Golongan dajal akan berusaha
mendapat keuntungan secara haram walaupun akan membunuh rakan sendiri, hatta
kepada keluarganya kerana wang, harta, keseronokan dan kehidupan. Mereka melakukan
modus operandi tersebut kerana beranggapan bahawa golongan dungu-dungu mudah dipulas
telinga mereka untuk dijadikan penampan-penampan kehidupan. Maka pada peringkat
permulaan, golongan dajal akan terhindar dari kematian kerana diasaknya golongan dungu-dungu berada
dibarisan hadapan sebagi bentang kehidupan masa hadapan.
Manakala golongan cerdik dari
kalangan umat yang merdeka akan berusaha, kaedah yang terbaik menyedarkan
golongan dungu-dungu supaya mereka tidak disentuh oleh sambaran api. Jika terbakar
tiada ampunan.
Masyarakat yang memiliki jati
diri untuk kemerdekaan dirinya; ia akan berfikir, menganalisis, dan mencambah
fikiran tentang bagaimana mungkin negara yang mengeluarkan wang kertas tidak
dilanda gelombang peningkatan hutang-hutang dan kemelesetan yang mendadak. Manakala
masyarakat yang berpaut dengan mentor import, budaya luar tergula-gula kerana bisikan-bisikan mengasyikkan. Terhibur perasaan.
Barangkali disebabkan oleh keterikatan
dengan mata wang yang dicetak oleh pihak lain, perkongsian perniagaan dan nilaian
wang yang ditentukan oleh pasaran dikawal oleh golongan dajal sedangkan khazanah
kekayaan dimiliki oleh diri sendiri. Harga barangan pula ditentukan oleh pemborong
bukan pasaran terbuka. Kerana pasaran itu dikawal oleh golongan dajal.
Jati diri merudum kerana sentuhan
dajal.
Akhirnya kemiskinan melanda diri
disebabkan ketidaktentuan penggurusan atau kebergantungan kehidupan kepada
golongan dajal yang membisik-bisikkan tentang kehidupan yang menjerat
tengkuk-tengkuk golongan dungu-dungu. Hiduplah sebagai manusia merdeka jangan
bertempelkan dengan istilah merdeka tetapi jiwa dibelit oleh dajal. Bangunlah dari tidur. Pejuang-pejuang Daulah Islamiyah mengingatkan golongan dungu-dungu. Ambil peringatan!
Dimanakah silapnya percaturan
tersebut?
-----------------------
Dinar Emas Islam Ataukah Dolar Kertas Amerika (Pilih Mana)?
By M. Fachry
Maktabah Al Himmah,
Daulah Islamiyyah, Departemen Riset Dan Fatwa mengeluarkan sebuah artikel
menarik dan penting berjudul Dinar Emas Islam Ataukah Dolar Kertas Amerika?.
Berikut terjemahan artikel tersebut yang di-alih bahasa-kan oleh Syekh Abu
Sulaiman Al-Arkhabiliy dan di edit oleh Tim Azzam Media. Semoga bermanfaat!
Segala puji bagi
Allah Dzat yang memuliakan orang yang mentaati-Nya, yang menghinakan orang yang
maksiat kepada-Nya. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi-Nya dan
orang pilihan-Nya, kepada keluarganya, para sahabatnya serta orang yang loyal
kepadanya. Wa Ba’du.
Sesungguhnya Allah
Ta’ala tatkala menciptakan alam yang besar ini, dan Dia membuat ciptaan-Nya
begitu indah dan begitu rapi. Allah subhanahu telah menjadikan kekuatan
tersembunyi di dalam sesuatu, keindahan tersembunyi di dalam sesuatu,
kenyamanan tersembunyi di dalam sesuatu, nilai tersembunyi di dalam sesuatu,
dan begitu seterusnya.
