Segala puji hanya milik Allah Rabbul ‘Alamin, shalawat dan
salam semoga dilimpahkan kepada penutup para Nabi…
wa ba’du:
Dahulu terheran-heran saat membaca tulisan syaikhul Islam
Ibnu Taimiyyah rahimahullah prihal Negara Tattar dan fatwa pengkafiran
pasukannya dan orang-orang yang bergabung dengannya, dimana beliau menuturkan
bahwa di barisan Tattar itu terdapat banyak ‘ubbad (orang-orang yang mengaku
Islam yang rajin beribadah) dan fuqaha (para pakar fiqh Islam), padahal Tattar
ini memberlakukan Yasiq (undang-undang buatan Jenggis Khan yang disarikan dari
ajaran Islam, Yahudi, Nasrani dan buah pikirannya), dan mereka berkiprah dalam
mengokohkan kerajaan dan kedaulatan Jenggis Khan. <Silahkan rujuk majmu Al
fatawa juz 28>
Sesungguhnya nama ‘Tattar’ adalah bukan sebab pengkafiran
karena ia adalah sekedar nama bangsa, seperti nama Indonesia ,
malaysia ,
Jordania dan lain-lain. Begitu juga nama ‘Jenggis Khan’ tidak ada kaitan dengan
sebab pengkafiran, seperti nama Suharto, Saddam Husen dan lain-lain. Tapi sebab
pengkafiran di sana
adalah ideologi yang dianut atau hukum buatan yang diberlakukan olehnya atau
yang dibelanya, sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnu Katsir rahimahullah di
dalam Al Bidayah wan Nihayah: 13/119 prihal kekafiran orang yang memberlakukan
hukum buatan (Yasiq/Alyasa) berdasarkan ijma. Karena memberlakukan hukum buatan
atau membelanya adalah tindakan yang bertentangan dengan syahadat tauhid dan
membatalkannya serta sekaligus melenyapkan status keislamannya.
Dan rasa heran di atas itu lenyap saat melihat realita yang
terjadi di negeri ini dan negeri-negeri lainnya yang memberlakukan
undang-undang buatan, dimana banyak sekali para ‘ubbad dan para fuqaha yang
bergabung dalam sistim itu, baik dalam lembaga-lembaga pembuatan hukum
(legislatif) atau eksekutif atau yudikatif ataupun aparat penegak atau
pelindung hukum buatan dan sistimnya, bahkan tidak sedikit para ‘ubbad dan para
fuqahayang di luar sistem yang membela-bela sistem dan pemerintahan thaghut itu
dengan lisan dan tulisannya melebihi pembelaan para aparatnya, padahal tanpa
diminta dan tanpa dibayar…
Subhanallah…
Begitulah bahaya ilmu tanpa dibarengi pemahaman tauhid dan pengamalannya…
Itulah bencana para ahli ibadah dan ahli ilmu tanpa dibekali pondasi pokok ibadah dan ilmu yang paling penting yaitu tauhid (kufur kepada thaghut dan ibadah kepada Allah). Mereka menjadi sumber fitnah dalam dien ini dan biang penyesatan di tengah umat yang mengaku Islam. Merekalah generasi pelanjut Bul’am ibnu Ba’ura yang Allah ta’ala ibaratkan sebagai anjing di dalamsurat
Al A’raf: 175-177:
Begitulah bahaya ilmu tanpa dibarengi pemahaman tauhid dan pengamalannya…
Itulah bencana para ahli ibadah dan ahli ilmu tanpa dibekali pondasi pokok ibadah dan ilmu yang paling penting yaitu tauhid (kufur kepada thaghut dan ibadah kepada Allah). Mereka menjadi sumber fitnah dalam dien ini dan biang penyesatan di tengah umat yang mengaku Islam. Merekalah generasi pelanjut Bul’am ibnu Ba’ura yang Allah ta’ala ibaratkan sebagai anjing di dalam
“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami
berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian
dia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu lalu dia diikuti oleh setan (sampai
dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami
menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu,
tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah,
maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya
dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah
perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah
(kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir. Amat buruklah perumpamaan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah
mereka berbuat zalim.”
Allah ta’ala sesatkan mereka di atas dasar ilmu yang mereka
miliki, dimana mereka gunakan ilmunya untuk melanggengkan kekuasaan dan sistim
para thaghut, dan di sisi lain mereka gunakan kepalsuan ilmunya untuk memerangi
para muwahhidin dan mujahidin. Manhaj para muwahhidin dianggap sesat, tindakan
jihad mujahidin yang berdasarkan ijtihad syar’iy juga dipersalahkan, dan
apalagi tindakan keliru mereka dijadikannya sebagai bahan cemoohan yang
dijadikan bahan kesimpulan untuk mempersalahkan pokok Manhaj Mujahidin, seolah
Bul’amiyyin (para pelanjut Bul’am ibnu Baura) itu tidak pernah keliru dalam
ibadah mereka. Tapi di sisi lain kekafiran, kemusyrikan, kebejatan, kecabulan,
kerusakan dan pengrusakan para thaghut dan aparatnya tidak diusiknya… Kemana
para ‘ubbad dan fuqaha Tattar itu?
Pujilah dan agungkanlah Rabb-mu wahai muwahhid atas karunia
hidayah tauhid yang Dia berikan kepadamu! Seandainya Allah menghendaki tentu
kamu juga bisa seperti mereka… Jangan sia-siakan tauhidmu, ajaklah manusia
kepadanya dengan sabar dan akhlak yang mulia…
Semakin banyak kita mendengar ucapan Bul’amiyyin dalam
membela para thaghut dan menyesatkan manhaj tauhid dan jihad, maka kita semakin
bersyukur kepada Allah ta’ala atas karunia tauhid dan iman yang Allah ta’ala
berikan kepada kita….
sumber : https://millahibrahim.wordpress.com
No comments:
Post a Comment