Mengapa Daulah Khilafah Tidak
Melancarkan Perang Ke Israel ?
Oleh : Ustadz M Fachry
Pertanyaan di atas sering
dilontarkan bersamaan dengan pertanyaan kapan Daulah Khilafah membebaskan
Palestina atau Baitul Maqdis.
Syekh Abu Mush’ab Az-Zarqowiy
rahimahullah pernah mengatakan:
“Sesungguhnya kaum Muslimin tidak mungkin bisa mendapatkan kemenangan
dan mengalahkan orang-orang kafir harbi dari kalangan Yahudi (termasuk
pembebasan Al Quds, Palestina dan menggempur Israel) dan Nasrani, kecuali
setelah menghabisi orang-orang kafir terdekat dari kalangan para antek murtad
penguasa Arab yang menjadi satpam seluruh perbatasan Israel dan menjual agama
mereka untuk mendapatkan kekuasaan dengannya, terutama Rafidlah ( kafir syiah
yang menguasai Suriah, Lebanon, Iraq dan Iran juga selanjutnya murtaddin
penguasa Yordan, Mesir dan Jazirah ).
Sebagaimana sejarah telah memberikan pelajaran bagi kita bagaimana
Baitul Maqdis yang jatuh ke tangan salibis dengan bantuan Syiah Rafidlah
‘Ubaidiyyah ( dalam Perang Salib 1 di bawah komando Richard ) itu tidak bisa
direbut kembali kecuali oleh Shalahuddien. Padahal sesungguhnya Nuruddien
Mahmud itu adalah lebih dasyat terhadap salibis daripada Shalahuddien, namun
Allah Ta’ala mentaqdirkan kemenangan dan pembebasan Baitul Maqdis itu lewat
tangan Shalahuddien, tapi kapan?
Setelah memerangi Rafidlah Ubaidiyyah ( yang menjadi satpam
pemerintahan salib di Palestina layaknya para penguasa Arab sekarang )
bertahun-tahun dan setelah menghabisi negara mereka secara total serta
menjatuhkannya ( dinasti Mamalik Syiah Ubaidiah di Mesir ). Kemudian setelah
itu beliau fokus untuk memerangi salibis sampai mencapai kemenangan mutlak atas
mereka dan merebut kembali Baitul Maqdis yang telah bertahun-tahun berada dalam
genggaman mereka dengan sebab ulah Syiah Rafidlah Pengkhianat.
Ini adalah pelajaran yang penting sekali yang diberikan sejarah kepada
kita yang tidak boleh kita lupakan begitu saja. Kita tidak akan mendapatkan
kemenangan terhadap orang-orang kafir asli kecuali setelah memerangi
orang-orang kafir murtad sekaligus dengan orang-orang kafir asli.
Futuhat ( penaklukan-penaklukan ) yang terlaksana pada masa Khulafa
Rasyidin tidak lain adalah setelah membersihkan Jazirah Arab dari kaum murtaddin,
oleh sebab itulah orang yang paling dibenci Rafidlah adalah Shalahuddien, di
mana mereka tahan terhadap kematian tapi tidak tahan terhadap Shalahuddien!.” (
Hal Ataka Hadits Ar Rafidlah 3 dengan banyak perubahan ).
Strategi inilah yang kini
ditempuh oleh Daulah Khilafah untuk menggempur Israel, bukan dengan masuk
parlemen syirik ( sebagaimana Hamas ), atau perjuangan damai lewat majelis
dajjal PBB, ataupun perjuangan perang nasionalisme Pelestina dengan pengakuan
pembagian wilayah dengan Israel ( kecuali jihad defensif bagi penduduk ketika
diserang ). Karena Al-Quds hanya akan dibebaskan dengan pedang dan manhaj
shohih.
Hal ini sebagaimana harapan dan
tekad Amirul Mu’minin, Syekh Abu Umar Al-Baghdady rahimahullah :
“Adapun tentang peranan negara Islam di bumi dua sungai untuk
membebaskan Palestina, maka kami berharap kepada Allah, dan juga memohon
kepadaNya agar bisa seperti negara yang dipimpin oleh Nuruddin asy-Syahid.
Negara itu merupakan batu loncatan untuk mengembalikan ke al-Aqsha kepada pangkuan
ummat Islam. Kemudian muridnya, Shalahuddin sang Penakluk berhasil memasuki
Palestina di dalam perang Hitthin, sebagaimana al-Faruq Umar bin Khaththab
berhasil melakukan hal itu. Maka sesungguhnya kami pun berdo’a kepada Allah,
dan bercita-cita untuk menjadikan Negara Islam Iraq sebagai batu loncatan untuk
mengembalikan Palestina ke pangkuan ummat Islam.”
Dan juga harapan serta tekad
Daulah Khilafah pada saat ini yang termaktub dalam
majalah DABIQ Edisi 2:
“Adapun pembantaian yang terjadi di Gaza terhadap Muslim pria, wanita,
dan anak-anak, maka Daulah Islam akan melakukan segala usaha semaksimal mungkin
untuk terus menusuk setiap murtad yang berdiri sebagai hambatan jalan menuju
Palestina.
Bukan tabiat Daulah Islam untuk berbuat kosong, kata-kata kering,
kutukan dan belasungkawa munafik seperti para thaghut Arab yang dilakukan di
PBB dan Liga Arab.
Sebaliknya, tindakannya berbicara lebih keras dari kata-kata, dan hanya
masalah waktu dan kesabaran sebelum mencapai Palestina dan memerangi Yahudi
barbar dan membunuh mereka yang bersembunyi di balik pohon Gharqad.”
Wallahu a’lam bis showab
sumber : al-mustaqbal.net
No comments:
Post a Comment