Dan di antara sesuatu
yang Allah jadikan di dalamnya nilai dan harga adalah emas dan perak. Allah
Ta’ala berfirman:
“Dijadikan terasa
indah dalam pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” [Ali ‘Imran 14]
Manusia telah
mengetahui nilai emas dan perak generasi demi generasi, sampai sebagian kaum
pelit dengannya dan sebagian kaum menyimpannya.
Allah Ta’ala
berfirman:
“Dan orang-orang yang
menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka
berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang
pedih.” [At Taubah 34]
Bahkan manusia itu di
dalam mayoritas niaga mereka dan keumuman penghidupan mereka tidaklah berjual
beli kecuali dengan emas dan perak, akan tetapi mereka mendapatkan beberapa
kesulitan di dalam bertransaksi dengan kedua logam mulia ini, maka mereka-pun
akhirnya membuat uang logam dari emas dan perak ini untuk memudahkan mereka di
dalam bertransaksi dan di dalam membawanya ke mana-mana.
Allah Ta’ala telah
menyebutkan Dinar Emas di dalam Kitab-Nya Yang Agung, di mana Dia berfirman:
“Dan di antara Ahli
kitab ada yang jika engkau percayakan kepadanya harta yang banyak, niscaya dia
mengembalikannya kepadamu. Tetapi ada (pula) di antara mereka yang jika engkau
percayakan kepadanya satu dinar, dia tidak mengembalikannya kepadamu, kecuali
jika engkau selalu menagihnya. Yang demikian itu disebabkan mereka mengatakan:
“tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang yang buta huruf.” Mereka
mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.” [Ali
‘Imran 75]
Ibnu Al Jauziy
rahimahullah berkata, “Adapun Dinar, maka saya telah membacakan di hadapan guru
kami Abu Mandhur Al Lughawiy, ia berkata: Dinar itu adalah bahasa Persia yang
diarabkan, dan asal katanya adalah Dinar (tanpa huruf ya, pent), dan ia itu
walaupun mu’arrab (bahasa asing yang diarabkan) namun bangsa arab tidak
mengetahui baginya nama selain Dinar, sehingga ia menjadi seperti ‘Arabiy (kata
asli bahasa arab), oleh sebab itu Allah ‘Azza wa Jalla telah menyebutkannya di
dalam Kitab-Nya, di karenakan Dia mengkhithabi mereka dengan bahasa yang mereka
kenal.” (Zadul Masir Fi ‘Ilmi At Tafsir)
Allah Subhanahu telah
menyebutkan Dirham Perak juga, di mana Dia berfirman dalam menghikayatkan kisah
Nabi Yusuf ‘Alaihissalam:
“Dan mereka menjualnya (Yusuf) dengan harga yang rendah, yaitu beberapa dirham saja, sebab mereka tidak tertarik kepadanya.” [Yusuf 20]
“Dan mereka menjualnya (Yusuf) dengan harga yang rendah, yaitu beberapa dirham saja, sebab mereka tidak tertarik kepadanya.” [Yusuf 20]
Sebagian Ahli Tafsir
berkata, “Darahim itu berposisi sebagai badal dari tsaman, sedangkan ia itu
adalah bentuk jamak dari Dirham, yaitu perak yang dicetak sebagai uang, dan ia
itu adalah di-arab-kan dari bahasa Persia .” (Tafsir At Tahrir wa At
Tanwir milik ibnu ‘Asyur)
Dan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam telah mengakui transaksi dengan dinar dan dirham walaupun ia
itu produk cetakan orang-orang kafir, ini bila nilainya ada padanya, di mana ia
adalah potongan-potongan emas atau perak yang memiliki ukuran tertentu. Dan
kitab-kitab As Sunnah sangat sarat dengan hadits-hadits yang berkaitan dengan
hal ini.
Dan begitu juga
keadaannya di masa Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq radliyallahu ‘anhu yang
menganggap cukup dengan apa yang sudah saling dikenal di antara manusia -dalam
kaitan transaksi dengan dinar dan dirham- dikarenakan beliau sibuk dengan
urusan yang lebih penting dan lebih utama.
