Twitter adalah salah satu
cabang-cabang media sosial yang popular ketika ini bagi menjelaskan
aktiviti-aktiviti pejuang-pejuang Daulah Islamiyah supaya dapat diketahui
aktiviti-aktivitinya oleh mereka-mereka yang dahagakan sumber-sumber berita
yang benar dari halaman-halaman maklumat tentang kesahihan berita daripada kalangan pencinta-pencinta pejuang-pejuang Daulah Islamiyah yang berada dilapangan.
Ia bukan suatu sumber berita yang
direka-reka, membina-bina cerita-cerita palsu untuk dilakun-lakunkan lalu
melencongkan kisah-kisah benarnya untuk diprihatinkan kepada episode-episod
kedajalan bagi menjelaskan kepada golongan dungu-dungu kerana Allah s.w.t.
menetapkan kedunguan kepada akal mereka sepanjang zaman dan hayat kehidupan.
Syaratnya, jika lambat bertaubat
kekallah ia.
Menjadi suatu kemestian kepada
naluri manusia ingin mencari perkara-perkara kebenaran dan menyingkirkan
kefasadan-kefasadan dalam diri dan perlakuan.
Jangan jadikan kedajalan dalam diri itu sama seperti kemulian-kemuliaan yang berada pada diri manusia-manusia yang ikhlas kepada Allah s.w.t.
Isyarat-isyarat tentang kebenaran
itu dinyatakan dalam analisis-analisis dan pencarian-pencarian maklumat oleh
golongan-golongan yang ingin mencari kebenaran tentang ketuhanan, kemanusian
dan keharmonian.
Oleh itu, jauhkan diri daripada sifat-sifat
mencari-cari ruang-ruang kesalahan kepada perkara-perkara kebenaran oleh
insan-insan kebenaran.
-------------------
Daulah Khilafah Miliki 46.000 Akun Twitter, Allahu Akbar!
By M. Fachry
Abu Nayla untuk Al-Mustaqbal
Channel
BROOKINGS INSTITUTION (Al-Mustaqbal Channel) – Daulah Khilafah
miliki 46.000 akun twitter. Demikian hasil penelitian bertajuk The ISIS Twitter
Sensus, ditulis oleh JM Berger dari Brookings Institution dan seorang ahli
teknologi, Jonathon Morgan. Di kuartal terakhir tahun 2014 setidaknya ada
46.000 akun Twitter yang beroperasi atas nama Daulah Khilafah, dan jumlah
sebenarnya bisa jauh lebih tinggi, ungkap laporan tersebut. Allahu Akbar!
Dikatakan pendukung utama Daulah
Khilafah umumnya berada di dalam wilayah yang dikuasai Daulah, yakni di Irak
dan Suriah.
Tiga-perempat dari mereka bercuit
dalam bahasa Arab dan sekitar satu per lima
menggunakan bahasa Inggris, dan mereka memiliki rata-rata 1.000 pengikut.
Daulah Khilafah telah menjadi
terkenal untuk aktivitas mereka di media sosial, khususnya Twitter, untuk
menyebarkan pesan.
“Kaum pejihad itu akan
memanfaatkan segala teknologi yang berguna untuk keuntungan mereka,” kata
Berger, tapi Daulah Khilafah “jauh lebih berhasil dibanding kelompok lain.”
Sebagian besar akun Daulah
Khilafah dibuat pada tahun 2014, menunjukkan terjadinya kenaikan sangat tajam,
padahal lebih dari 1.000 akun terkait Daulah Khilafah ditutup oleh Twitter di
bulan-bulan terakhir 2014.
Kontak Awal
Laporan itu memperkirakan akun
pro-Daulah Khilafah bisa mencapai 90.000 tetapi menyimpulkan bahwa perkiraan
jumlah “terbaik” adalah 46.000.
Bahkan jika angka yang diambil
adalah yang terendah, tetap saja jangkauan Daulah Khilafah akan mencapai
jutaan, kata Aaron Zelin, seorang ahli kelompok jihad, dan peneliti dari
Washington Institute.
Kendati, tambahnya, banyak juga
berbagai akun yang dipegang oleh satu orang, yang dilakukan untuk mengakali
kalau-kalau dilakukan penutupan akun.
Pesan-pesan Daulah Khilafah di
Twitter utamanya berisi tentang operasi militer, kegiatan organisasi, dan video
tentang kehidupan keseharian di bawah kekuasaan Daulah Khilafah.
Kemudian ada orang-orang yang tak
terkait langsung Daulah Khilafah, namun me-retweet pesan-pesan Daulah Khilafah.
Hal yang tak sering ditemukan
kata Aaron Zelin, adalah bukti perekrutan langsung pejihad.
“Rekrutmen tidak diungkap
terang-terangan di Twitter. Perekrutan sebagian besar terjadi lewat aplikasi
seperti Kik, WhatsApp dan Skype, yang bersifat lebih tertutup. Sedangkan yang
mereka lakukan secara terbuka di Twitter adalah untuk menarik minat
orang-orang.”
Twitter terkadang digunakan
sebagai sarana kontak awal antara orang yang radikal dan seorang yang bisa
merekrut mereka, kata Zelin, tapi percakapan akan sangat cepat berpindah ke pesan
langsung atau platform lainnya.
Kepala Pentagon yang baru, Ashton
Carter, menggarisbawahi ancaman teknologi-teknologi baru ini di tangan Daulah
Khilafah.
“Ini merupakan kelompok “teroris”
yang memanfaatkan media sosial dengan cara yang belum pernah kita lihat,”
katanya kepada para senator di Washington pekan ini.
“Orang-orang yang sangat jauh
dari medan
perang manapun, jauh dari pengalaman radikalisme apapun, tiba-tiba menjadi
tertarik melalui media sosial.”
Ribuan pejihad asing telah
bergabung di medan
perang Irak dan Suriah, sebagian besar datang dari negara-negara tetangga di
Timur Tengah. Namun banyak juga di antaranya keturunan imigran yang tinggal dan
bahkan merupakan warga negara-negara barat. Allahu Akbar!
Sumber : diolah dari Detik/BBC
Indonesia
No comments:
Post a Comment