar bin Abdul ‘Aziz memerintahkan: “Cambuklah ia delapan puluh kali deraan!”.
“Ia tidak mabuk, hanya ikut duduk bersama orang-orang yang mabuk itu”.
Kata mereka memberikan penjelasan.
‘Umar bin Abdul Aziz tetap tak
bergeming pada putusannya. Ia berkata:
“Cambuklah delapan puluh kali deraan, kerana ia sama seperti orang-orang yang
mabuk itu”.
Mengapa demikian?
“Dan sesungguhnya Allah telahpun menurunkan kepada kamu (perintahNya)
di dalam Kitab (Al-Quran), iaitu: apabila kamu mendengar ayat-ayat keterangan
Allah diingkari dan diejek-ejek (oleh kaum kafir dan munafik), maka janganlah
kamu duduk (bergaul) dengan mereka sehingga mereka masuk kepada memperkatakan
soal yang lain; kerana sesungguhnya (jika kamu melakukan yang demikian),
tentulah kamu sama seperti mereka. Sesungguhnya Allah akan menghimpunkan
sekalian orang manufik dan orang kafir di dalam neraka jahannam.” ( Al-Quran,
surah An Nisaa' ayat 140 )
Ya benar, orang yang ridha
terhadap suatu perbuatan sama dengan orang yang berbuat. Orang yang
mendengarkan ghibah sama dengan orang yang meng-ghibah, jika ia tidak mencegah
atau keluar (menghindar). Kamu harus membela kehormatan saudaramu. Lalu
bagaimana dengan bangsa yang mendapat serangan habis-habisan?! Demi Allah,
mereka diserang melalui jet-jet tempur, tank-tank, roket-roket dan peluru-peluru kendali…. Demi
Allah kepedihan yang hanya bisa ditanggungkan oleh sedikit manusia. Meski sudah
demikian keadaan mereka, tapi masih saja mereka tidak selamat dari cercaan
kalian….
Wahai saudaraku berjihadlah
engkau sebagaimana mereka berjihad. Beramallah engakau sebagaimana mereka
beramal. Dan bersabarlah engkau sebagaimana mereka bersabar. Setelah itu,
barulah engkau berhak melontarkan kritik. Mereka telah berjihad puluhan tahun
lamanya, sementara engkau baru berjihad selama sepuluh hari.
(Sumber: Tarbiyah Jihadiyah –
Syaikh Abdullah Azzam)
No comments:
Post a Comment