Kemudian datanglah
khalifah yang diberi ilham Umar Ibnu Al Khaththab radliyallahu ‘anhu, maka
beliau mencetak dirham islamiy yang seukuran dengan dirham Persia setelah
menambahkan di dalamnya ungkapan-ungkapan semisal: (Al Hamdulillah) dan
(Muhammad Rasulullah) dan (La Ilaha Illallah Wahdah), dan itu terjadi pada
tahun 18 H.
Kemudian Khalifah
kaum muslimin Ustman Ibnu ‘Affan radliyallahu ‘anhu mencontoh Umar dan beliau
mencetak dirham setelah menambahkan di dalamnya takbir (Allahu Akbar), dan itu
pada tahun 42 H.
Kemudian Ash Shahabiy
Mu’awiyah ibnu Abi Sufyan radliyallahu ‘anhu mencetak dirham dan menggoreskan
namanya pada uang dirham itu, dan itu terjadi antara tahun 42-60 H.
Al Miqriziy telah
menuturkan bahwa dirham-dirham islamiy pertama itu sangat tebal lagi pendek,
sampai datanglah Ash Shahabiy Abdullah Ibnu Az Zubair radliyallahu ‘anhu pada
tahun 61 H dan beliau mencetak dirham-dirham yang bulat dan mengikir pada salah
satu mukanya ungkapan: (Muhammad Rasulullah) dan pada muka yang satunya lagi
ungkapan (Amarallahu Bil Wafa).(………..)
Dan tatkala khalifah
Banu Umayyah Abdul Malik Ibnu Marwan menjabat pada tahun 74 H maka ia mencetak
uang-uang islamiy khusus yang kosong sama sekali dari ukiran-ukiran,
lambang-lambang dan simbol-simbol Persia dan Romawi, dan Abdul Malik mengancam
setiap orang yang bertransaksi dengan selain uang-uang islamiy dengan sanksi.
Dan ia mengirim Sikkah (yaitu besi pencetak uang dinar dan dirham, atau ia itu
stempel besi untuk memberi stempel pada uang yang sudah beredar) ke seluruh
belahan Daulah Islamiyyah untuk digunakan dalam pencetakan uang, dan di salah
satu muka dinar atau dirham itu telah diukir ungkapan (Laa Ilaaha Illallaah
Wahdahu Laa Syariika Lah) dan pada muka yang lain ada ukiran Surat Al Ikhlash
lengkap:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ
الصَّمَدُ.
لَمْ
يَلِدْ
وَلَمْ
يُولَدْ.
وَلَمْ
يَكُنْ
لَهُ
كُفُوًا
أَحَدٌ
Dan di bingkai
luarnya ada ukiran firman Allah Ta’ala:
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ
بِالْهُدَىٰ
وَدِينِ
الْحَقِّ
لِيُظْهِرَهُ
عَلَى
الدِّينِ
كُلِّهِ
وَلَوْ
كَرِهَ
الْمُشْرِكُونَ
Dan di bingkai luar
muka yang lain ada ukiran tanggal pencetakan berbunyi:
(بسم
الله.
ضرب
هذا
الدينار
-أو
الدرهم-
في
سنة
كذا
وكذا)
(Bismillahirrahmanirrahim,
Dinar -atau Dirham- ini dicetak pada tahun sekian dan sekian).
Begitulah dunia
seluruhnya senantiasa terus bertransaksi dengan Dinar Emas dan Dirham Perak
yang dicetak, di mana Romawi memiliki percetakan sendiri dan Persia juga
memiliki percetakan sendiri serta kaum muslimin juga sepanjang masa memiliki
percetakan sendiri.
Sampai datanglah
penguasaan orang-orang Eropa dan Amerika terhadap dunia di zaman sekarang ini
dan mereka memaksa manusia untuk bertransaksi dengan menggunakan uang kertas
yang mewakili nilai simpanan emas dan perak dengan ketentuan bahwa emas dan
perak itu disimpan di tempat tertentu, dan mereka mengganti dunia dengan
uang-uang kertas yang kadang mereka menjatuhkan nilainya pada waktu tertentu!
Pada tahun 1390 H
(1971 M) dan pada manipulasi ekonomi, Amerika Serikat menetapkan pemisahan
keterikatan Dolar dengan Emas, dan setelahnya maka Bank Federal Amerika yang
merupakan milik yahudi mencetak uang dolar tanpa batasan keterkaitan dengan
emas!
Dan ini adalah
penipuan terbesar kepada negara-negara lain, di mana sewaktu-waktu nilai dolar
itu jatuh akibat peperangan Amerika yang kalah dengan kaum muslimin serta
karena penumpukkan hutang-hutangnya hari-demi hari, dan pada saat itu maka
semua orang yang tidak menggunakan emas dan perak dan malah bertransaksi dengan
uang-uang kertas akan mengalami kerugian!
Oleh sebab itu, maka
wajib atas kaum muslimin semuanya untuk meninggalkan transaksi dengan dolar dan
kembali lagi menggunakan emas dan perak dalam rangka ikut serta di dalam
menghancurkan kekuatan Pengusung Salib Amerika, ini pertama, dan keduanya supaya
mereka tidak mengalami kerugian yang pasti terjadi, sedangkan orang mu’min itu
adalah cerdik lagi cerdas.
Aku perintahkan
mereka dengan bahasa sindiran.
Namun mereka tidak
tersadar dengan nasehat itu kecuali keesokan harinya.
Jadi, alangkah
indahnya Daulah Islamiyyah itu pada hari ini memiliki mata uang khusus baginya,
sehingga tidak ada jasa atau jalan bagi pihak lain untuk mengendalikannya.
Para Ahli sejarah
telah menuturkan bahwa sebab yang mendorong khalifah Abdul Malik Ibnu Marwan
rahimahullah untuk meng-arab-kan mata uang pada tahun 74 H itu adalah tantangan
yang muncul dari Kaisar Romawi (Yustinianus II), di mana Abdul Malik telah
memerintahkan untuk merubah ungkapan orang-orang nasrani yang mana orang-orang
salibis menulisnya pada kertas-kertas Burdiy yang dikirim dari Bizantium ke
Mesir, dari ungkapan (Dengan Nama Bapak, Anak dan Ruhul Qudus) menjadi
ungkapan-ungkapan tauhid, maka raja Romawi menolaknya dan mengancam akan
menulis ungkapan-ungkapan yang menjelekkan Islam dan kaum muslimin pada dinar
Bizantium, di mana ancaman ini adalah hal yang mendorong Khalifah kaum muslimin
untuk mengumpulkan para pakar dalam masalah ini, maka mereka menyarankan
kepadanya untuk mencetak uang-uang arab yang dituliskan padanya syahadat tauhid
dan kerasulan Muhammad, dan meninggalkan transaksi dengan dinar Bizantium, maka
Abdul Malik ibnu Marwan menilai bagus saran mereka dan akhirnya memerintahkan
untuk mencetak uang sendiri.
Dan Daulah
Islamiyyah-pun mengantongi kemerdekaan materi dan kemenangan ekonomi, sebagaimana
di dalam hal ini terdapat jawaban yang telak terhadap tantangan Yustinianus
Salibi, karena pencetakan uang dengan gambar selain gambar Kaisar Romawi adalah
hal yang tidak seorangpun dari kepala negara-negara sebelum Abdul Malik berani
melakukannya. Sehingga tantangan terbaik adalah tantangan Abdul Malik Ibnu
Marwan kepada Anjing Romawi Yustinianus II.
Ya Allah,
tampakkanlah kejayaan Islam dan jayakanlah kaum muslimin.
Ya Allah, berikanlah
tamkin bagi Daulah Islam.
Dan taklukkanlah
baginya belahan-belahan timur dan barat bumi ini.
Dan limpahkanlah
shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad, juga kepada keluarga dan para
sahabatnya.
Sumber : Azzam Media
No comments:
Post a Comment